Commitment 10 : Fase

610 91 19
                                    

Story by : HinataLight8

Rate : M

Genre: Hurt, Family, Healing, Friendship & Romance.

Diclaimer: All Characters of Naruto is belongs to Masashi Kishimoto.

This story is mine.

Warning: All Typo(s), Out Of Chara, If you dislike this story, please turn back with peace. No flames with barbarian's words, Be Nice for critic, Typo and others. Thank you.


_________________________________________



---****---


"Menyenangkan bukan ?"

Pria yang duduk dikursi itu pun berdiri, kemudian berjalan dan menatap keseluruh penjuru ruangan, tatapan dari lirikkannya terlihat penuh dengan misteri.

Sai masih belum menjawab pertanyaan Kabuto. Ia menatap ruangan kerja barunya, onixnya kemudian beralih pada plakat nama dimeja bertuliskan 'dr.Shimura Sai S.pKJ M.Psi'.

"Menurutmu ?"

"Entahlah, hanya kau yang tau."

Kedua dokter beda spesialisasi itu hanya bergeming dengan pikirannya masing-masing, menanti waktu rapat laporan tahunan tenaga medis sekaligus pengenalan Sai selaku dokter baru di rumah sakit Senju sembari menyesap secangkir ekpresso ditangan.

.

.

.

Kabuto POV.

Aku Lahir dari keluarga dengan kepincangan emosi dan ekonomi. Ayahku hanyalah seorang penggarap kebun teh sedangkan Ibuku adalah wanita penikmat kehidupan malam.

Pertama kali kuingat 'terluka secara fisik' mungkin usiaku sekitar enam atau tujuh tahun, ayahku menemukan wanita yang dicintainya tidur bersama pria lain diperaduan mereka.

Dan entah mengapa lelaki bodoh itu hanya menghajar diriku tanpa ampun, bukankah seharusnya si bodoh membunuh wanita itu ?

Ohh sial, aku hampir lupa bahwa aku adalah anak dari wanita jalang dan sudah sepantasnya kemarahannya terlampiaskan pada bocah sepertiku.

Kejadian itu terus berulang lagi, lagi dan lagi, aku bahkan sudah mengangap hantaman itu sebagai suatu kebiasaan.

Kali kedua aku ingat 'kembali disakiti' saat usia remaja, ayah hanya diam menatap kearah langit-langit rumah ketika jalang itu, ibu kandungku menjualku demi sebungkus kecil bubuk putih kepada lelaki berbadan tambun yang tidak tertarik dengan lubang kehangatan wanita.

"Tuhan, masih adakah yang lebih parah dari ini, seorang Ibu yang menjual anaknya sendiri ?"

Malam kegelapan yang nyaris merenggut seluruh hidupku, tak hilang akal aku nekat terjun dari mobil yang berlaju kencang, melompati pembatas jalan dan berlari ke semak-semak.

Dengan sekujur tubuh penuh luka tanpa tau arah aku berakhir dipondokkan kecil keesokkan harinya.

Entah datang dari mana kelembutan pagi itu, memoles sekujur lukaku dengan kain putih berserat. Perlahan membuka mata, kudapati seulas senyum hangat dari gadis remaja bermanik kecubung terindah yang pernah kulihat.

"Apakah kakak baik-baik saja ?"

"Dimana aku ?" Dengan rasa sakit di sekujur tubuh, aku perlahan bangkit duduk mencoba mengingat bersamaan kepala yang berdeyut hebat.

COMMITMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang