S. Ada mata-mata

295 45 0
                                    

Khaesang dibuat uring-uringan oleh Angbeen yang tiba-tiba sakit demam. Mana Angga dan Deus entah pergi kemana seakan sengaja membiarkan dirinya bersusah payah mengurus Angbeen.

Kalo si yang sakit diem dan nurut buat minum obat habis itu tidur sih, Khaesang tidak masalah. Tapi yang jadi kesusahannya yaitu, Angbeen ternyata rewel saat sedang sakit.

Demamnya tidak lah tinggi, lumayan hanya tiga tujuh derajat saja. Tapi gadis itu terus meringis seperti didatangi malaikat maut. Khaesang jadi ikut pusing mengurus adik dari temannya tersebut.

Karena sudah lelah, pada akhirnya dia menelfon yang bertanggung jawab atas hidup gadis itu. "Ngga! Lo kemana anjir? Ini adek Lo sakit, oon!" Sumpah serapah dengan entengnya Khaesang keluarkan.

"Lagi cari sarapan sama Deus ini! Berisik amat, tinggal kasih obat doang. Kalo ngga mempan kasih racun tikus aja, nanti juga diem!"

"Bukan diem lagi itu, udah ko*id bego!"

Khaesang mengusap wajahnya kasar, mendengar ucapan dari Angga yang abai dengan kondisi adiknya. Dirinya selalu dibuat terheran-heran kepada dua bersaudara ini.

Sebenarnya mereka adik kakak atau musuh bebuyutan?

Sendirinya tidak ngaca.

"Balik sekarang atau miniatur iron man Lo bakal misah kepala sama badan!" ancam Khaesang tidak main-main. Membuat Angga yang di sebrang sana langsung gelagapan.

"Sikopat gila! Iya Gue balik. Bilangin sama Angbeen suruh tidur aja ngga usah rewel, nyusahin orang!"

Setelah mengucapkan hal tersebut, saluran telfon diputus sepihak oleh Khaesang yang sudah muak mendengar celotehan Angga. Diliriknya Angbeen yang masih tertidur gusar sambil bergumam tidak jelas.

Hening ruangan itu terpecahkan kala dering ponsel lain terdengar. Itu bukan milik Khaesang, dan dia tebak pastilah milik gadis yang saat ini sedang tidak berdaya.

"Ehm, tolong ambilin hp Gue dong,"

Benar bukan, tidak berdaya.

Khaesang menatap jengkel gadis tersebut, namun dia tetap melangkah guna mengambil ponsel milik Angbeen yang sedang diisi daya. Melirik sekilas id si penelpon, dan hal itu membangkitkan rasa ingin tahu nya.

"Whi lope you? Tuh anak udah ada pacar?" Heran Khaesang saat dirinya sengaja melihat siapa yang menelfon Angbeen.

Namun fokusnya langsung terpaku pada foto profil yang digunakan oleh si penelpon barusan. Dirinya seperti kenal dengan gambar tersebut.

Tidak ingin membuat curiga Angbeen, dia memberikan ponsel tersebut pada sang empunya. Walau kurang puas memperhatikan siapa yang menelfon barusan.

"Kaya kenal deh orang di foto profil itu. Tapi siapa?"

Khaesang iseng membuka room chatnya. Siapa tau, dia dan si penelpon itu satu kontak. Di scroll nya kontak yang tersimpan, sampai jarinya terhenti pada satu nomer. Dan saat itu juga kata-kata Angbeen membuatnya terkejut.

"Ada apa Whisang? Gue lagi sakit, ngga bisa kasih info Khaesang buat Lo. Nunggu sehat dulu ya,"

Whisang?

Khaesang menatap tidak percaya Angbeen yang sedang bertelepon masih dengan setengah sadar sebab efek obat tidur. Dan hal itu disyukuri Khaesang karena kini dirinya mendapat satu informasi akurat dari yang bersangkutan.

"Jadi gitu cara main Lo Whisang Pratama? Gila juga,"

Khaesang tersenyum asimetris, merasa tidak habis pikir dengan kembarannya itu. Pantas saja dari awal kemunculan Angbeen membuatnya merasa aneh. Sebab wanita itu secara terang-terangan mendekatinya.

Padahal dulu, yang dia tau Angbeen sempat dekat dengan Whisang. Tapi entah sejak kapan, gadis itu langsung berpaling darinya. Bukankah itu sebuah keanehan.

"Hm, bye bye Whisang"

Selesai berbicara melalui telfon dengan Whisang, Angbeen yang belum menyadari ada Khaesang di kamarnya seketika terkejut saat melihat kembaran temannya itu.

"K-khaesang? Sejak kapan?"

"Menurut Lo, yang dari pagi kasih makan sama obat buat Lo itu setan?" ujar Khaesang dengan datar dan sedikit kesal.

Angbeen salah tingkah, seperti maling yang tertangkap basah. Kalau Khaesang sudah dari tadi disini, pasti dirinya mendengar percakapan antara dia dan Whisang bukan?

Ini gawat. Itu yang tercetak jelas pada wajah Angbeen.

"Sekarang Gue mau minta penjelasan dari Lo, sejelas-jelasnya Angbeen Novita."

***

Terimakasih untuk dukungan kalian yang selalu ada untuk Sang kembar.

Vote serta komentar semangat kalian berarti untuk author ini, hehe.

Bye

Kembar Nakal[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang