Chapter 12

39K 2.8K 203
                                    

"Sa, lu diapain sama pak Kris sampe nangis kejer gitu?, mau saingan lu sama Nata anak gue" tanya Faas yang tak habis pikir Angkasa yang kekeh ingin menjadi semenya kini masih sesegukan sambil memeluk bantal.

"Gu gue juga gak tau, kenapa gue bisa nangis?" Jawab Angkasa yang membuat Faas menghela nafasnya berat.

"Lo dipukul sama pak Bara?" Tanya Faas yang langsung mendapat gelengan kecil dari Angkasa.

"Terus lo kenapa? Dihina? direndahin? diperkosa? atau lo diancem sama pak Bara?" Cerca Faas namun lagi lagi mendapat gelengan dari Angkasa.

"Terus lo diapain sama pak Bara sampe nangis kayak gini?" Kesal Faas karena Angkasa tak kunjung menjelaskan titik permasalahannya.

"Sabar Fa" sela Aldi kemudian pria manis itu tengkurap dan mendekatkan wajahnya pada Angkasa.
"Sa, kamu gak tau apa yang bikin kamu nangis?" Tanya Aldi lembut.

Angkasa menggangguk dan sesekali menyeka cairan ingus yang keluar dari hidungnya.

"Bisa cerita kronologinya gak? Nanti biar gue bantuin cari solusinya?" Ucap Aldi yang sepertinya paling waras diantara semua orang yang disana. "Lo sebenernya ada sesuatukan sama pak Bara? Lo gak usah bohongin kita, kita semua udah tau"

Angkasa menunduk malu, ia sudah ketahuan, jadi tidak ada yang perlu ditutup tutupinya lagi. Angkasa kemudian duduk bersandar pada headbed.

"Sebenarnya gue udah nikah sama pak Bara" jelas Angkasa, namun hal itu tidak menimbulkan reaksi apa apa untuk kedua sahabatnya itu.
"Kalian gak kaget?" Imbuh Angkasa.

Keduanya menggeleng kompak.

"Kalian udah tau?"kaget Angkasa.

Keduanya mengangguk kompak.

"Sejak kapan?" Binggung Angkasa.

"Udah lama. Dan semua itu gak penting. Yang terpenting sekarang, lo cerita, kenapa lo nangis? Pak Bara apain lo?" tanya Faas.

Angkasa sedikit ragu, tapi ia juga butuh melepaskan apa yang dirasakannya saat ini.
"Pak Bara mau nikah lagi"

"APA?" Kali ini baru membuat Faas dan Aldi kaget.

"Lo yakin Sa?" Tanya Faas memastikan.

Angkasa mengangguk.

"BEDEBAH ITU DOSEN, ANJING, DIMANA DIA SEKARANG, BIAR GUE POTONG KONT*LNYA" Faas langsung tersulut emosi, ia tau bagaimana rasanya dihianati, ia pernah mendapati Bima hampir bercinta dengan wanita bayaran, tapi Bara jauh lebih parah, dosen itu ingin menikah lagi. Sudah tidak bisa dimaafkan kalau ceritanya seperti itu. Masa Angkasa mau dimadu.

Sebagai sahabat, Faas tidak Rela. Faas mengambil vas kecil disampingnya dan ingin keluar mencari Bara.

"Fa, jangan gegabah dong, kita dengerin dulu penjelasan Angkasa" bujuk Aldi yang buru buru bangkit sambil memegangi lengan Faas.

"Gak bisa dong Al, masa lo terima temen kita dimadu, gila aja lo"

"Fa, kalo lo bikin ribut dinegara orang, yang ada lo berurusan sama hukum yang berlaku disini, kalo mau bales, mending pake cara lain tapi bukan kekerasan" bujuk Aldi sekali lagi, ia juga kesal sama seperti Faas, tapi menghajar Bara bukanlah solusi yang tepat.

Faas menarik nafasnya dalam dalam lalu kembali duduk dan meletakkan vasnya diatas naskas.

"Jadi Sa, lo nangis karna sakit hatikan" tanya Aldi yang langsung menohok hati Angkasa.

"Sakit hati?. Tapi gue gak suka sama pak Bara" jelas Angkasa.

Aldi menggengam jari lentik milik Angkasa dan tersenyum kecil didepan Angkasa. "Terus kenapa lo nangis?"

Angkasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang