"Ante antik, udah jadi Bunda Ean?" tanya Dean lugu, mengamati wajah baru bangun tidur Keyla."Loh? Dean? Sama siapa tadi?" Keyla yang baru tersadar pun langsung terduduk, menggedong Dean untuk di dudukan di ranjang bersamanya.
"Sendiri, tadi kata uti Ean udah punya Bunda, jadi Ean kesini," jelasnya, mengerjap lucu. Keyla yang gemas langsung saja mencium pipi gembul itu. "Oh begitu, iya sayang. Tante sekarang udah jadi Bunda Dean, jadi panggil Bunda ya?"
Dean mengangguk semangat. "Bunda! Ean punya Bunda!" Serunya, membuat Danu yang tepat berada disampingnya terbangun.
"Dean?" tanya Danu mengumpulkan kesadarannya.
"Ayah? Ean punya Bunda!" Beritahunya, gemas sekali! Keyla jadi pengen cium lagi! Tapi gengsi gara-gara ada Danu di sampingnya.
"Iya dong, udah kenalan belum sama Bunda? Tadi sama siapa kok bisa kesini?" Danu duduk mencium pipi Dean.
"Udah, Bunda Ean cantik sekali Yah, Ean kesini sama uti. Terus uti ke bawah lagi," terangnya membuat Danu mengangguk saja.
Danu lalu melirik Keyla, astaga, kenapa juga Keyla bisa secantik itu meskipun baru bangun tidur? Apalagi pakainya itu, astaga. Danu langsung saja mengalihkan perhatiannya.
"Em, Dean bukannya mau sekolah ya? Udah jam berapa ini. Mau mandi gak sama Ayah?" tanyanya lembut, mengusap rambut Dean.
"Mandi sama Bunda juga?" tanya Dean polos, Danu yang mendengarnya langsung gelagapan sendiri.
"Gak, sama ayah aja dulu ya? Bunda lagi sibuk mau masak buat Dean," jawab Danu asal-asalan, yang penting Dean percaya.
Dean manggut-manggut, mengerti. "Ayo mandi ayah!" Ajaknya, membuat Danu mengangkat putra sulungnya itu kedalam gendongan dan segera masuk kamar mandi.
Keyla menatap keduanya, lalu menghela nafas. Ternyata memang tidak mudah berumahtangga tanpa di dasari cinta. Dia merasa serba salah sekarang.
******
"Ibu mu udah boleh ayah bawa ke kota? Sekarang kamu sudah ada istri, jadi Dean bisa dirawat oleh istrimu kan?" tanya Surya-- ayah dari Danu.
Surya memang beberapa tahun ini menetap di kota untuk mengurusi beberapa pabrik yang sudah dia bangun, dia tidak bisa ikut ke desa karena mengurusnya. Bukan apa-apa, Danu anaknya sendiri bahkan tidak mau mengurusi pabrik itu, mau tidak mau dia harus mengurusnya sendiri, sampai nanti mempunyai orang yang tepat.
"Ibu emang mau balik lagi ke kota?" tanya Danu balik, menatap sang Ibu yang tampak bingung.
"Aduh! Jangan buat ibu milih lagi dong, kalian ini!" gertaknya tidak terima.
Danu menghela nafasnya. "Ya sudah, kalau itu mau Ayah silahkan," putus Danu.
Jamila sampai melotot kaget mendengarnya. "Kamu beneran ijinin ibu ke Banyuwangi lagi? Gak apa?"
Danu mengangguk malas. "Saya udah punya istri, Ibu sekarang boleh ikut ayah lagi."
"Gak marah kamu?"
"Gak," jawabnya singkat sekali.
"Ya udah Bu, besok kita berangkat ke Banyuwangi. Biarin Danu mandiri. Dia udah ada istri sekarang, biarkan mereka hidup berdua, semoga cucu kita bertambah lagi," kata Surya.
Saat Danu ingin menimpali perkataan sang ayah, Dean tiba-tiba muncul bersama dengan Keyla. Wanita itu tampak cantik menggunakan dress selutut, dengan rambut digerai, menggandeng tangan mungil milik Dean.
"Kung, Ean punya Bunda!" Pamernya, menunjukkan tangan Keyla yang dia gandeng.
Surya terkekeh-kekeh melihatnya. "Cantik ya Bundanya Dean?" godanya.
"Iya Kung, punya Ean!" serunya, beralih memeluk kaki jenjang milik Keyla.
"Sini Nduk, sarapan dulu," ajak Jamila, membuat Keyla mengangguk, mengangkat Dean kedalam gendongannya.
"Saya mau bicara dulu sama Keyla," kata Danu berdiri, melirik istrinya.
"Ayo," ajaknya.
Keyla nurut, mengikuti langkah kaki Danu dari belakang, dan memasuki kamar mereka.
"Kenapa?" tanyanya to the point, malas berlama-lama dengan orang yang mencampakkannya semalam.
"Ibu mau ikut ayah lagi ke Banyuwangi, sedangkan Dean biasanya di rawat oleh ibu saya. Jadi kamu sanggup? Didik anak saya, rawat dia dengan tulus?" tanyanya sungguh-sungguh, terlihat jelas sekali dari matanya.
Keyla tersenyum mengejek, segampang itu pakai tanya? Dean itu bukan tipe anak-anak yang nakal, dia nurut, gak cerewet, jadi Keyla yakin seratus persen kalau dirinya bisa. Apalagi, Dean sekarang juga sudah menjadi anaknya, bukannya itu memang tugas seorang ibu ya?
"Balasannya apa?" ujar Keyla memancing, mendekat kearah suaminya.
"Wanita matre," ketusnya, membuang muka.
"Gak matre Mas, tapi realistis aja, jadi gimana?" Danu mendengus, menjaga jarak mereka kembali.
"Mau mu apa? Tidur dengan saya?" Balas Danu mengejek, Keyla yang mendengarnya langsung tertawa.
"Sebenarnya kamu itu bukan tipe ku, kamu gak tau ya? Aku dulu kalau cari pacar minimal ada keturunan cina, atau luar negeri, putih-putih, gak kayak kamu. Dari kemarin aku udah diem kamu ejek terus, sekarang udah tau kan? Aku nikah juga karena pengen aja dapat uang tanpa harus kerja, jadi gak usah geer kamu!" Ucapan Keyla menghunus sekali, memang sih betul kok yang dikatakannya Danu benar-benar bukan tipe dia sebenarnya. Tapi sejujurnya, dia sudah jatuh-sejatuhnya dengan sosok suaminya itu. Tapi tentu saja dia gengsi.
"Ya sudah, saya juga gak butuh penilaian mu, sekarang mau mu apa?"
"Mau ku? Kamu jadi suami yang baik, gak usah ngomong pedas lagi, paham?"
Danu mengeryitkan kening, tanda bertanya. "Menurutmu?"
"Ya sudah kalau gak mau, cari aja sana baby sitter, kamu gak lihat? Di luaran sana banyak baby sitter gak becus yang malah ngerusak mental anak kecil, kalau itu yang kamu mau silahkan, aku juga bukan ibu kandungnya Dean, apa perduli ku," ucapnya angkuh, membuat Dean langsung menarik Keyla, memojokkannya.
"Kamu benar-benar buat saya emosi Keyla!" Keyla tersenyum, meskipun sedikit cukup takut, dia ini perempuan sedangkan Danu laki-laki kekuatan lelaki itu lebih besar darinya.
"Saya turutin ucapan kamu, tapi kamu juga harus nurut sama saya, apapun itu. Paham?" katanya, menempelkan dahi, Keyla menatap mata lelaki itu, mata yang seperti benar-benar menunjukkan kesungguhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Village and You [on going]
ChickLitKehidupan di kota memang menyenangkan, Keyla suka sekali. Bertahun-tahun berada disini karena tuntutan pendidikan membuatnya merasa nyaman dan enggan pulang ke desa. Berbagai alasan dia gunakan untuk tetap berada di kota, sampai akhirnya sang Ibu n...