"Kamu sewa villa?" tanya Keyla kaget, melihat Danu yang menurunkannya di villa mewah."Kita bawa Dean, jadi butuh villa Key," jelasnya menggeret koper masuk kedalam. Sedangkan Dean yang sudah terbangun tampak ceriah kembali, berlarian mengikuti sang Ayah.
"Dean! Jangan lari, ya ampun," Keyla panik sendiri melihat anaknya itu, mengikuti Dean yang tampak menyengir seperti tidak ada dosa.
"Ini pasti mahal ya? Mana area Seminyak juga," kata Keyla menyipitkan mata, menatap suaminya yang hanya santai.
"Sekalian, kalau villa gini juga bakal lebih enak buat Dean, lihat anak kamu aja seneng begitu," jawab Danu meletakkan koper di sisi dinding. Dia tadi sudah melakukan check in.
"Kamu gak bilang sama aku?" kata Keyla ngambek lagi.
"Bukan gak bilang, kemarin kamu udah saya tanyain katanya terserah saya kan? Ya sudah saya pikir-pikir lagi mending villa sekalian, kita bisa quality time bareng. Disini juga suasananya bagus buat Dean gak kayak di hotel," jelasnya menatap sang istri yang masih judes. Keyla benar-benar gampang ngambek sekarang entahlah, Danu harus sabar-sabar dengan sikap baru istrinya itu.
"Masa? Kapan kamu bilang?" kata Keyla seolah-olah lupa ingatan, padahal kemarin sebelum tidur Danu sudah bertanya berulangkali dan jawaban wanita itu terserah. Memang wanita itu sulit sekali di mengerti ya.
"Udah saya gak mau ribut, Dean udah bangun dan bisa lihat kita cek-cok begini. Sekarang mending gantian siapa yang mandi terlebih dahulu, saya apa kamu? Atau mau sekalian bareng?" Tanya Danu merasa capek, Keyla mendengus.
"Dih ogah! Mandi aja sendiri sana, aku nanti," jawab Keyla memutar bola matanya, tidak sopan sekali istrinya itu.
"De, mau mandi gak bareng sama Ayah?" tanya Danu ke Dean yang sedang sibuk bermain sendiri, menghiraukan Keyla yang tampak masih kesal terhadapnya.
"Mau Yah!" Dean menoleh, manggut-manggut setuju.
"Ya udah ayo, biarin Bunda nanti mandi sendirian," katanya melirik Keyla yang menatap tajam.
"Apa sih kamu Mas, gak usah cuci otak anak ku ya!" peringatnya tajam, Danu tidak perduli menggandeng tangan Dean dan memasuki kamar mandi.
*****
"Kamu mau kemana pakai dress begitu," tanya Danu ketika selesai menemani Dean berkeliling villa, anaknya itu sekarang sibuk sendiri meneliti beberapa hewan yang dipelihara di depan villa.
"Ya kita keluar lah Mas, kamu ganti baju dulu sana, aku mau nyatok rambut dulu," jawabnya meletakkan beberapa alat makeup juga catokan di depan meja rias.
"Gak bisa, ganti baju dulu sana kalau mau keluar, itu baju gak layak pakai Keyla," kata Danu memindai dress Keyla yang tampak ketat sekali.
"Gak layak? Ini udah tertutup! Gak mau! Aku mau pakai ini," katanya masih sibuk memakai makeup.
"Ya sudah terserah, kita gak keluar," putus Danu, masih setia menatap istrinya itu.
"Kok kamu gitu sih Mas? Kamu dari tadi buat aku kesel mulu perasaan!" ucapnya menoleh ke arah Danu yang menatapnya datar.
"Saya? Bukanya kamu yang dari beberapa hari yang lalu selalu memusuhi saya? Sadar Keyla kamu bukan anak kecil lagi yang terus mau dimengerti, kamu udah dewasa kan?" Demi apapun itu perkataan sederhana tapi Keyla sungguh merasa hatinya tersakiti sekali.
"Kamu juga harusnya sadar! Kalau emang kamu yang bikin masalah, aku gak bakal marah gini kok kalau kamu gak bikin masalah lagi, harusnya kita malam ini keluar, ajak Dean jalan-jalan sekalian dinner bareng, tapi kamu malah merusak semuanya tau gak! Yang kayak anak kecil disini kamu apa aku sih?" Teriaknya menggema di kamar mereka. Untung saja Dean tadi masih di luar entahlah semoga anak itu tidak masuk tiba-tiba disaat seperti ini.
Danu mendengus tak suka, berjalan kearah Keyla yang mundur sampai terpojok ke dinding sebelah meja rias. Danu menghela nafasnya, mengurung Keyla, menatap mata wanita yang seminggu ini menguras habis kesabarannya. Danu sudah tahan-tahan, dia akui awal mula pertengkaran mereka karena kesalahan dirinya, tapi tidak seharusnya istrinya itu terus memusuhinya kan? Bahkan membantah omongannya dengan tidak sopan, entahlah Danu ingin marah rasanya, tapi tidak bisa. Mana bisa dia memarahi Keyla disaat-saat seperti ini, wanita itu sudah sukses mencuri hatinya.
"Kamu apaan sih Mas! Kalau Dean masuk gimana! Sana," ucap Keyla sedikit bergetar, Danu tau itu, wanita ini sama sekali bukan pemberani, lihatlah, bibirnya dia gigit berkali-kali.
"Saya tidak perduli," jawab Danu santai memajukan wajahnya, ingin melihat wajah cantik istrinya lebih dekat, Keyla sempat mendorongnya, tapi tenaga wanita itu tidak ada apa-apanya, jadi Danu masih tetap bertahan, mengecup bibir mungil itu berulang kali, bibir yang selama ini dia gunakan untuk mengomel dan marah-marah.
Danu tetap berlanjut, Keyla tidak kuasa untuk mendorong suaminya lagi, kakinya sudah lemas sekali, dia hanya bisa mengalungkan tangannya ke arah leher Danu dengan erat menikmati permainan suaminya itu.
Sampai tiba-tiba pintu terbuka begitu lebar membuat keduanya berhenti seketika. Keyla segera merapikan dress-nya, dan Danu lelaki itu langsung menutupi tubuh Keyla dengan tubuhnya. Lalu tersenyum menatap putranya yang menatapnya tajam.
"Ayah! Ngapain Bunda?" Teriaknya tidak terima, berlarian menuju Keyla yang sudah merapikan kembali dress-nya.
"Bunda? Gak apa?" Tanyanya lugu, Keyla berdehem, manggut-manggut, mensejajarkan tubuhnya dengan Dean lalu mengecup puncak kepala putranya itu.
"Gak apa sayang, tadi Ayah cium Bunda kayak Bunda cium Dean, Ayah gak apa-apain Bunda kok, justru itu tanda kasih sayang Ayah ke Bunda, Dean paham sekarang?" Jelas Keyla lembut, membuat Dean terdiam dan mengangguk paham.
"Oh begitu? Tadi Ayah seperti ingin makan Bunda!" Ucapnya melirik sang Ayah takut-takut. Keyla tertawa mendengarnya, ya memang sih kalau saja Dean tidak masuk tadi mungkin mereka akan saling memakan satu sama lain, tapi dengan artian memakan yang berbeda tentu saja.
"Tidak sayang, itu namanya kasih sayang. Ngomong-ngomong Dean tadi kok langsung masuk gitu aja gak ketuk pintu dulu? Bunda udah ajarin apa hayo?" Ucap Keyla membuat Dean langsung menjawab. "Dean udah ketuk Bun, tapi gak dibukain, tadi Dean udah lihat-lihat hewan di luar terus gak lihat ayah jadi Dean ke kamar ini," terangnya membuat Keyla geleng-geleng kepala, ternyata ini kesalahan mereka berdua yang tidak mendengar suara ketukan pintu dari tangan mungil milik Dean.
"Dean juga teriak Bunda gitu," jelasnya berusaha agar Keyla tidak salah paham lucu, sekali. Keyla manggut-manggut.
"Oh begitu, pinter anak Bunda, ya sudah sekarang Dean keluar dulu ya? Bunda mau ngomong sama ayah," kata Keyla Dean mengangguk patuh, berjalan keluar kamar sendiri.
"Gitu salah siapa? Gak kunci pintu, dan biarin anak kamu main sendirian, kamu aja gak denger loh suara anakmu manggil tadi!" Kesel Keyla, menatap Danu.
"Salah kamu, saya kan sudah bilang, Dean juga sudah besar dia bisa main sendiri sekarang, kamu gak usah alihkan pembicaraan kita tadi," ketus Danu lagi.
"Kok jadi aku lagi!" Teriak Keyla.
"Udahlah, nanti kita bahas, sekarang kamu ganti baju kita keluar buat dinner bareng, saya keluar dulu," dan Keyla benar-benar mendengus melihat sikap suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Village and You [on going]
ChickLitKehidupan di kota memang menyenangkan, Keyla suka sekali. Bertahun-tahun berada disini karena tuntutan pendidikan membuatnya merasa nyaman dan enggan pulang ke desa. Berbagai alasan dia gunakan untuk tetap berada di kota, sampai akhirnya sang Ibu n...