"Bu beli tanaman apa itu?" Tanya Bi Ros, ketika melihat Keyla membawa paket yang Bi Ros duga tanaman baru."Aduh gak tau Bi, aku kemarin lihat bagus. Ya udah tak beli, lumayan ada diskon," jawabnya, menyengir. Meletakkan paket tanaman itu di bawah.
"Tanaman yang kemarin belum Ibu kasih pupuk loh, saya gak berani buka. Mahal itu Bu, takut rusak saya," kata Ros, menunjuk tanaman yang kemarin baru datang.
"Oh iya, sampai lupa. Saya suka banget sekarang koleksi tanaman gini. Udah jadi ibu-ibu banget ya Bi?" ujar Keyla, tersenyum, memasukkan tanamannya di pot besar.
Keyla itu gak tau juga, kenapa suka sekali lihat hijau-hijau gini dibelakang rumah. Menurutnya jadi lebih seger, adem, dan nyaman.
"Bagus Bu, saya juga suka lihate kok," balasnya membantu mengangkat pupuk.
"Mas Danu juga suka, jadi dia gak ngomel kalau uangnya saya buat beli ginian. Coba aja kalau saya buat beli baju, ngomel mulu, katanya baju yang saya pilih gak ada yang bener," keluh Keyla, Bi Ros tertawa mendengarnya. Kadang cerita rumah tangga atasannya sangat menggemaskan.
"Beruntung Pak Danu dapat istri kayak Bu Keyla," puji Ros ketika keduanya sudah menyelesaikan menanam.
"Saya juga beruntung dapat Mas Danu Bi, meskipun awal-awal tuh masih ragu. Usia kita yang terpaut agak jauh bikin saya mikir banget, takut gak bisa imbangi pemikirannya. Ternyata Mas Danu mengayomi banget, duh," balas Keyla malu-malu, mengingat begitu gentle suaminya.
"Saling melengkapi ya Bu, saya suka banget lihatnya. Apalagi kalau lagi kumpul juga sama Mas Dean, saya jadi ikut seneng banget," kata Bi Ros tulus. Keyla manggut-manggut mengiyakan. Dia juga suka kalau keluarga kecilnya berkumpul begitu.
Ketika asik mengobrol tiba-tiba suara telepon berdering nyaring menghentikan keduanya. Keyla ijin mengangkat, melihat nama Mela di layar ponselnya.
"Assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam, heh! Aduh! Mantan lo tuh!" Seru Mela langsung, Keyla mengeryit tidak paham.
"Mantan siapa Mel? Lo yang bener deh," ujarnya kepo.
"Cakra! Lo gak dihubungi ya? Dia kesini tadi tanya lo! Dikiranya lo tuh bohongan pulang kampung!" Kata Mela menggebu-gebu. Keyla menghela nafas kasar, Mantannya satu itu entah kenapa sulit sekali untuk berhenti mengejarnya. Padahal Keyla selalu merepotkannya.
"Apaan? Gue udah blok semua sosmed dia sih, gak tau juga gue. Kemarin sih denger sendiri dari dia, nomer gue dihapus sama istrinya. Terus minta-minta nomer baru, gak gue kasih lah gila aja. Terus gue juga bilang mau pulang kampung itu, paling dikira bercanda biar dia gak ganggu gue, padahal gue ngomongnya serius," jelas Keyla, geleng-geleng sendiri mengingat Cakra menemuinya diam-diam di apartemen miliknya.
"Emang tolol banget tuh orang! Tadi marah-marah anjing di kost gue, bayangin aja lo, dikira gue lagi berantem sama pacar, semua pada panik keluar, malu gue Key! Anjing banget mantan lo. Gue usir langsung tuh orang kagak perduli meskipun dia jajaran orang terkaya di negeri ini! Gak punya attitude banget!" Ketus Mela, menahan amarah.
"Maaf Mel, gue juga gak tau kalau dia bakal nekat. Lagian ini udah empat bulan lebih loh, istrinya juga cantik banget lo tau sendiri. Salah satu mantan putri Indonesia, prestasinya juga banyak. Ayahnya punya hotel, apa sih yang dia cari dari gue? Padahal ya gue pas sama dia isinya cuma ngerepotin," kata Keyla jujur, mengingat dua tahun hubungan mereka yang menurutnya tidak ada istimewanya.
"Apaan! Cuma finalis di sepuluh besar kali Key, cantik sih, tapi menurut gue lo juga cantik banget. Gimana ya, lo tuh cantiknya alami banget, senyum lo selalu tulus. Apalagi lo pernah sayang juga kan sama Cakra? Lo bucin tuh, sering kasih perhatian, lo selalu sabar, sering tukar pikiran, dan selalu dengerin semua masalah dia. Meskipun lo gak kasih tubuh lo, lo selalu kasih sayang lo Key. Anak orang kaya tuh, yang dicari emang kasih sayang, dia udah biasa gak dapat kasih sayang, makanya pas gede pengen di sayang-sayang. Kalau gue lihat nih, istrinya kan sibuk banget tuh, dia sekarang juga model kan, sepertinya Cakra emang kesepian. Dia pengen balik sama lo lagi, tapi emang goblok aja caranya."
Keyla mendengus, membenarkan perkataan Mela. Dirinya memang tipe perempuan penyayang. Apalagi Cakra tuh, kelihatan banget kurang kasih sayang. Dia agak kasihan sebenarnya. Tapi mana mungkin dia mau jadi selingkuhan? Meskipun dia bakal tetap dapat rumah, dan uang bulanan yang fantastis. Dia masih waras, dan mempertahankan kehormatannya sebagai perempuan.
"Gue udah move on, sejak dia bilang mau di jodohin sih. Gue sekarang juga udah bahagia sama keluarga gue Mel, semoga aja Mas Cakra gak cari gue, gue udah bahagia banget disini. Gue juga berdoa semoga dia bisa punya kebahagiaan sendiri. Kasihan juga ya, Mas Cakra tuh sederhana banget yang dimau, cuma pengen dimengerti, disayang-sayang."
"Iya sih, dia kelihatan capek banget tadi matanya Key, kayaknya emang lagi butuh lo banget tadi sampai nekat ke sini. Padahal ya lo tau sendiri, mata-mata istrinya banyak. Gue juga berdoa deh semoga Cakra bisa nemu kebahagiaannya sendiri. Btw lo gimana mau anak beneran?"
"Mau banget, ya semoga gue diberi kepercayaan. Mas Danu juga bilang mau, doain ya, biar lo punya ponakan lagi."
"Sialan lo, tapi emang gue berdoa gitu sih. Ya udah Key, gue mau kencan sama pacar. Tadi cuma wanti-wanti lo aja sih, supaya tau. Gue tutup dulu ya? Salam buat ponakan gue yang paling ganteng, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, ya kapan-kapan lo main lah kesini main sama anak gue."
"Iya, nanti gue atur lah waktunya. Ya udah ya, ini pacar gue udah ngomel nih." Keyla mengiyakan, lalu sambungan terputus sepihak. Sekarang masih pukul satu siang. Anaknya itu tadi sudah tertidur. Biasanya bakal bangun jam dua. Dia akhirnya memutuskan membuat kue ringan untuk cemilan.
"Key," beberapa menit berkutat di dapur, Danu datang memanggilnya.
"Loh Mas? Tumben udah pulang?" kata Keyla, melirik suaminya yang semakin mendekat kearahnya.
"Lagi kosong, ya udah pulang aja," jelasnya memeluk tubuh Keyla dari belakang, mengecup lehernya sekali.
"Geli Mas," kata Keyla, berputar menghadap suaminya yang hanya tersenyum simpul. Khas sekali, entah kenapa hubungan keduanya memang semakin membaik setiap harinya, Keyla suka sekali.
"Pakaiannya, tipis banget. Kalau ada tamu gimana?" Kata Danu tak suka, Keyla terkekeh mendengarnya. "Dih, siapa juga yang bakal namu, gerah Mas panas banget cuacanya," bela Keyla, melingkarkan tangannya di leher Danu.
"Temenin tidur ya?"
******
Jangan lupa komentar ya, terimakasih untuk banyak dukungannya.
Berjuta-juta cinta untuk kalian 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Village and You [on going]
ChickLitKehidupan di kota memang menyenangkan, Keyla suka sekali. Bertahun-tahun berada disini karena tuntutan pendidikan membuatnya merasa nyaman dan enggan pulang ke desa. Berbagai alasan dia gunakan untuk tetap berada di kota, sampai akhirnya sang Ibu n...