"Nanti tolong temenin saya ke kondangan," beritahu Danu saat Keyla sibuk menyiapkan makan siang.Keyla menoleh, mengeryitkan keningnya. Tumben sekali, memangnya disini ada yang hajatan ya? Perasaan Keyla tidak ada.
"Kapan Mas," jawabnya melanjutkan mengambil nasi untuk Danu. Kebetulan suaminya itu tadi pulang dan niat makan siang di rumah.
"Nanti sore kita berangkat, Dean dititipin di rumah Ibu Nur gak apa kan? Takutnya rewel," kata Danu, duduk di kursi meja makan.
"Loh emangnya mau kondangan dimana Mas?" tanya Keyla ikut duduk, menyodorkan makanan yang sudah dia siapkan.
"Di pusat kota, kebetulan dia kepercayaan Ayah, jadi Ayah menyuruh saya mewakili kesana. Bisa kan?"
Keyla langsung mengangguk semangat! Ini bisa jadi kesempatan dia untuk lebih dekat dengan Danu bukan. Keyla bakal dandan cantik nanti!
"Mau kok, ya udah nanti aku siapin baju sama mainan Dean," balasnya senyam-senyum.
"Kamu siapin juga baju saya, habis ini saya mau ke kandang lagi. Jam tiga kita berangkat."
*******
"Kenapa dress kamu pada terbuka?!" Gertak Danu tak terima, demi apapun Keyla dari tadi harus bolak-balik ganti baju hanya karena menurut Danu bajunya terbuka semua!
"Ya aku punyanya ini, gak terbuka tau Mas! Ini tertutup banget! Udah deh, aku belum dandan juga loh, jam berapa ini?!" Ucap Keyla kesal, duduk di pinggir ranjang miliknya.
"Coba berdiri lagi, seberapa itu panjangnya," kata Danu berdecak.
Keyla berdiri ogah-ogahan, menarik-narik dress-nya agar terlihat panjang dimata Danu! Padahal dress navy ini udah dibawah lutut loh, tapi kata Danu masih diatas lutut, astaga tidak tau lagi Keyla dengan selera baju Danu.
"Bunda, lama banget!" seru Dean masuk kedalam kamar yang kebetulan tidak Danu kunci tadi.
"Bentar sayang, ini Bunda mau dandan dulu," ucap Keyla berusaha tersenyum kearah putranya.
"Ya udah pakai itu aja, kamu dandan di mobil kita udah telat, nanti macet di jalan," putus Danu, membuat Keyla membelalakkan matanya tidak percaya? Apa tadi katanya dandan di mobil? Dia belum nyatok rambut! Walaupun rambutnya sudah bagus tapi Keyla tetap mau nyatok agar terlihat rapi, dia ingin mengcurly rambutnya!
"Gak! Bentar dulu, kamu turun panasin mobil aku atur rambut dulu, ya Mas? Bentar kok, please?" ucapnya memelas, menurut Keyla kalau rambutnya tidak rapi maka moodnya pun sama, bakal berantakan nantinya.
Danu menghela nafas. "Ya udah jangan lama saya tunggu di bawah, ayo Dean, sama Ayah dulu," ajaknya menggendong Dean.
Keyla lalu buru-buru menyantok rambutnya, membereskan alat-alat makeup dan segera menuju mobil.
"Bun, cantik," puji Dean saat melihat Keyla masuk mobil dengan membawa heals ditangan kanan dan tangan kiri membawa tas beserta pouch makeup.
Keyla terkekeh mendengarnya. Anaknya itu romantis sekali. Tidak seperti bapaknya yang kaku. "Terimakasih sayangnya Bunda, padahal Bunda belum dandan loh, tapi udah dibilang cantik."
Danu menoleh, meneliti wajah Keyla lalu berujar. "Gak usah dandan lagi, udah cantik," katanya. Keyla mendengus, tuh kan kumat nih kalau begini.
"Orang belum pakai apa-apa Mas! Kamu ini, harusnya bangga punya istri cantik kenapa takut banget sih?" ucap Keyla mendengus, menaruh barang-barangnya.
"Ayah gak boleh nakal sama Bunda!" Seolah tau kalau keduanya bertengkar, Dean menimpali dengan sok tau.
Keyla manggut-manggut, mengacungkan jempol kearah sang anak yang berada di kursi belakang. "Pinter anak Bunda," pujinya.
Danu geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak dan istrinya itu, tidak berapa lama mereka sampai di rumah Keyla. Nur sudah menyambut dengan heboh.
"Cucu nenek, sini duh, ganteng banget! Kita main ya hari ini sama nenek, kakek," sambutnya, berlarian, mengambil alih Dean kegendongannya.
Dean berseru riang, manggut-manggut. "Mau Nek! Mau main," katanya. Mengeratkan pegangannya di leher Nur. Kebetulan Dean memang sudah sangat akrab dengan Nur jauh sebelum Keyla kenal Dean.
"Nitip Dean ya Ibu, nanti saya jemput lagi selesai acara," ujar Danu sopan, mencium tangan Nur.
"Iya, Dean nginep sini juga boleh, siapa tau kalian mau buat adik buat Dean. Iya kan Dean? Mau punya adek? Nginep di rumah nenek mau?" ucap Nur menggoda, menatap Keyla yang hanya mendengus.
"Oh iya Nek? Mau!" jawab Dean polos.
"Lihat nanti ya Bu, kalau kami gak kemaleman ya saya jemput. Tapi kalau kemaleman saya nitip Dean. Saya kabarin lagi nanti," ucap Danu menimpali dengan bijak. Keduanya lalu segera berpamitan, segera menuju ke tempat acara. Sedangkan Keyla di mobil sibuk sekali, merias wajahnya.
******
"Sudah saya bilang jangan terlalu cantik," kata Danu saat semua tamu langsung terfokus kearah mereka berdua, terutama Keyla yang malam ini memang terlihat sangat cantik.
"Diam Mas, aku jadi berdebar juga dilihatin gitu," bisik Keyla, berusaha tersenyum ramah kepada beberapa teman Danu yang menyapa.
Mereka lalu segera menyapa pengantin, memberikan ucapan selamat.
"Selamat ya Dil, semoga lancar-lancar terus," kata Danu ambigu. Fadil sang mempelai pria hanya mengangguk saja menepuk lengan Danu seolah mengerti doa mantan atasannya.
"Terimakasih ya Mas, udah sempetin datang. Selamat juga sama Mbak Keyla. Kalian cocok, semoga di beri momongan lagi ya, nanti biar anak kita barengan lahirnya," balas Fadil, tersenyum hangat. Keyla hanya terkekeh mendengarnya. Ikut memberi selamat dan bercipika-cipiki dengan mempelai wanita.
"Saya turun dulu deh, gak enak di lihat banyak tamu, lain kali kita ngobrol lagi," balas Danu sekenanya, meraih pinggang Keyla dengan posesif. Lalu berjalan turun.
Keyla langsung blushing! Suaminya itu astaga kenapa jadi bisa romantis gini? Keduanya lalu memutuskan makan terlebih dahulu.
"Key?" Tiba-tiba saja suara tidak asing menyapanya. Keyla mendongak, terkejut dengan siapa yang baru saja menyapanya!
"Mas Raffan?" ini benar-benar di luar dugaannya, Raffan itu mantannya. Anak salah satu anggota DPR RI, sekarang kabarnya Raffan juga ikut terjun kedalam dunia politik, tidak tau juga dia tidak perduli lagi!
"Kok bisa disini? Kamu pindah ya? Sama siapa?" Raffan sepertinya memang tidak melihat keberadaan Danu yang berada pas didepannya sekarang! Suaminya itu sudah menatap tajam ke arah Raffan, seperti ingin meninju wajah lelaki itu.
"Sama saya, suaminya," baru saat Danu berbicara Raffan menoleh, menatap Danu meneliti lalu kembali menatap Keyla.
"Beneran? Kamu udah nikah? Siapa dia?" Katanya tidak percaya.
"Iya, aku udah nikah, kenalin suamiku," Keyla berusaha tidak gugub, mengenalkan Danu dengan percaya diri.
"Oh, saya Raffan," Raffan terlihat mengangkat tangannya kearah Danu, ingin menyalami. Tapi Danu tak menghiraukannya. "Saya Danu," hanya itu! Keyla sampai sungkan sendiri melihatnya.
"Sepertinya suamimu anti sama orang ya? Padahal perasaan dulu seleramu gak seperti ini?" Itu termasuk ejekan ya dia tau, karena memang dari dulu Keyla selalu menyukai pria-pria dengan wajah khas luar negeri. Tapi sekarang seleranya berubah total menjadi mas-mas Jawa! Apalagi mas-mas Jawa seperti Danu! Keyla sudah jatuh sejatuhnya ke pesona suaminya itu.
Percayalah suaminya lebih tampan dari Raffan sekarang ini. Suasana benar-benar jadi lebih panas, Danu sudah mengepalkan tangan, Keyla melihat itu! Dia jadi tidak tenang, mencoba mengusir Raffan yang sialnya malah memanas-manasi Danu disana!
KAMU SEDANG MEMBACA
Village and You [on going]
ChickLitKehidupan di kota memang menyenangkan, Keyla suka sekali. Bertahun-tahun berada disini karena tuntutan pendidikan membuatnya merasa nyaman dan enggan pulang ke desa. Berbagai alasan dia gunakan untuk tetap berada di kota, sampai akhirnya sang Ibu n...