[32] Tigapuluh Dua : Pesan untuk Reza

1.2K 60 3
                                    

32.

"Ya Tuhan. Itu semua ... beneran?" ucap Angelina bertanya lantaran benar-benar kaget sekaligus tidak percaya dengan fakta baru dari suaminya Mitha. Tidak pernah mengira hal besar seperti ini bahkan Mitha baru diberi tahu. Dan wanita itu hanya mampu mengangguk sekali untuk meyakinkan Angelina dan Sarah.

"Tapi sebentar kamu jangan gegabah dulu, Mitha. Kamu perlu tahu dulu kenapa suami kamu melakukan itu," ujar Sarah.

"Nggak, Bep. Kali ini aku setuju sama Mitha. Wajar dong mau cepet-cepet pisah, toh, siapa yang mau dikecewain gitu aja dengan cara tiba-tiba suaminya udah punya anak, tanpa dikasih tahu sebelumnya? Itu namanya penipuan!" balas Angelina.

"Aku juga kaget, Ngel, dengernya. Tapi Mitha harus belajar buat bertahan dulu sebelum asal bertindak. Setidaknya, dia beri kesempatan untuk suaminya."

"Kok kamu bisa-bisanya bilang gitu? Hanya orang sabar yang mampu melakukan itu. Tapi maksud aku sekarang adalah ini kasusnya tentang penipuan, dibohongi soal hal besar, itu sakitnya, arghh, Bep ...," balas Angelina tak mau kalah.

"Kalian nggak perlu debat mengenai itu. Keputusan aku tetep bakalan minta cerai setelah tiga bulan ini. Yang menjadi masalah sekarang, aku cuma berpikir tentang gimana caranya buat Reza nggak salah paham. Dia marah sama aku. Aku harus gimana ...?" Mitha memegang kepalanya yang terasa pusing. Sementara itu, Angelina dan Sarah kini saling menatap. Pandangan keduanya begitu menelisik.

"Kan. Aneh!" ujar Sarah antusias.

Mitha mengernyitkan dahinya.

"Kamu sadar dengan kalimatmu sendiri nggak, sih?"

"Luar biasa, ya. Proses tumbuhnya cinta sudah menjalar di tubuh Mitha." Angelina berdecak kagum.

"Maksud kalian apa, ya?"

"Hemmmm ...." Sarah dan Angelina menggoda Mitha dengan tatapan mautnya. Mitha justru kebingungan sendiri. Menatap kedua sahabatnya bergantian, apa yang dipikirkan mereka?

"MITHA JATUH CINTA!" kompak Sarah dan Angelina berteriak.

Mitha melotot. "Apa?! Kalian jangan asal ngomong! Enak aja."

"Tapi buktinya masih khawatir sama masalahnya sendiri. Kamu takut suami kamu marah ke kamu, terus itu apa maksudnya, hm?" goda Angelina.

"Ha? Itu ... ya, aku ngerasa dia salah aja. Dia menuduh aku yang nggak-nggak padahal dia salah paham."

"Apa pedulimu? Katamu nanti mau minta cerai?" tanya Sarah.

"Iyah. Nanti aku sama Reza akan bercerai. Tapi setidaknya ... setidaknya dia nggak perlu salah paham kepadaku, kan? Soalnya--"

"APA?!" tanya Sarah dan Angelina kompak yang kemudian sukses membuat Mitha tertegun, merasa kalah telak karena mereka terus mendorong Mitha untuk berkata-kata. Sesaat kemudian ponselnya bergetar di dalam saku. Mitha merogoh ponsel lalu membaca sebuah pesan yang masuk.

"Kayaknya aku setuju deh Mitha harus bertahan dulu. Soalnya pertama Mitha sudah mencintai suaminya. Kedua, aku yakin ada alasan yang bikin suaminya baru memberitahu Mitha soal dia sudah memiliki anak. Lagipula ngelihat latar belakang dia anak orang kaya, punya perusahaan, kalau aku sih bodo amat deh mau ditipu suami tahu-tahu udah punya cucu juga yang terpenting hartanya bisa cukup sampai ke tujuh turunan. Hahaha. Terus tuh ya, suaminya marah mengetahui foto Mitha sama Riko, jelas berarti kalau suami Mitha adalah pria yang tulus mencintai Mitha!"

"Nah. Maka dari itu!" timpal Sarah.

"GAWAT!" teriak Mitha seketika.

"Apa, Bep, apa?"

Luka [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang