VOTE DULU GUYS 🌟🌟🌟
******
Sarah pada akhirnya mengajakku bertemu di sebuah kafe, Jakarta, pada pukul sepuluh pagi. Aku menemuinya seorang diri sesuai permintaan dia.
Aku tiba sepuluh menit lebih awal dan mendapati pesan Sarah agar memintaku naik ke lantai dua, dia sudah tiba lebih awal daripadaku. Lantai atas tidak terlalu ramai, nyaris sepi pengunjung. Aku menyapa wanita itu yang memang sudah sangat lama sekali tidak bertemu. Padahal aku mungkin tak segan mengajak Angelina untuk bertemu sama-sama bertiga, akan tetapi aku tidak tahu apa alasan Sarah sampai memintaku bertemu dengannya berdua saja.
Kami saling menyapa dan memeluk satu sama lain dan bertukar kabar. Memesan hidangan kecil sampai pesanan datang dan kami terus mengobrol kecil. Membahas sedikit tentang kesibukan kami saat aku di Korea, dan Sarah di Rusia.
Menyeruput kopi sama-sama. Dia memperhatikanku lama, aku sampai bertanya, "Kenapa?" tanyaku dengan tawa kecil.
"Mith." Wanita dengan rambut yang sekarang lebih pendek itu menyingkirkan kopinya sejenak. "Kalau aku minta satu permintaan dan ingin kamu menurutinya, apa kamu bersedia?"
"Tentu, kalau itu dengan alasan baik."
"Baik untuk posisi kita, Mith."
"Bagus kalau begitu. Permintaan apa?"
"Boleh tidak, kalau kali ini kamu mengobrol dengan seseorang yang sempat kamu benci orangnya."
Aku memiringkan kepala. "Hm?" Aku bertanya maksudnya.
"Apa kamu masih menghindari Riko?"
Aku seketika heran mengapa Sarah menyebut nama pria itu.
"Iya. Kenapa?" tanyaku.
"Kamu masih membenci dia?"
"Kenapa kamu bertanya tentang dia, Sarah?"
"Ini permintaanku, Mit. Aku ingin kamu dengan Riko benar-benar selesai."
"Maksudmu, gimana, aku sudah selesai dengannya dari sejak dulu."
"Kalau begitu buktikan."
"Hah?" Aku semakin mengernyitkan dahi.
Tiga detik selanjutnya Sarah berdiri dari posisi duduknya. Dia memandangku seraya kemudian bergeser ke luar kursi.
Aku masih berpikir sampai akhirnya pandanganku menemukan Riko di hadapanku. Tepatnya di kursi belakang Sarah. Pria dengan topi hitam tengah duduk memandang ke arahku.
Sesaat kami saling menatap satu sama lain. Pria yang sudah lebih dari satu tahun tidak aku lihat lagi sosoknya mendadak muncul di hadapanku.
Selanjutnya aku tidak mengerti dengan yang Sarah lakukan. Wanita itu berpindah posisi duduk ke meja di sebelahku, mungkin jaraknya sekitar tiga langkah kaki. Sementara Riko juga melakukan hal yang sama, bedanya dia malah duduk di hadapanku sekarang, menduduki kursi Sarah sebelumnya.
Dadaku bergerak mundur sekadar menjauhkan pandanganku darinya. Aku bingung ada apa dengan Sarah. Dia berlaga seolah mengabaikan kami dengan pura-pura memesan pesanan baru di mejanya lalu memainkan ponsel.
"Halo, Mith, apa kabar?"
Suara Riko mulai mengapaku berbarengan dengan pria itu melepas topi hitamnya.
Aku dengan tenang dan menjawab pria itu. "Baik. Kabarku sangat baik."
"Syukurlah."
Beberapa saat, saat aku hendak memanggil nama Sarah kembali namun pria di depanku lebih dulu memanggilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka [End]
RomanceKupikir, Riko adalah orang yang tepat untukku. Kami sudah menjalin hubungan hampir tiga tahun. Akan tetapi, waktu bukanlah penentu. Selama apa pun sebuah hubungan jika Tuhan berkata tidak maka aku tidak bisa mengelak. Semua bermula setelah satu kefa...