Chapter 19

32.2K 2.8K 150
                                    

"Sa" panggil Abian.

Angkasa menoleh kebelakang lalu tatapan keduanya bertemu.

"....." keduanya terdiam, yang terdengar hanya gemercik air yang keluar dari shower diruangan sempit itu.

Terlintas wajah Bara yang tampak dimata Angkasa.

Tak sadar Abian tengah mengulurkan tangannya dan mengusap pipi berisi itu.

Kenapa rasanya seperti tangan besar Bara. Hal itu sampai membuatnya nyaman dan memejamkan mata. "Pak Bara" gumamnya lirih.

"Sa....."

"ANGKASA!" Panggil Abian.

Angkasa langsung tersadar, buru buru mengambil handuk lalu Abian mencegahnya.

"Lo mandi dulu, gue keluar ya" Abian keluar lalu menutup pintu kamar mandi, kedua tubuh remaja itu merosot namun dengan perasaan berbeda.

Angkasa yang mulai merindukan keberadaan Bara dan Abian yang harus menetralkan detak jantungnya karena ia hampir saja mencium bibir Angkasa.

Abian tidak mau kehilangan Angkasa hanya karna nafsu bodohnya. Bertahun tahun ia menahannya, ia harus mendapatkan hati Angkasa dengan cara perlahan.

Malam harinya, Angkasa tak bisa tidur, ia selalu terbangun dan terlelap sesaat. Hatinya bergemuruh tak tenang. Biasanya Bara memeluknya dari belakang saat ia tidur dan itu sangat membuatnya nyaman.

Berulang kali ia mengecek handphonenya, sudah terhitung 2 hari ini Bara tak menghubunginya lagi.

Ada perasana kesal kenapa Bara berhenti mengganggu hidupnya. Bukannya wajar kalau dirinya marah karena masalalu Bara yang sudah pernah menikah.

Bahkan hatinya masih saja sakit membayangkan Bara menghabiskan waktu bersama dengan Kai bertahun tahun.

Tak terasa air matanya keluar, ia merindukan Bara tapi dia juga benci Bara yang tidak pernah jujur dengannya dari awal.

"Pak Bara Babi" gumamnya lirih, namun ia malah terisak sampai  membangunkan Abian.

"Sa?" Binggung Abian. "Kamu kenapa?"

Angkasa menggeleng kecil.

".....kamu capek? Atau ada yang sakit?" Khawatir Abian.

"Gue cuma mimpi buruk" jawab Abian dengan wajah yang dibenamkan kedalam bantal.

Abian lalu menelusupkan lengan kirinya dibawah kepala Angkasa lalu tangan kanannya memeluk sambil mengusap perutnya.

Tak ada penolakan dari Angkasa, sentuhan Abian memang terasa sangat berbeda dengan sentuhan Bara, namun akhirnya ia bisa tidur nyenyak berkat itu.

Meski diliputi rasa penasaran, Abian tetap tersenyum dengan tingkah Angkasa yang selalu membuat hatinya semakin menyukainya.

"Selamat tidur baby" ucapnya lalu perlahan mencium belakang kepala Angkasa.

.

Setelah pulang dari liburan, Angkasa kembali pada rutinitasnya. Ia dengan ogah ogahan berjalan diarea kampus.

Sambil menguap Angkasa melihat kesekeliling dan tampak melihat Aldi dengan pria sangat cantik disisinya.

Dengan lari kecil Angkasa menghampiri keduanya.
"Woy Al" panggil Angkasa.

Mendengar itu Aldi menoleh kesisi kanannya dan melihat Angkasa sedang berlari kearahnya.

"Udah puas liburannya?"tanya Aldi.

Angkasa mengangguk.

"Itu siapa?" Tunjuk Angkasa pada pria cantik disisi Aldi.

"Itu siapa?" Tunjuk Angkasa pada pria cantik disisi Aldi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angkasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang