Maya resmi menjadi istri Jefran dan bertekad untuk membayar semua karma buruk dikehidupan sebelumnya.
Namun, kejanggalan pesona penuh misteri di kehidupan sekarang dan sosok Jefran yang tertutup membuat Maya penasaran untuk menguak perlahan identit...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Katanya, cinta itu buta.
Padahal tidak memiliki mata.
Sejatinya yang ia miliki hanyalah telinga.
Untuk mendengar semua omong kosong belaka.
Semoga, ucapanmu bermakna.
Sebab aku cinta.
-🦢-
Suatu malam pada sebuah acara megah. Dalam balutan gaun berwarna biru beserta sepatu kaca yang melengkapi, seorang gadis cantik nan anggun dipertemukan oleh sosok pangeran tampan lalu singkat cerita mereka jatuh cinta kemudian bahagia selamanya.
Charles Perrault menuliskan kisah Cinderella yang melegenda tersebut. Dongeng klasik itu tercipta dari kisah-kisah Cenerentola yang ditulis kembali. Oleh karena itu, Sasmaya Anindyawati—Maya hanya percaya satu hal: tidak ada secuil kisah manusia di dunia ini yang sempurna meski terlihat baik-baik saja.
Andai kata Maya menjadi Cinderella yang lain, ia langsung pesimis dan berani bertaruh. Pasti akan mengemban peran dari salah satu tokoh putri diantara kisah Cenerentola nan suram sebab begitulah kenyataan. Bukan karena sepatu kaca yang tertinggal sebelah, melainkan hatinya yang terbelah.
-🦢-
"Bercerai, Sasmaya. Kita jalani hidup masing-masing." Lalu menjadi asing—Jefran berpikir demikian. Suaranya tak gentar, penuh ketegasan.
Sedangkan Maya hanya bergeming. Bibirnya terkatup rapat diterpa dinginnya kalimat barusan. Seketika ia pun takut, bila tidak dapat mengontrol rapalan sihir yang bisa dalam sekejap membinasakan hubungan keduanya. Selamanya.
Lantas, akankah sang pangeran benar-benar menceraikan Cinderella?
