Commitment 7 : Hapus

713 104 8
                                    

Story by : HinataLight8

Rate : M

Genre: Hurt, Family, Healing, Friendship & Romance.

Diclaimer: All Characters of Naruto is belongs to Masashi Kishimoto.

This story is mine.

Warning: All Typo(s), Out Of Chara, If you dislike this story, please turn back with peace. No flames with barbarian's words, Be Nice for critic, Typo and others. Thank you.


_________________________________________



--****--


-"Benar.. Sakura masih ada didalam hatiku, tapi aku mulai menyukaimu Hinata. Mari kita berjuang bersama, Hinata"-

Ckk... berjuang bersama!

Kalimat yang masih Hinata ingat dengan jelas, sekarang terdengar sangat menggelikan di telinganya.
.

.

.

Hari ini adalah sesi konseling kedua yang Hinata lakukan bersama dengan Sai. Sebelumnya disesi konseling pertama Sai menyuruhnya menikmati masa tenang dengan berekreasi ketempat wisata disekitar Sapporo.

Menurut dokter muda yang juga sepupunya itu alam mampu menenangkan jiwa manusia. Sai mengatakan alam mengajarkan makna ditiap kehidupan.

"Hinata, lihat awan yang bergerak di langit. Ingatan itu tak ayal serupa dengan awan dimana memori, pikiran, perasaan semuanya akan muncul kemudian lenyap."

Tepat.. semuanya muncul kemudian leyap. Saat ini Ia hanya perlu menjalani sebuah proses.

Diteras samping villa terdapat taman kecil yang indah, disuguhi hidangan seteko dan dua gelas teh hangat beserta dua piring kudapan. Sesi konseling terasa seperti obrolan ringan yang ditemani kehangatan mentari pagi.

"Bagaimana rasanya?" Sai memulai sesi konselingnya.

"Entahlah, mungkin karna malam itu semua rasa sudah melebur jadi satu."

"Aku melihat semuanya dengan sempurna, terlebih padanya. meletakkan cermin kepercayaan, menitipkan hatiku, menciptakan dunia kecil untuknya. Terdengar klise bukan ?"

"Disini terasa sakit, dia memberikan harapan dan kesia-siaan." Hinata meremas erat dada sebelah kirinya.

"Terkadang aku berharap kenangan ini ditulis dengan pensil, sehingga aku bisa menghapus dan menulisnya kembali dengan alur yang berbeda."

"Apa kau membencinya ?"

"Malam itu... iya." Hinata menjeda.

"Sampai aku terjaga pagi harinya dirumah sakit setelah melakukan kebodohan terbesar dalam hidupku. Ada yang harus aku lepaskan dan itu membuat perasaaanku lega."

"Gadis pintar." Sebagai psikiater, tentu Sai mampu mengenali kejujuran dan kesungguhan dari perkataan Hinata, tapi satu hal itu masih tertanam di hati sepupunya.

"Apa kau masih mencintainya ?"

Hinata terdiam, Ia menunduk kemudian mengeleng.

Sai tau hanya satu hal ini yang perlu dijadikan focusnya. "Kau ingat Yuki ?"

"Yuki ?"

"Hm.. Haneda Yuki, gadis yang menjadi sahabat pertamamu dikelas tiga Kozoki Junior High School, saat kau bersekolah bersamaku di Sapporo."

COMMITMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang