Siapa dia?

169 47 1
                                    

Setelah semalam nangis-nangis Naya sudah memasang wajah cerianya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah semalam nangis-nangis Naya sudah memasang wajah cerianya kembali. Ia tak mau Vani dan Bella tau kalau ia habis nangis, yah walaupun matanya agak bengkak semoga aja mereka ngga nyadar.

Pagi ini mereka sedang sarapan bersama orang tua Naya dan adiknya Bila. Setelah ini rencananya mereka akan pergi jalan-jalan. Naya pun meminta izin sama orang tuanya.

"Pak, Bu aku mau izin pergi sama temen-temen setelah ini."

"Bukk aku mau ikut kak Naya, boleh ya Bu" rengkek Bila.

Naya yang melihat adiknya merengek minta ikut langsung memelototi Bila,
"Enak aja ngga, ngga ada ya lu ikut ikutan" pekik Naya.

"Hhh mbok ya biar ikut adiknya, kasian mungkin Bila bosan di rumah, lagian dia nggak akan ganggu kamu kan,"  jawab ibunya.

"Benar tuh kata ibu, aku nggak bakal ganggu mbak kok tenang aja."

"Bohong! Nanti kalau disana pasti ngerengek minta ini itu, aku nggak mau ya. Pokoknya lu nggak boleh ikut."

Teman-temannya hanya menonton perdebatan keluarga Naya. Mereka baru tahu kalau orang tua Naya seperti itu, ibu dan bapaknya seperti membedakan Naya dan adiknya.

Kecuali Dara, dia sudah biasa melihat perdebatan seperti itu. Dia sudah hafal kalau orang tua Naya selalu saja memanjakan Bila, sedangkan Naya mereka seperti tidak peduli. Ini sebabnya dia merasa berat untuk meninggalkan Naya sendirian disini. Kalau bisa dia akan membawa Naya sekalian ke Depok, agar Naya bebas dari tekanan orang tuanya.

"IBU LIAT MBAK NAYA! Masa aku nggak dibolehin ikut si," adu bila pada bapak dan ibu sambil memasang wajah yang menyedihkan

"Nayaa, udah lah biarin adikmu ikut daripada nangis kaya gini, emang kamu nggak kasian?"

"Adiknya cuman mau ikut aja ngga boleh, jadi kakak itu harus siap di ikutin adiknya. Namanya adik ya selalu ikut kakak nya," imbuh bapak.

"Buat apa kasian sama Bila, selama ini juga ngga ada tu yang kasian sama aku. Coba bapak ibu ingat waktu aku sakit, aku tetap disuruh ngerjain kerjaan rumah, sedangkan Bila cuma santai-santai di kamar nya. Bapak sama ibu ngga ada rasa kasian sedikit pun sama aku. Boro-boro diajak berobat, aku mau istirahat aja ngga dibolehin," keluh Naya.

Orang tuanya pun terdiam, memang benar saat Naya sedang sakit waktu itu mereka tetap menyuruhnya untuk beberes rumah, Naya tak diizinkan untuk beristirahat sehari saja. Berbeda saat Bila sakit, mereka langsung membawanya berobat, bahkan dia disuruh istirahat total sampai sembuh. Sangat pilih kasih sekali bukan, akan tetapi bapak yang tidak terima dengan ucapan Naya akhirnya berkata,

"Kalau Bila ngga boleh ikut, ngga usah pake motor, terserah mau jalan kaki kek bapak ngga peduli. Itu motor bapak yang beli, jadi Bapak ngga izinin kamu kalau cuman buat pergi main."

Dara yang sudah kasian liat sahabatnya diperlakukan seperti itu oleh orang tua nya pun menyela.

"Tenang aja om, Naya main nya ngga pake motor om kok. Nanti kita bakal boncengan berdua," sela Dara.

Virtual Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang