Konflik akan segera di mulai😈
Seminggu sudah berlalu, kini chika banyak memiliki teman. Namun gadis ini hanya dekat dengan eli dan ashel saja.
Chika merasa senang karena di sini ia tak di bully seperti waktu dirinya di SMP.
Bell pulang sekolah telah berbunyui sejak lima menit yang lalu. Chika berdiri di depan pintu masuk gedung sekolahnya.
Ia menunggu aran di sana, pria itu tengah mengambil motornya di parkiran.
"Kamu nunggu siapa chik?"
Chik menolehkan pandanganya ke arah samping, chika mengerutkan keningnya menatap pria yang berada di sampingnya.
"Chika kan?"tanya pria itu.
Chika menganggukan kepalanya."kakak siapa ya?"
"Jangan manggil kak, kita seumuran kok"
Pria itu tersenyum, ia mengulurkan tanganya kepada chika.
"Ehekm!"
Chika dan pria itu tersentak, mereka berdua menatap ke arah aran yang tengah berduduk santai di atas motornya sembari memperhatikan chika dan pria itu.
Pria itu menatap aran dengan tatapan heran.
"Lo siapa?"tanya pria itu.
Aran terkekeh mendengar ucapan pria itu. Ia menoleh menatap ke arah chika.
"Sayang, ayo pulang"ucap aran tersenyum manis.
Sedangkan chika, ia melotot menatap ke arah aran. Bisa bisanya pria ini memanggil diri ya dengan sebutan sayang di depan orang.
"Ayo pulang ih, mama kamu udah telfoni aku aja nih"ujar aran.
"Kakak..."ucap chika tertahan. Ia merasa malu karena aran terus saja memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Cepetan sayang"ujar aran lagi.
Chika dengan terpaksa melangkahkan kakinya dengan cepat menuju motor aran. Chika mengambil helem yang aran berikan padanya.
Setelah memakai helemnya, chika naik ke atas motor aran.
"Lain kali, jangan sembarangan deketin pacar orang ya dek"ucap aran sinis namun ia memberikan senyum mematikanya kepada pria itu.
Aran menjalankan motornya meninggalkan area pekarangan sekolah. Sedangkan pria itu mendesah lirih, ternyata gadis yang ia suka sudah memiliki kekasih.
***
Aran menghentikn motornya tepat di depan rumah chika. Chika turun dari motor aran, ia melepaskan helemnya.
Aran menoleh menatap ke arah chika yang menatapnya dengan tajam. Aran membuka helemnya, ia turun dari motornya.
"Kenapa natap gw kayak gitu"
"Punya utang gw sama lo?"tanya aran heran.
Chika berdecak, ia memukul kuat bahu aran membuat sang empu meringis kesakitan.
"Apa sih lo mukul mukul!"ketus aran.
"Maksud lo apa manggil gw sayang di depan orang?!"tanya chika marah.
Aran tersentak saat mendengar chika yang mengunakan kata "lo-gw". Namun aran kembali merubah wajahnya seperti biasa saja.
"Ya emmang kenapa rupanya, lo mau gitu deket deket sama tuh cowok?"tanya aran.
Chika terdiam sejenak."y-ya enggak lah"
"Ya udah, masih mending gw selametin tadi"ujar aran.
"Ya tapi kan gak harus manggil gw sayang. Kan bisa gitu bilang kalau gw adek lo, atau apa kek, masa harus sa~~"
"Ssstttt!"aran menempelkan jari telunjuknya ke depan mulut chika.
Chika diam, ia menepis tangan aran. Chika menatap tajam ke arah aran.
"Diem diem"ucap aran.
"Apa sih!"
"Sssttt diem dulu. Coba sini lo deketan sama gw"ujar aran.
Chika menurut, walau dirinya kesal dengan aran, ia tetap menuruti permintaan pria itu.
"Apa?"tanya chika.
"Lo nyium sesuatu gak?"tanya aran sedikit berbisik.
"Enggak, kenapa bisik bisik sih?!"
"Ck, jangan kuat kuat nanti orang denger"ujar aran.
"Kenapa sih kak?"kesal chika.
"Lunyium bau gak?"tanya aran.
"Enggak lo ih!"
"Owh pantes, lo bau soalnya. Sana mandi"ujar aran lalu dengan santai ia menancapkan motornya pergi dari rumah chika.
Chika menghentak hentakkan kakinya kesal, ingin sekali dirinya meremas remas muka menjengkelkan milik aran.
"Awas aja lo ya!!"pekik chika. Aran yang baru saja memasuki rumahnya hanya terkekeh kecil mendengar teriakan chika.
***
Aran mendudukan dirinya di meja belajarnya, ia merogo saku jaketnya lalu mengeluarkan tiga lembar foto chika yang baru saja ia cetak di foto copy tadi.
Aran mengambil buku diary nya, ia menmpelkan ketiga foto chika di sana. Dua foto chika yang ia ambil saat gadis itu pertama kali memasuki sekolah menengah atas, dan satu lagi adalah fotonya dengan chika.
Aran merangkul gadis itu dengan wajahnya yang datar, sedangkan chika menampilkan senyum manisnya sembari memeluk erat tubuh aran dari samping.
Aran tersenyum melihat foto itu, ia berharap tuhan selalu mengizinkannya untuk berada di dekat chika.
Kalau bisa sih sekalian di kasih izin memiliki juga boleh...
Aran menutup buku diary nya, ia mengambil handphonenya yang begetar.
Aran membuka grup chat dirinya dengan tim inti geng Famor.
•••
Anak Famor ketce ketce🤟🏻
Ollan: ran ada yang ngajakin lo balap!
Aldo: terima ran, mayan uang 30 juta
Deo: ngab aran mana ini woy!
Floran: muncul lo nyet! Gw gampar kalau gak muncul!
Ollan: sabar ya kutub sabar...
Aran: kapan balapnya?
Ollan: malam ini, di arena biasa ya, jam sembilan malem. Kita kita tunggu lo di sana
Aran: otw
•••
Aran memasukan handphonenya kedalam saku celananya. Ia mengambil kunci motornya lalu berjalan keluar dari kamarnya.
"Mau kemana bang malem malem gini?"tanya shanju.
"Mau keluar bentar mah, ngumpul bareng temen"sahut aran bohong.
"Jangan malem malem ya bang pulangnya"
Aran menganggukan kepalanya patuh, ia menyalim kedua tangan orang tuanya. Setelahnya aran pergi menuju arena balap.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]