Chapter 2: Because I Love You

1.1K 103 44
                                    

Iluka Adira tau lebih dari siapa pun bila penyelamat hidupnya, Elio Evano Javier, adalah manusia paling berengsek yang pernah ada-setidaknya tidak ada kenalan Iluka yang bisa mengalahkan kebrengsekan Elio sampai detik ini.

Elio senang melihat penderitaan orang. Apalagi jika Elio sendiri yang menjadi sumber penderitaan, pemuda berlesung pipit itu akan jauh lebih senang. Elio juga suka mempermainkan seseorang. Baginya, berhasil mengelabui dan membodohi orang mempunyai kepuasan tersendiri.

Jangan lupakan sifat arogannya yang menganggap semua manusia tidak lebih dari sekadar hama pengganggu menambah kebrengsekan Elio.

Meski lagi-lagi hanya Iluka yang tau fakta ini. Pemuda itu terlampau pandai menutupi sisi jeleknya dengan topeng ramah-tamah yang membuat nyaris semua orang menyenanginya.

Bukankah ini terasa menyebalkan?

Selain itu, Iluka sadar bila dirinya merupakan salah satu dari banyaknya korban Elio. Bahkan mungkin Iluka adalah 'boneka' yang paling Elio senangi.

Bukannya terlalu percaya diri, tapi Si Berengsek itu terlalu sering mempermainkannya dibanding 'boneka-boneka' lain.

Membuat kekaguman yang Iluka miliki sedikit demi sedikit berubah menjadi kebencian. Walau pada akhirnya tidak ada yang bisa Iluka lakukan selain menerima semua perlakuan Elio.

Iluka tidak berdaya di hadapan pemuda itu. Iluka sadar. Dan dia membenci itu. Iluka ingin sekali membalas perlakuan Elio, tapi lagi-lagi Iluka diingatkan dengan fakta bahwa Elio-lah yang menolongnya dulu.

Ternyata memiliki hutang budi sangat berat, ya? Apalagi yang Iluka miliki adalah hutang nyawa yang sampai kapan pun tidak akan bisa ia balas.

Iluka melempar pandang ke luar jendela. Menatap deretan gedung pencakar langit yang ada di sepanjang jalan. Menghela napas panjang, lantas bergumam, "Di mana ada lo, dunia gue rasanya berubah jadi neraka."

Elio yang sedang tiduran di jok belakang mobil dan menjadikan paha Iluka sebagai bantalan menyahut, "Makasih."

"Itu bukan pujian, bego!" bentak Iluka seraya menggeplak kepala Elio.

Pemuda ini ... bukankah dia sangat aneh? Manusia normal pasti tersinggung jika mendengar gumaman Iluka. Berbeda dengan Elio yang malah tersenyum seakan mendengar pujian paling membanggakan.

"Menurut gue itu pujian." Elio menarik-narik rambut panjang Iluka yang menjuntai ke bawah seraya berpikir 'keseruan' apa yang akan terjadi di sekolah barunya nanti. "Soalnya bikin lo menderita merupakan pencapaian terbesar gue."

Elio senang melihat wajah penuh seri Iluka. Namun, ia lebih senang melihat ekspresi terluka Iluka. Wajahnya yang menderita sangatlah candu. Membuat jantungnya berdebar cepat dan membuat Elio jatuh hati lebih dalam.

Sayangnya, Iluka jarang menampilkan sisi rapuhnya. Bahkan setelah tujuh tahun tinggal dalam satu atap yang sama, Iluka tidak pernah memperlihatkan ekspresi kesakitan barang sekali pun.

Bukankah Kucing Kecilnya sungguh kuat?

Membuat Elio semakin berambisi untuk menghancurkan saja.

"Di sekolah jangan sok kenal dan nempel-nempel sama gue! Jaga jarak minimal sepu-ah, enggak! Dua puluh meter. Lo harus jaga jarak dua puluh meter!"

Elio mendudukkan tubuh. Tampak tidak setuju dengan permintaan Iluka. "Lo tau gue gak bisa jauh dari lo."

Iluka tau, tapi ia tetap akan mencoba untuk menyingkirkan Elio dari sisinya. Ia ingin menyelamatkan kehidupan sekolahnya. Jangan sampai Elio menghancurkan segalanya seperti di sekolah dulu.

Elio's Obsession [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang