Chapter 16

33K 2.7K 284
                                    



Angkasa memilih menenangkan diri dan pulang ketempat Bara sekaligus membawakan baju ganti dan handphone Bara nantinya.

Hal itu reflek Angkasa lakukan  bahkan tanpa disuruh tubuhnya bergerak mengambil sekiranya apa saja yang dibutuhkan Bara dirumah sakit.

Tak ingin berlama lama sendirian Angkasa hanya mandi dan langsung kembali kerumah sakit.

.

Alih alih mendapati Bara istirahat, ia malah melihat Kai sedang mengantikan Bara baju pasien.

Suara pintu terbuka menghentikan aktivitas keduanya.

"Sa....." Bara buru buru menepis tangan Kai yang masih memegang ujung bajunya. "Masuk sini" pinta Bara.

"Jam besuk sepertinya sudah habis" ucap Kai.

"Kai cukup!"

"Tapi kau butuh istrahat Bar dan patuhi peraturan rumah sakit"

"Kai, aku tau kebijakan rumah sakit, aku sangat tau, tapi diwajibkannya satu orang wali, itu tidak menyalahi aturan bukan?"

"Tapi aku wali kamu, bukan anak ini, aku yang akan nerawat kamu disini, toh aku juga lebih tau apa yang kamu butuhkan karena aku juga dokter dirumah sakit ini"

"Kai, cukup!"

"KAU TIDAK PERLU MEMBENTAKKU BAR!"

"KAI!"

"KENAPA, KAU TAKUT ANAK ITU TAU MASA LALU KITA?"

"Keluar!"

Melihat keduanya bertengkar, Angkasa menjadi seperti pihak ketiga. Tak tahan dengan situasi yang memanas itu, Angkasa masuk dan meletakkan tas dinaskas lalu berniat pergi dari sana.

"Aku cuma mengambil keperluan pak Bara" selanya.

Melihat kesempatan Angkasa disampingnya, Bara dengan cepat memegang tangan Angkasa. "Sa?"

"Kau dengar sendirikan Bar, apa yang dikatakan anak ini"

"Kai, kumohon keluar, aku butuh bicara dengan Angkasa"

"Stop!" Bentak Angkasa lalu menatap Kai "dokter tau? Saya dengan pak Bara sudah menikah dan saya sudah 19 tahun, secara hukum saya sudah dewasa dan bisa menjadi wali keluarga saya. Jadi dokter bisa keluar sekarang atau pak Bara saya pindahkan kerumah sakit lain karna perlakuan dokter membuat kami tidak nyaman"

Mendengar itu Kai memilih keluar, karena jika itu terjadi, profesinya akan sedikit cacat. Namun sebelum benar benar keluar, Kai mengucakan kalimat yang sudah pasti akan mempengaruhi rumah tangga mereka.

"Oh ya.....Angkasa, saya dan Bara sudah pernah menikah selama 5 tahun" ucapnya lalu pergi.

Bara tidak mampu mencegahnya dan Angkasa membeku mendengar kalimat itu.

Bara yang tadinya lemas, seolah mendapat kekuatan dan langsung duduk menghadap Angkasa.

"Sa"

Angkasa menolak sentuhan Bara, jujur ia sangat syok mendengar itu. Jadi selama ini Bara sudah pernah menikah?

Kenapa dia tidak tau?

Kenapa Bara tidak pernah memberitahunya?

Kenapa ia tiba tiba merasa jijik dengan Bara?

"Sa, aku bisa jelasin sayang....."

"Maaf pak....." Angkasa meneguk ludahnya susah payah, dadanya sangat sakit sampai ia tidak bisa mengucapkan kata kata lagi untuk Bara.

Angkasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang