"Aran!"
"Iya mah..."
Aran Shane Lucas, sering di panggil dengan sebutan aran. Anak laki laki memiliki paras wajah yang tampan, memiliki mata sipit hidung mancung dan alis mata yang tembal.
Aran adalah anak SMA kelas 11, namun ia harus pindah ke jakarta dikarenakan tugas ayahnya yang di pindahkan ke Rumah sakit Jakarta pusat.
Aran berasal dari bandung, dia memiliki adik bernama freya, usianya masih berumur 6 tahun. Sangat jauh sekali bukan, itu karena aran tidak mau memiliki adik.
Tapi setelah jadi, ia malah menyayanginya, sangat sangat menyayangi adik perempuanya itu.
Ayah aran berkerja sebagai dokter ahli bedah, nama ayahnya adalah Shane Lucas, biasanya aran memanggilnya Bro Shane.
Sedangkan mamanya bernama Shanju Adiva, mama aran memiliki toko roti, tidak banyak, hanya di bandung dan Jakarata.
"Kenapa mah?"tanya aran menghampiri mamanya yang berada di dapur.
"Ini, mama minta tolong kamu anterin kue ini ke tetangga sebelah rumah kita ya. Sebagai perkenalan"jelas Shanju.
"Kenapa gak mama aja, males mah"ujar aran memelas.
"Gak, mama habis ini mau ke toko, kamu aja ya, sekalian kenalan tuh sama anak tetangga. Mama liat tadi ada anak tetangga, kayaknya seumuran dengan kamu"jelas mamanya.
Aran memutar kedua bola matanya malas."buat apa mah?"
"Temenan lah, masa iya pacaran... gih sana anterin. Sumpek mama liat kamu di rumah aja"ujar sang mama.
"Di rumah salah, keluar salah"gumam aran kesal.
Ia mengambil toples yang berisi kue nastar. Dengan langkah lemas ia berjalan menuju tetangga samping rumahnya.
Tok tok!
Aran mengetuk pintui rumah itu, tak berapa lama muncul seorang gadis memakai seragam putih biru.
"Cari siapa ya kak?"tanya gadis itu.
Aran diam, ia hanya memberikan toples nastar itu lalu setelahnya berlalu pergi tanpa mengucap sepata kata apa pun.
Gadis itu menatap heran ke arah aran, ia menatap kotak yang di berikan oleh aran.
Ia kembali menatap aran yang masuk kedalam rumah yang berada di sebelahnya.
Senyum gadis itu terbit, ia masuk kedalam rumahnya menaruh satu toples kue nastar itu di atas meja makan.
"Dari siapa itu?"
"Gak tau chika mah, tadi sih kakak sebelah rumah kita yang ngasih"ucap gadis itu.
Achika Atmaja, sering di panggil dengan sebutan chika. Gadis polos dan cantik ini masih kelas 9 SMP.
Chika sering sekali mengepang dua rambutnya, hal itu membut dirinya terlihat seperti gadis polos.
"Owh, tetangga baru kayaknya"ucap mama nya.
"Ya udah kamu ganti baju gih sana"lanjut mamanya yang di balas anggukan oleh chika.
***
Chika, gadis itu kini mengintip di balik tembok, ia menatap tersenyum ke arah aran yang tengah mencuci motor sport nya.
"Kakak itu siapa ya namanya?"tanya chika bergumam.
Gadis itu memegang erat boneka teddy berukuran kacil di tangannya.
"Ajak kenalan ah"lanjut chika, ia berjalan menuju rumah aran.
Sesampainya di sana, chika diam tersenyum memandang punggung aran. Laki laki itu fokus sekali mencuci motornya hingga tidak tau bahwa dirinya berada di belakangnya.
"Loh aran, itu temennya dateng kok malah di cuekin"ucap mamanya yang datang dengan segelas teh manis di tangannya.
Aran mematikan keran air, ia menatap bingung ke arah mamahnya seolah bertanya.
"Itu di belakang kamu"
Aran menolah, ia tersentak kaget melihat seorang gadis tersenyum manis ke arahnya.
"Hai kak"sapa chika.
"Iya"sahut aran singkat.
Aran menatap ke arah mamahnya yang sudah berjalan masuk kedalam rumah. Ia mengalihkan kebali tatapannya menuju gadis yang berada di depanya.
"Kamu siapa? Kita kenal?"tanya aran.
"Enggak sih... ya udah ayok kenalan, nama aku chika. Kalau nama kakak siapa?"
"Aran"
Chika tersenyum mengetahu nama laki laki yang berada di hadapanya."salam kenal kak aran"
"Hm"dehem aran, ia kembali menyalakan kran air. Aran sangat malas menanggapi gadis aneh yang tiba tiba datang ke rumahnya.
"Kak aran lagi ngepain?"tanya chika polos, ia menjongkokkan dirinya di samping aran yang juga berjongkok.
Aran menatap malas ke arah chika, apa mata gadis itu buta.
"Menurut mu?"tanya aran ketus.
"Cuci motor"sahut chika.
"Kalau tau kenapa nanya"
"Ya kan chika cuman nanya doang"ucap chika memanyunkan bibirnya.
Aran tak memperdulikan chika, ia hanya fokus mencuci motornya.
"Kak aran gak mau ya temenan sama chika?"tanya chika sedih.
Aran diam tak mebalas ucapan dari chika, ia mengacuhkan gadis itu. Hal itu membuat chika tambah sedih.
"Ya udah deh, kayaknya memang ga ada yang mau temenan sama chika. Maaf ya kak aran kalau chika ganggu kak aran"ucap chika berdiri dari jongkoknya.
Ia berjalan meninggalkan rumah aran lalu kembali ke rumahnya.
Aran menatap heran ke arah chika yang tampak sedih karena di acuhkan olehnya.
"Bodo amat"gumam aran lalu kembali melanjutkan cuci motornya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]