Pemakaman

93 13 0
                                    

Orang tua Arka yang bingung mengenai siapa itu Naya pun menanyakan pada Evan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang tua Arka yang bingung mengenai siapa itu Naya pun menanyakan pada Evan.

"Bentar-bentar, kamu bilang tadi Naya tidak selamat. Sebenarnya siapakah Naya?" tanya Bunda Arka penasaran.

Evan pun mulai menjelaskan tentang Naya pada kedua orang tua Arka. Ia menceritakan bahwa Naya adalah pacar Arka yang awal mulanya kenal melalui virtual, sampai akhirnya bisa bertemu secara tidak sengaja di Depok karena Naya mengekost disini.

Mereka yang mendengar cerita dari Evan merasa bersalah pada Naya yang sudah mengorbankan nyawanya demi anak mereka.

"Terus sekarang jenazah Naya dimana?" tanya Ayah Arka.

Gavin menjawab, "Sudah dibawa ambulans barusan om, mau dimakamkan di kampung halamannya. Untuk itu kami mau izin sama Om dan Tante, karena ingin ikut menghantarkan jenazah Naya."

Ayah Arka langsung menyetujuinya.
"Boleh-boleh silahkan kalian kalau mau ikut menghantarkan jenazah Naya, soal Arka biar kami yang menjaganya. Tolong sampaikan pada orang tua Naya, kami mohon maaf karna belum bisa melayat secara langsung."

"Iya om, nanti kami sampaikan," ucap mereka semua.

"Kalau gitu kami pamit Om, Tante semoga Arka segera siuman."

Setelah itu mereka langsung menyusul ambulans yang membawa jenazah Naya. Di perjalanan iring-iringan mobil ambulans yang menyalakan sirine nya di ikuti empat motor dibelakangnya.

Setelah menempuh perjalanan jauh, sampai juga di rumah Naya. Disana sudah ramai orang yang melayat, karena sebelumnya sudah diberitahu oleh orang tua Dara.

Jenazah Naya digotong dari mobil ambulans untuk diletakkan dimeja yang sudah disiapkan sebelumnya. Orang tua Naya yang melihat anaknya sudah terbaring tak bernyawa, tidak menampakkan kesedihannya sama sekali. Hanya ekspresi datar yang mereka tunjukkan.

Tiba-tiba Bapak menyelutuk, "Ini ni akibatnya kabur dari orang tua. Mau dinikahkan pakai acara kabur-kaburan segela, dapat karma nya kan."

Arum selaku istrinya Ridwan membenarkan ucapan suaminya itu. "Benar Pak, kalau aja Naya nurut apa sama kita pasti dia ngga akan meninggal seperti ini. Salahnya sendiri melawan ucapan orang tua."

Orang-orang yang melayat hanya mengelus dada mendengar ucapan Arum dan juga Ridwan. Mereka tak menyangka jika ada orang tua seperti itu, melihat anaknya meninggal bukannya sedih malah memaki nya."

"Istighfar rum, Naya adalah anak kamu, tak sepatutnya kamu berkata seperti itu," tegur Rena ibunya Dara.

Bukanya merasa bersalah, Arum malah menatap nyalang Rena. "Diam kamu Ren, jangan ikut campur urusan keluarga ku."

Rena yang malas meladeni Arum hanya menghela nafas kasar. "Huft, sudahlah ngomong sama kamu ngga ada habisnya. Lebih baik kamu urusin tamu-tamu yang melayat itu," ujar Rena lalu meninggalkan Arum.

Virtual Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang