30

16.8K 1K 80
                                    


"Demi apa Mas Danu kelakuannya gitu?" Tanya Mela berteriak di sebrang sana.

"Emang brengsek, kenapa ya Mel gue selalu dapat cowok gini? Padahal gue udah percaya banget sama dia, gue kecewa kayak gini wajar kan Mel?" tanyanya, merapikan tatanan rambut. Setelah sedikit istirahat dirumahnya, Keyla harus menjemput Dean.

"Iya ya, heran juga. Padahal Key, demi apapun lo tuh perfect banget. Emang tolol aja cowok yang nyepelein lo tuh. Tapi ya menurut gue, Mas Danu tuh lagi bimbang sama perasaannya. Dia tuh pengen ngenalin ibu kandungnya Dean gitu gak sih? Tapi caranya dia tuh salah. Ya ini sih yang gue tangkap dari cerita lo, orangnya gimana?

"Iya, justru itu yang buat gue kecewa sama dia Mel, kayak ya lo bayangin aja dia ambil keputusan itu sepihak banget, gak nanya gue atau diskusi sama gue dulu gitu loh. Sebenarnya kalau dia cerita unek-uneknya dan tanya pendapat gue, gue gak bakal sekecewa ini Mel. Lo bayangin aja kalau sekarang dia aja egois kayak gini, gimana kedepannya? Rumah tangga itu gak hanya satu sisi, tapi dua sisi, dia begitu seolah-olah gue ini gak dianggap. Sakit banget rasanya Mel," jelasnya jujur.

"Bener juga ya gue paham sekarang, lo kenapa jadi bisa dewasa gini sih? Bangga juga gue," kata Mela berusaha mencairkan suasana.

"Dari dulu juga gue udah dewasa kali Mel, lo aja banyak kan belajarnya dari gue," balasnya mendengus.

Mela tertawa disebrang sana. "Udah gak usah lo pikirin deh, sekarang lo seneng-seneng aja dulu. Nanti lo pulang kalau suasana hati lo udah enakan. Coba lo lihat gimana laki lo bersikap lagi. Gak usah sedih bestie, ingat kan motto kita dulu tentang cowok?"

Keyla tersenyum mengingatnya. Dari dulu dirinya dan Mela selalu memiliki pemikiran lelaki tuh banyak kenapa juga mikir cuma satu cowok? Rugi banyak bro, mending gebet banyak, dapat duit iya, makan enak iya, gak ada ruginya. Demi apapun, dirinya emang dulu se-playgirl itu.

"Gue udah punya anak Mel, udah tobat ya, gak gitu lagi lo tuh tobat napa," katanya mulai berdiri mengambil kunci mobil.

"Cuman anak sambung aja sesayang itu ya lo Key? Salut gue sama lo."

"Iya juga, gue emang udah sesayang itu sama Dean. Ini gue mau jemput anaknya dulu, terus ke mall. Udah dulu ya Mel, makasih banyak lo udah dengerin curhatan gue hari ini."

"Lo kayak siapa aja Key, ya udah, gue juga mau berangkat ke rumah pacar. Nanti lo telepon aja kalau mau curhat lagi."

Keyla tersenyum, mengucapkan salam lalu memutuskan sambungan sepihak.

*****

"Hati-hati jangan ngebut, inget kamu bawa Dean loh," pesan sang ibu sebelum keluar dari mobil.

"Ikut aja yuk Bu, kita kan jarang banget keluar bareng gini," ucap Keyla masih mencoba membujuk.

"Kamu ini udah punya anak masih aja manja Key, ya udah Ibu ijin ayah kamu dulu," balas Nur, geleng-geleng kepala.

Keyla tersenyum senang, setidaknya dia bisa mengobrol banyak dengan sang ibu nantinya. Dean juga jadi tidak kesepian saat dirinya spa nanti.

"Terimakasih ibu Nur yang cantik jelita," serunya sambil tersenyum senang.

Nur mendengus kecil, keluar mobil sebentar untuk ijin suaminya lalu balik lagi ketika sudah mendapat ijin.

"Ayah gak sekalian ikut?" tanyanya, menyengir.

"Gak sekalian aja satu rt kamu ajak, udah tau ayahmu paling susah kalau diajak keluar-keluar," jawabnya duduk kembali, Keyla tertawa, melajukan mobilnya. Sedangkan Dean sedang asik sendiri belajar dengan ipad yang baru saja Keyla beli beberapa minggu lalu.

Sekitar satu jam perjalanan dan mereka akhirnya sampai di mall kota Surabaya. Sebenarnya memang agak jauh, tapi sekalian saja dirinya memang perlu healing. Dean sudah tampak senang, melihat-lihat sekeliling yang tampak baru baginya. Biasanya Keyla memang mengajak di mall biasa, bukan pusat kota begini.

"Capek punggung ibu Key, gini nih yang males tuh," keluhnya saat keluar dari mobil.

"Nenek kamu tuh sayang, padahal seru ya jalan-jalan begini?" Seru Keyla menggandeng tangan Dean yang manggut-manggut.

"Iya Nek, seru! Jalan-jalan!"

Nur tersenyum, mencium gemas cucunya itu.

"Lucu banget cucu nenek."

Dean ikut tersenyum, menggandeng tangan nenek juga bundanya.

"Dean jalan-jalan dulu ya sama nenek? Main ke timezone, Bunda mau benerin rambut sama spa dulu oke?"

Dean manggut-manggut setuju, "oke Bunda!"

Beberapa jam melakukan perawatan dari ujung kepala hingga kaki membuat Keyla sedikit rileks, dia juga tidak memikirkan bagaimana nanti suaminya itu mengambil keputusan. Dia itu masih muda, cantik, dan memiliki value tinggi. Meskipun nakal-nakal begini, Keyla pernah menjadi salah satu staf terbaik di kantor, pernah di promosikan menjadi manager, ya meskipun akhirnya kalah dengan yang menjual diri.

"Bunda cantik!" Seru Dean ketika mendapati Keyla dengan penampilan barunya. Rambutnya yang memang sedikit panjang dia potong, berlayer, membuatnya makin terlihat semakin muda.

"Makasih sayang," balasnya mencium pipi Dean.

"Ibu ke toilet dulu Key, tunggu disitu aja bentar," kata Nur memotong obrolan keduanya. Keyla manggut-manggut menunggu di salah satu restoran ternama, sambil memesan makanan.

Dirinya begitu asik menanyai kegiatan yang dilakukan Dean beberapa jam yang lalu, hingga seorang pria yang selama ini selalu dia hindari mendatanginya.

"Keyla?" Demi apapun Keyla kaget! Ini Surabaya, jauh sekali dari Jakarta, dan lelaki itu kenapa juga bisa disini?

"Mas Cakra?" Lelaki itu-- Cakra tampak tersenyum hangat, mencoba memeluknya. Keyla langsung menghindar dan geleng-geleng kepala.

"Mas!" Serunya tidak terima.

"Saya cari kamu setengah tahun ini Key, ternyata kamu di Surabaya? Saya kangen sama kamu," ucapnya blak-blakan.

"Mas, ini di depan umum, please jaga sikap kamu. Istrimu itu seorang publik figur. Aku gak mau masuk berita gara-gara ini ya!"

Cakra tampak mendengus, mencoba mendekati Keyla lagi tapi langsung ditepis kasar olehnya. "Kamu gak lihat ada anakku disini? Tanganmu gak sopan sama sekali!" Pekiknya, mencoba pelan tapi menusuk.

Cakra langsung menoleh, melihat anak kecil yang melihat kearahnya dengan tatapan marah.

"Anakmu? Jangan bohong Keyla!"

"Terserah, yang penting kamu pergi dari sini, aku gak mau jadi bahan tontonan ya! Lihat, beberapa orang udah pada penasaran!"

Cakra melihat Dean lagi, lalu mendengus. "Aku bisa menerima anak ini, tapi tolong Key, balik sama saya. Saya bisa kasih apapun yang kamu mau, apapun itu. Saya gak bisa kalau jauh sama kamu, saya rindu, tolong balik lagi Key."

******

Hai! Selamat malam, sorry ya jarang update karena sibuk, maapin banget ya!

Semoga suka, terimakasih yang masih nunggu cerita ini! Love u all! 💗

Village and You [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang