Aran menghentikan motornya tepat di depan rumah chika. Ia baru saja mengantarkan marsha pulang tadi.
Aran melepas helemnya lalu turun dari motornya, ia berjalan menghampiri chika yang tengah terduduk termenung di ayunan depan rumah gadis itu.
"Halow!"sapa aran duduk di samping chika.
Chika tersentak, ia berdecak saat mentap ke arah aran.
"Kenapa sih, jutek banget sama gw?"tanya aran heran.
Chika hanya diam tak menjawab ucapan dari aran. Aran menatap dekat wajah chika hal itu membuat sang empu tersentak kaget.
"Iiiihhhh ngepain sih kak aran!"ucap chika kesal menabok pelan wajah aran.
Bukanya marah, aran malah tertawa pelan melihat wajah kesal chika yang sangat lucu.
"Haha, kenapa sih. Gw ada salah, kesel banget kayaknya lo liat gw"ucap aran.
"Cewek yang tadi itu siapa?"tanya chika cepat.
"Cewek yang mana?"
"Ck, yang tadi di rumah kak aran"
"Owh, itu temen sekelas, kenapa rupanya?"tanya aran.
Chika hanya diam, temen sekelas kok kayak deket banget, sperti orang pacaran. Chika tak ingin aran memiliki pacar, bisa bisa dirinya nanti terlupakan.
"Masa sih..."ujar chika tak percaya.
"Iya itu temen gw, kenapa sih gak percaya. Cemburu ya?"tanya aran menaik turunkan alisnya.
"Apaan, gak ada! Orang chika cuman takut kak aran lupain chika kalau kak aran punya pacar. Kak aran punya pacar, pasti chika gak ada temennya lagi"ujar chika lesu.
Aran yang mendengar itu terkekeh kecil, ia mencubit gemas pipi chubby milik chika.
"Gemes banget sih bocilll"
"Aaaaa kak aran sakit pipi chikaaa!"rengek chika memukul mukul tangan aran yang mencubit pipinya.
Aran tertawa puas, ia melepaskan cubitanya pada pipi chika. Gadis itu memanyunkan bibirnya mengusap usap kedua pipinya yang sedikit sakit.
"Suru siapa lo gemesin"ucap aran.
"Tau ahk! Ngabek sama kak aran!"ucap chika menyilangkan tanganya di kedua dadanya.
"Maaf yaaaa"ucap aran.
"Gak mau"
"Maafin dong"
"Gak!"
"Di maafin gimana caranya?"
"Beli es krim dulu"sahut chika cepat.
"Males nyogok"ujar aran.
"Ya udah chika ngambek!"ketus chika.
"Ya udah ayok kita beli es krim, gw traktir"ucap aran membuat chika tersenyum senang.
"Ayo beli es krim buruan"ujar chika menarik aran untuk berdiri dari duduknya.
"Sabar bocil"
"Iiiihhhh lama kak aran, ayo cepetan..."ujar chika terus menarik aran menuju motor pria itu.
***
Aran menompang dagunya menatap chika yang duduk di hadapanya. Gadis itu tengah sibuk memakan es krimnya.
Chika sangat cantik jika rambutnya di gerai, wajah culun nya langsung hilang seketika.
"Kak aran kenapa liatin chika kayak gitu?"tanya chika.
Aran tersentak, ia mengaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal."enggak, gw cuman liatin lo tuh cemong cemong makan es krimnya, kayak bocil"ucap aran.
Chika mengerucutkan bibirnya."chika gak bocil kak! Udah gede!"
"Ya ya ya"sahut aran mengalah. Ia mengambil selembar tisu, aran megelap sudut bibir chika.
Chika tersenyum senang melihat aran yang sangat perhatian dengannya.
"Makasih kak aran"
***
Aran menghentikan motornya di depan rumah chika. Ia melepas helemnya laku menatap chika dari kaca sepion motornya.
Aran mengelus tangan chika yang melingkar rapih di perutnya. Ia tersenyum melihat kepala chika yang masih bersandar di punggungnya.
"Masa iya gw suka sama bocil"gumam aran.
Entah lah, akhir akhir ini aran selalu saja di buat kagum dengan wajah cantik milik chika. Tidak lupa dengan kelakuan polos gadis itu membuat aran sangat gemas.
"Chik, kita dah sampai. Bangun"ucap aran mengelus lengan chika.
Chika membuka matanya secara perlahan, ia menatap area sekitar, ternyata dirinya sudah sampai rumah.
"Yuk turun, tidurnya di lanjuti di kamar aja"ucap aran.
Chika menganggukan kepalanya, ia turun dari motor aran. Chika menatap serius ke arah arah aran. Aran yang di tatap seperti itu mengerutkan keningnya bingung.
"Kenap~"
Cup!
"Makasih kak aran, sampai jumpa besok!"ucap chika lalu berkari masuk kedalam rumahnya.
Aran terdiam mematung, ia memegang pipinya yang di kecup oleh chika.
"Anj jantung gw!"teriak aran dalam hati.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]