Y. Ikatan batin

399 72 12
                                    

Sudah tiga hari. Whisang masih dalam masa pencarian, dan bahkan belum terdengar di temukan jejaknya. Tim SAR berkerja tanpa henti mencari anak itu. Bahkan anak buah Jaya di kerahkan untuk membantu mencari putranya.

Tiga hari juga Jaya dan Khaesang tidak pulang, dan memilih menunggu di pos penjagaan. Berharap orang tersayang mereka di temukan.

Jaya sudah tidak berpikir bagaimana nanti nasib Whisang di temukan. Entah hidup atau tiada. Yang terpenting anaknya ada wujud dan kembali padanya.

Walau dalam hatinya, masih mengharap bahwa sang anak bertahan. Dan kembali dengan membawa napasnya serta hangat tubuhnya. Tidak kurang satu apapun.

Lain lagi dengan Khaesang yang seperti hilang jiwanya separuh. Silih berganti Angga, Deus dan Angbeen datang untuk menyemangati. Namun tidak membuat rona wajah Khaesang yang sudah pucat kembali.

Yang paling setia, ada Naksa menemani sahabatnya itu di pos penjagaan. Serta sang ayah, yaitu Harsen ikut membantu pencarian yang baru-baru ini menjadi teman dekat anaknya.

"Khaesang, Lo harus mandi dulu deh. Masa nanti pas Whisang pulang liat Lo kaya gembel gini? Mau di taruh mana muka Lo? Yang ada Whisang bakal ngejek Lo habis-habisan," Naksa berusaha mengobrol dengan Khaesang.

Temannya itu seakan kehilangan cara berkomunikasi antara makhluk hidup. Diam dan kosong, tatapan Khaesang bagaikan mayat hidup. Dan Naksa tak bisa lagi membiarkan temannya ini terus-terusan begini.

Dalam hati Naksa juga merasa kehilangan. Dirinya masih banyak dosa pada Whisang sebab sering mengerjainya. Belum terucap kata maaf tulus darinya, namun Whisang seperti hilang di telan bumi.

"Whisang pulang kok. Sekarang Lo siap-siap dulu oke. Biar nanti kalo Whisang ketemu Lo bisa langsung peluk dia." ajakan Naksa bagaimana angin lalu untuk Khaesang.

Bahkan anak itu masih menggunakan piayama tiga hari lalu. Saking tidak maunya meninggalkan tempat kejadian perkara atas hilangnya sang saudara. Untung anak itu masih waras untuk menerima suapan makan dari Satya yang rutin bolak-balik untuk mengurus bos dan anaknya ini.

"Jaya!" Itu Jaka. Sahabat Jayabrata dan guru bahasa Inggris Whisang. Pria itu juga ikut mencari keberadaan anak sahabatnya.

"Sebentar lagi pasti membuahkan hasil. Kau tenang aja, sekarang bujuk anak mu itu untuk bersih-bersih. Sungguh penampilannya sudah seperti gembel," Jaka sedikit melempar canda agar Jaya setidaknya tidak terlalu terpuruk.

Jaya menatap Khaesang sekilas, ada gurat khawatir dalam hatinya. Melihat anak kembarnya yang lain tampak tak memiliki jiwa. Sudah berapa kali Jaya ikut menguatkan anaknya, namun berakhir dirinya juga ikut lemah dan tumbang.

Maka dari itu, dia menugaskan Satya agar tetap menjaga Khaesang.

"Pencarian akan di hentikan,"

Satu kabar yang membuat jantung Jaya bertalu dengan cepat. Kepala tim SAR memberikan kabar buruk setelah tiga hari pencarian. Yang mana tidak ingin Jaya dengar.

"Maksud anda?"

"Sudah tiga hari pencarian, namun tim kita tidak menemukan jejak ananda Whisang. Seluruh belantara hutan sudah di susuri, tempat terakhir ananda Whisang juga sudah di cek berulang kali. Tidak menemukan tanda-tanda di serang makhluk buas. Atau masuk ke dalam jurang. Dan dengan ini kami menyampaikan bahwa-

"TIDAK!"

Teriakan Khaesang menggema sore itu. Dirinya bangkit dari duduknya walau dengan sempoyongan, dibawanya tubuh ringkih itu mendekati sang ayah. Sambil menatap tajam kepala tim SAR yang akan memberikan status hilangnya sang saudara.

"Saudara saya masih hidup, saya memiliki firasat itu. Jangan remehkan anak kembar yang bahkan ikatan batinnya lebih besar dari ibunya sendiri! Whisang masih di dalam, dan dia menunggu untuk di jemput. Jangan asal memberikan status kalau saudara saya mati!" ujar Khaesang dengan air mata menetes deras pada pipi kurusnya.

Tatapan tajamnya seakan menghunus pandangan orang-orang yang menatapnya prihatin.

Khaesang tidak akan terima kalau saudaranya dinyatakan tiada. Selama tiga hari ini dirinya merapalkan doa agar Whisang kembali. Berulangkali memanggil namanya untuk kembali dengan hidup-hidup. Berkumpul seperti biasa dan menjawab tantangan berkelahinya seperti biasa.

"Khaesang dengarkan Ayah-

"APA?! AYAH MAU MENYETUJUI STATUS WHISANG YANG AKAN DIUCAPKAN BAPAK ITU! AYAH MAU SETUJU UNTUK MENGHENTIKAN PENCARIAN! AYAH RELA ANAK AYAH SENDIRIAN DI HUTAN SANA! AYAH RELA!"

plak

Satu tamparan Khaesang terima pada pipi kirinya, Jaya memberikan sebuah tamparan keras. Itu bukan untuk kekerasan, melainkan untuk menyadarkan Khaesang yang seperti kehilangan akal.

Dipeluk dengan erat sang anak, sambil mengucap kata penenang. Jaya juga merasa hancur, dirinya kehilangan arah dan entah harus bagaimana. Sementara dia bahkan tidak kuat melihat anaknya itu yang terlihat kehilangan sebagian jiwanya.

Jaya tidak bisa.

"Khaesang tenang. Ada Ayah di sini, Whisang tidak akan sendiri. Dia masih kita usahakan untuk ketemu. Kamu tenang, ada Ayah di sini, Whisang akan pulang." pelukan Jaya semakin erat merengkuh tubuh ringkih putranya.

Jaka dan Satya saling berpandangan, menatap salah satu sahabat mereka yang tampak putus asa. Namun masih harus menguatkan yang termuda untuk tidak kehilangan arah. Naksa bahkan sudah menangis tersedu-sedu di pelukan Harsen.

Kepala tim SAR yang melihat situasi tampak tidak terkendali ini segera meluruskan perkataannya. "Tenang semuanya, saya akan berucap jika status ananda Whisang adalah di culik oleh penunggu hutan ini. Mungkin bagi kalian ini seperti tidak masuk akal. Namun kita akan berusaha dan menggunakan kemungkinan yang tidak mungkin untuk menemukan ananda Whisang kembali. Maka dari itu kami menyuruh tetua atau juru kunci hutan ini untuk ikut membantu pencarian."

Perkataan dari kepala tim SAR barusan membuat mereka yang khawatir sedikit merasa tenang. Setidaknya ada jalan lain yang terdengar tidak mungkin itu.

Dalam hati Khaesang kembali merapalkan nama Whisang untuk segera kembali. Dan meminta mereka yang tidak terlihat untuk mengembalikan saudaranya.

"Tolong kembalikan Whisang wahai setan jahanam,"

*****

Benerkah Whisang lagi di ajak jalan2 sama temen beda dunianya itu?
Mari kita tunggu teman2

Terimakasih buat kalian yang sudah vote dan komentar di sini, dukungan berharga dari para pembaca sangat aku hargai:)

Bye

Kembar Nakal[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang