Siuman

73 8 0
                                    

Satu hari telah berlalu sejak pemakaman Naya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hari telah berlalu sejak pemakaman Naya. Para sahabatnya juga telah pulang ke kota masing-masing karena akan masuk kuliah. Begitu pula teman-teman Arka yang sudah balik lagi ke Depok.

Mereka bergantian menjaga Arka di rumah sakit setelah pulang sekolah. Hari ini Reza pulang terlebih dahulu daripada kedua temannya, karena kelasnya sudah selesai. Pulang dari sekolah Reza langsung ke rumah sakit guna menjaga Arka.

Didalam ruangan rawat, dia memandang temannya yang masih saja betah menutup mata. Sudah dua hari semenjak operasi dilakukan, tetapi sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda bahwa Arka siuman.

Karena merasa capek dan mengantuk, Reza akhirnya tertidur dikursi penunggu pasien. Tak terasa satu jam lebih dia tertidur, karena tenggorokannya terasa kering, Reza bangun dan beranjak dari kursi. Dia memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli minuman dan camilan.

Saat dia balik dari kantin, dirinya dibuat terkejut. Reza melihat jika Arka telah siuman dari tidur panjangnya. Langsung saja dia berlari masuk untuk memastikan jika pengelihatannya tidak salah. Dan ternyata benar, bahwa Arka memang sudah siuman. Terdengar rintihan Arka meminta minum.

"Aa–air," pinta Arka dengan suara yang begitu lirih.

Reza langsung memberikan minuman yang tadi ia beli. Dia membantu Arka untuk minum dengan sedotan. Setelah dirasa cukup, dia segera menanyakan pada Arka apakah ada bagian tubuhnya yang sakit atau tidak.

"Ka gimana keadaan Lo, ada yang kerasa sakit ngga?"

Arka menggeleng pelan, "Ga ada za, gue baik-baik aja kok."

"Syukurlah, eh bentar gue kabarin orang tua lo sama yang lain dulu," lontar Reza.

Kemudian dia segara mengabari mereka jika Arka sudah siuman. Mereka yang mendengar bahwa Arka telah siuman langsung menuju ke rumah sakit.

Arka celingukan kesana-kemari seperti mencari seseorang. Reza yang peka akhirnya menanyakan pada Arka.

"Cari siapa lo? Kayaknya dari tadi tengok sana, tengok sini."

Arka yang sedang mencari Naya menoleh. "Naya mana?" Arka langsung to the point menanyakan keberadaan Naya.

Reza yang mendengar nama Naya langsung terkejut, tetapi sebisa mungkin dia menormalkan ekspresi wajah nya agar Arka tidak curiga.
"Ga tau gue, mungkin lagi sibuk makanya ga kesini," jawab Reza.

Arka menelisik wajah temannya yang merasa aneh. Ia rasa Reza sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya. "Beneran lo ga tau??" tanya Arka sekali lagi. Kali ini tatapannya seperti mengintimidasi seorang maling yang tertangkap basah oleh orang lain

Reza yang ditatap seperti itu merasa gugup. "Be–ener ko–ok gue ga tau, suwer," balas Reza sambil menunjukkan peace.

Arka seperti akan bertanya lagi, tetapi tak jadi karena kedatangan Orang tua nya yang tiba-tiba muncul dari arah pintu. Reza yang melihat kedatangan orang tua Arka merasa lega karena dirinya tak lagi di interogasi oleh Arka.

Dia yang tidak ingin menganggu orang tua dan anak yang sedang berbincang itu pun minta izin untuk pergi ke kantin. "Maaf Om, Tante saya izin ke kantin dulu. Silahkan jika mau mengobrol lagi, saya pamit," ucapnya lalu pergi dari situ.

Orang tua Arka hanya mengangguk menanggapinya, lalu berterimakasih karena sudah menjaga anaknya selama mereka belum sampai dini.

Di lorong saat mau ke kantin dia bertemu dengan Gavin dan Evan dari arah lobi. Evan yang sudah tidak sabar akhirnya tanya pada Reza.

"Gimana keadaannya Arka?!"

Reza menjawab, "Ya gitu lah dia udah siuman. Waktu gue tanya ada yang sakit atau tidak katanya engga. Sekarang masih ada orang tuanya makanya gue keluar takut menganggu."

"Owh," jawab singkat Gavin.

Karena melihat kedua temannya yang masih berdiri, Reza menyuruh mereka untuk duduk.
"Sinilah duduk dulu sambil ngopi, lagian Arka udah ada yang jaga," ajak Reza pada kedua temannya.

Mereka pun nongkrong di kantin rumah sakit sambil mengobrol ringan. Tiba-tiba Reza menyela.
"Tau nggak tadi Arka nanyain Naya dimana."

Evan dan Gavin spontan menoleh ke arah Reza. "Yang bener lo?" tanya Evan.

Reza menjawab. "Iya beneran." Gavin menyahut. "Terus lo jawab apa?"

"Ya gue terpaksa bohong lah, ya kali gue bilang kalau Naya udah meninggal. Bisa shock Dia."

"Iya bener, untuk saat ini jangan dulu kasih tau yang sebenarnya. Takutnya nanti drop lagi,"ujar Gavin.

"Yuk lah ke ruangan Arka, gue mau liat keadaan dia," ajak Evan seraya pergi dari kantin yang diikuti oleh Gavin dan Reza.

Sampainya di ruang rawat Arka, terlihat kedua orang tua Arka sedang berbincang dengan anaknya. Menyadari keberadaan teman-teman anaknya, mereka menyingkir dari brankar Arka untuk bergantian dengan teman-temannya Arka.

"Gimana keadaan lo?" tanya Gavin.

"Seperti yang lo liat Vin, gue baik-baik aja. Oh ya, Naya kok nggak jenguk gue si, apa dia ga tau kalau gue udah sadar."

Mereka yang didalam ruangan merasa kasihan pada Arka. Bagaimana jika dia tau bahwa Naya telah meninggal, entah seperti apa shock nya.

"Gue ga tau apa-apa Ka, mungkin dia lagi sibuk." Gavin terpaksa berbohong karena tidak mau membuat kondisi Arka menurun.

"Huft, ya udah kalau kalian nggak ada yang tau, hp gue mana?" tanya Arka.

Mereka langsung menatap satu sama lain. Lalu Gavin menengahi. "Hp lo rusak waktu kecelakaan."

Arka berdecak kesal. "CK, ya udah gue pinjem hp siapa lah sini, buat kabarin Naya."

Evan beralasan jika disini tidak ada yang punya no nya Naya. Arka tak mau kalah, dia tetap mengotot ingin mengabari pacarnya itu.

Akhirnya Gavin meminjamkan hp nya pada Arka. Arka langsung men DM Naya lewat ig, dia mengabari jika dirinya sudah sadar dan meminta untuk menjenguknya.

"Nih, udah makasih," ucap Arka sambil mengembalikan hp Gavin.

"Hm," jawab Gavin singkat.

Orang tua Arka tiba-tiba pamit untuk pulang sebentar. Mereka disuruh menemani Arka terlebih dahulu. Dengan senang hati mereka menyetujuinya, lalu setelah itu orang tua Arka pergi meninggalkan ruang rawat.

Teman-teman Arka lalu sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Seperti Reza yang sibuk mengabari pacar-pacarnya, Evan yang main game, dan Gavin yang sibuk membaca buku. Arka kembali tertidur, mungkin efek dari obat makanya dia mudah mengantuk.

 Arka kembali tertidur, mungkin efek dari obat makanya dia mudah mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow, dan voment nya ya teman-teman. See you next chapter 👋

Virtual Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang