Maya dan Ayu berbincang sebentar pada warung makan pinggir jalan yang mengusung konsep prasmanan.
"Maaf banget, May, tadi tuh aku abis meet and greet dadakan sama subscriber-ku yang tinggal di Jogja. Terus ada yang bawa anak, anaknya aktif banget. HP-ku sempet dimainin sama dia, ya itu tadi mungkin nge-reject semua telponmu." Ayu meringis memperlihatkan sederetan gigi. "Tapi tadi seru banget ada sekitar lima belasan orang yang dateng."
"Oalah jadi semuanya serba dadakan banget?" tanya Maya kemudian menyeruput es teh.
Ayu mengangguk antusias. "Dan tau nggak apa yang buat aku excited?" Ia menaik turunkan alis sambil memperlihatkan sebuah e-mail masuk juga isi pesan langsung yang mengajak Ayu untuk berkolaborasi. "Aku diajak collab sama Just'mine!"
Maya sontak terbatuk-batuk sembari meletakkan gelas minuman. "Just—apa?"
"Just'mine. Ituloh, peramal viral yang punya enam belas juta subscriber!" Ayu menggulir gawainya untuk mencari channel youtube milik Just'mine. Wanita itu memakai topeng menutupi setengah wajah, menonjolkan sisi misterius. "Nih. Aduh, aku nggak sabar ketemu beliau."
Angger. Maya dengan ragu bertanya, "Kapan ... collab-nya, Yu?"
"Hari ini," tanggap Ayu dengan wajah berseri, tetapi senyuman itu tak berlangsung lama. "Kenapa, May? Wajahmu kok gitu?"
"Lo nggak merasa aneh tiba-tiba diajak collab sama dia? Itu e-mail boongan kali dari akun yang ngaku-ngaku Just'mine."
"Nggak, kok. Aku udah ngobrol sama beliau lewat gmeet, orangnya beneran Just'mine." Ayu terlihat penasaran. "Memangnya kenapa sih, May?"
"Hari ini janjian di mana?" cecar Maya.
"Umm, di restoran favoritnya ... sebentar, aku lupa namanya—"
"Jasmine Sky Restaurant?"
Ayu mengerjap kala menyamakan nama restoran yang dimaksud pada layar gawai.
"Kok kamu tau, May?"
Tidak bisa. Maya harus melakukan sesuatu.
"Eh, mau ke mana, May? Aduduh ...."
Maya menarik sahabatnya sambil mencoba memesan mobil daring agar lekas bergegas ke rumah—satu-satunya tempat yang aman.
"Lo nggak apa-apa 'kan? Ngerasa pusing atau apa gitu?" Maya memperhatikan Ayu dari atas sampai bawah, memastikan bila sang sahabat dalam keadaan sehat.
"Aku nggakpapa kok, May." Ayu dibuat bingung dengan sikap Maya.
Maya masih memperhatikan Ayu dengan cermat. Kedua matanya menyipit.
"Ini lebam apa?" Maya menunjuk leher Ayu, kemudian lengan kanan bawah dan punggung tangan.
"Eh? Lho? Kok lebam ya?" Ayu mengerjap kebingungan sebab beberapa jam belakangan lebam itu tidak ada di sana.
"Yu, kita harus pulang ke rumah gue."
"Tapi May, janjiannya tinggal setengah jam lagi. Aku nggak bisa ke rumahmu dulu. Memangnya kenapa sih, kamu keliatan panik banget gini."
"Bakal gue jelasin nanti di rumah."
Ayu masih bersikeras dengan pilihannya sebab merasa tidak enak bila mengingkari janji. "Nggak, May. Dia itu youtuber besar. Aku nggak mau dicap nggak profesional. Gini deh, temenin aku ke restoran buat nitip salam ke pegawai di sana. Seengganya buat bukti aku udah ke sana tapi ada masalah urgent jadi diundur."
"Kan kamu bisa kabarin lewat chat aja, Yu? Dia harusnya bisa ngerti."
"Kalau gitu kamu duluan aja ke rumah, nanti tinggal shareloc alamatmu. Aku tetep mau ke restoran dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
(My)sterious Husband
RomanceMaya resmi menjadi istri Jefran dan bertekad untuk membayar semua karma buruk dikehidupan sebelumnya. Namun, kejanggalan pesona penuh misteri di kehidupan sekarang dan sosok Jefran yang tertutup membuat Maya penasaran untuk menguak perlahan identit...