37

15.1K 884 12
                                    


"Dean gak tidur sama kita?" tanya Keyla saat Danu tampak menggendong Dean menuju kamar sebelah, bukan kamar mereka.

"Biasanya juga tidur sendiri, putra saya emang udah mandiri dari kecil," sahut Danu, di bantu Keyla membuka pintu kamar.

Keyla manggut-manggut saja, malam ini terasa spesial sekali menurutnya. Meskipun di awal ada sedikit pertengkaran tentang baju, ya untungnya Keyla nurut sebab cuaca di luar memang cukup dingin.

"Terimakasih ya Mas," ucap Keyla tulus ketika keduanya sudah sampai di kamar. Danu sampai mengangkat satu alisnya. "Terimakasih?"

"Kok kamu gitu banget! Menurutmu aku ini gak punya attitude apa? Sampai gak bisa ngomong terimakasih?!" sungut Keyla, menatap Danu yang geleng-geleng kepala.

"Ya gak gitu, kan dari kemarin kamu marah terus. Tadi juga masih marah, jadi kaget aja," balasnya, jujur. Mengganti kemejanya dengan kaos polos.

Keyla menatap itu, lalu tersenyum sendiri. Astaga, suaminya itu tampak tampan sekali.

"Sini deh, aku mau kasih hadiah sama kamu," kata Keyla membuat Danu mengeryitkan keningnya.

"Hadiah apa?" tanya Danu serius, Keyla cekikikan sendiri melihatnya. Membuat Danu menghela nafas, sepertinya istrinya itu sedang bercanda belaka.

"Sini dulu, kamu kenapa suka gak percaya gitu sama aku sih Mas?" ucap Keyla menarik Danu untuk duduk di tepi ranjang.

"Ya kenapa?" ucap Danu akhirnya, Keyla mendekat membisikkan. "Aku punya lingerie baru, tadi aku bawa, mau aku pakai gak?" ucap Keyla tersenyum manis.

Tentu saja wajah Danu langsung berbinar, cerah sekali. Lalu manggut-manggut semangat. "Boleh, coba kamu pakai," ucapnya menahan diri agar tidak segera menyerang istrinya itu.

"Aku ada warna merah sama hitam, kamu pilih yang mana?" ucap Keyla menawarkan, centil.

"Terserah kamu, saya tunggu ya?" balas Danu, tidak mau salah bicara. Keyla langsung masuk ke kamar mandi. Beberapa menit menunggu sambil memainkan ponselnya, hingga Keyla tiba-tiba sudah ada tepat dihadapannya dengan menggunakan bathrobe, tubuhnya wangi sekali.

"Pangku?" ucap Danu menepuk-nepuk pahanya sendiri. Keyla manggut-manggut setuju, naik keatas pangkuan suaminya dan memeluk leher Danu erat.

"Cantik sekali, istrinya Mas," kata Danu mendusel-dusel ke leher Keyla.

"Tentu saja," jawab Keyla meremas rambut Danu saat dengan sengaja memainkan dadanya dibalik bathrobe yang dia kenakan.

*****

"Bunda?" Ucap Dean mengetuk pintu kamar, Keyla mengerjapkan mata, melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Pantas saja anaknya itu mencari dirinya. 

"Sebentar sayang," teriak Keyla, lalu menyingkirkan tangan Danu yang melingkar erat di pinggangnya.

"Hm, kemana?" Ucap Danu serak, ikut terbangun oleh gerakan Keyla.

"Dean cari aku, kayaknya dia bingung aku kok belum bangun padahal udah agak siang," sahut Keyla merapikan dasternya lalu segera turun dari ranjang. Suaminya itu manggut-manggut saja, sepertinya Danu memang berniat tidur kembali.

"Bunda baru bangun?" tanya Dean langsung memeluk Keyla.

"Tadi udah bangun, tapi ketiduran lagi. Kamu cari Bunda udah lama?" tanya Keyla menggendong Dean, berjalan kearah sofa.

"Engga, Dean tadi keluar kok sepi, terus ketuk pintu Bunda," jelasnya, mengeratkan pelukannya.

"Oh begitu, Dean udah lapar? Mau susu dulu?" tanya Keyla lagi, membuat anaknya itu mengangguk saja.

"Oke Bunda buatkan susu dulu, Dean duduk disini ya?"

"Iya Bunda," Keyla mengecup puncak kepala Dean, berlalu menuju dapur untuk segera membuat susu untuk anaknya itu.

"Hari ini Dean minta kemana?" tanya Keyla sambil menunggu air mendidih.

"Pantai? Dean pengen pantai Bunda," jawabnya serius, Keyla mengangguk. "Nanti kita cari pantai yang bagus ya, tunggu Ayah dulu,"

"Dean mau main air, sama buat istana pasir Bunda!" Seru Dean bersemangat, menerima segelas susu yang diberikan Keyla.

"Boleh, nanti kita main banyak. Dean tunggu sini dulu ya? Bunda mau bangunin ayah dulu, biar nanti kita bisa ke pantai lebih cepat. Oke?"

"Oke Bunda, Dean tunggu sini," balas anaknya itu, membuat Keyla tersenyum mengacak-acak rambut Dean dan berlalu pergi.

"Mas? Bangun dulu, udah agak siang. Dean belum sarapan loh," kata Keyla mengelus lengan Danu dengan lembut.

Suaminya itu menggeliat dan berdehem. "Sepuluh menit lagi sayang?" Pintanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Gak bisa Mas, Dean udah tunggu. Dia juga mau ke pantai loh. Banyak agenda kita hari ini, ayo bangun!" Danu akhirnya membuka mata, menarik istrinya untuk dipeluk.

"Mas, kamu ini!" Seru Keyla tidak terima memukul pelan dada Danu.

"Morning kiss dulu sayang?" ucap Danu mengedipkan satu matanya.

"Gak mau, aku belum sikat gigi," tolak Keyla mendorong Danu yang sialnya tidak bergerak sama sekali.

"Saya gak masalah, sini deh," ucap Danu membuat Keyla geleng-geleng kepala.

"Kecup aja! Aku gak mau ciuman! Ih cepet, Dean udah tunggu," Danu terkekeh mendengarnya, mengecup bibir Keyla berkali-kali sampai istrinya itu memukul-mukul dadanya.

"Terimakasih kemarin malam," Keyla mendengus mendengarnya.

"Ya udah sekarang kamu nurut, mandi dulu sana, biar Dean aku mandiin," sahut Keyla sebal.

"Ya udah sekalian Dean sama saya aja, kamu bisa pakai kamar mandi sebelah," kata Danu, ikut turun dari ranjang dan mengambil kaosnya.

"Oh iya juga, kamu yang kamar mandi luar aja, anaknya tadi minum susu. Langsung ajakin, aku mau mandi langsung kalau begitu," kata Keyla yang diangguki Danu.

****

"Pantai! Pantai!" Seru Dean sangat bersemangat, berlarian, tidak sabar bermain air.

"Gak boleh lari Dean!" Peringat Keyla mengejar putranya yang hanya bisa menyengir.

"Dean dengerin Bunda, kalau Bunda marah Ayah gak ikut-ikut," seru Danu ketika melihat Dean berancang-ancang ingin lari lagi.

"Maaf Bunda," ucap Dean menurut, takut Bundanya itu marah.

"Ganti bajunya dulu, sini," Dean menurut mendekati Keyla lalu berganti pakaian.

"Main airnya sama Ayah, di pinggir aja," ucap Keyla lagi menatap anaknya dengan serius.

"Ya Bunda!" Katanya bersungguh-sungguh.

Keyla menghela nafasnya, membiarkan Danu membawa Dean kearah pinggiran pantai, sedangkan dirinya masih repot menata keperluan untuk ganti Dean nanti.

"Bunda ayo main air!" Teriak Dean, karena pantai yang memang sepi, membuat suara kecil itu terdengar jelas.

Keyla manggut-manggut, berjalan kesana dan ikut membantu membuat sebuah istana pasir. Mereka tampak bahagia sekali.

*******

End???

Wkwkwkkk

Belum tinggal sedikit lagi, sabar ya teman-teman.

Komen dan kritik di persilahkan.

Selamat liburan, semoga suka ya 💗



Village and You [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang