Commitment 26 : Dia, Semakin menjengkelkan.

651 78 21
                                    

Story by : HinataLight8

Rate : M

Genre: Hurt, Family, Healing, Friendship & Romance.

Diclaimer: All Characters of Naruto is belongs to Masashi Kishimoto.

This story is mine.

Warning: All Typo(s), Out Of Chara, If you dislike this story, please turn back with peace. No flames with barbarian's words, Be Nice for critic, Typo and others. Thank you.


_________________________________________


---***---

"Apa perbedaan menyukai dan mencintai ?
-- Sang Budha menjawab, Jika menyukai bunga, Anda akan memetiknya. Jika mencintai bunga, Anda akan menyiraminya tiap hari."

.

.

Rintik hujan yang mewarnai suasa sore telah berganti menjadi hujan deras sesaat Hinata memasuki sebuah caffe tempat temu janji dengan Otsutsuki Toneri, Pria yang melamarnya.

Jam yang menempel didinding menunjukkan pukul lima lewat delapan menit, derasnya air yang turun dari awan mendung tidak mengurangi keramaian dicaffe.

Para pelayan hilir mudik melayani dan mengatarkan pesanan, aroma biji kopi robusta yang digiling dipadu dengan aroma roti yang baru saja dipanggang menguar menemani para pengunjung disuasa hujan sore ini.

"Terimakasih."

Toneri memberikn saputangan, gadis itu sedikit kebasahan di bagian bahu karna terkena hujan sesaat turun dari taksi.

Hinata memang menolak tawaran darinya untuk dijemput dari Asrama, entah apa alasannya Ia menghormati keinginan gadis manis itu.

Sejenak hening menyelimuti, hanya derai air hujan yang terdengar menjadi alunan latar musik menemani keduanya.

Hinata menatap lekat Toneri, pria itu berselisih usia lebih lima tahun darinya. Awal perkenalan mereka, Hinata memang melihat sisi kedewasaan pada diri Otsutsuki Toneri. Pria itu penyayang dan bertanggungjawab.

Meskipun menjalani hidup tanpa kedua orangtua, Toneri mampu bertahan dan merawat Sarra dengan baik. Sungguh, Hinata menaruh rasa hormat yang tinggi pada pria itu.

"Toneri-san, apa lamaran itu benar ?"

Toneri yang tengah menatap kearah luar jendela mengamati suasa hujan, lantas mengalihkan pandangan kearah gadis yang mulai menguasai hatinya. "Ya itu benar."

"Kita bahkan tidak dapat disebut sebagai teman, kita tidak saling mengenal apalagi saling mencintai. Jadi, bagaimana bisa lamaran itu--?"

"Benar, saat ini kita belum saling mengenal dengan baik apa lagi saling mencintai. Tapi Hinata, apa kau tidak menyadari apa yang ada didalam dirimu ?"

"Maksud Toneri-san ?"

"Kau memiliki segalanya, tidak sulit bagi pria manapun untuk jatuh cinta padamu, dan aku rasa hal itu pun berlaku padaku."

Wajah Hinata merona pekat, pujian pria itu terlalu berlebihan. Namun sedetik berselang kesadaran seakan menamparnya, justru kenyataan teramat pahit.

Hinata adalah wanita yang begitu tidak dicintai hingga ditinggalkan oleh pria yang pernah dicintainya dengan segenap jiwa tepat dialtar dihari pernikahan.

"Aku adalah pria yang berorientasi kedepan Hinata. Aku bukanlah pria yang sekedar mencari cinta untuk memulai suatu hubungan, terlalu banyak yang harus aku pertimbangkan."

COMMITMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang