Y-ya bangs- yaudah lah☺️💔
Aran menghentikan mobilnya di depan rumah chika. Ralat, mobil papanya. Aran turun dari mobil Pajero Sport milik papanya, ia berjalan masuk ke area rumah chika.Aran tersenyum melihat chika yang sudah menunggunya duduk di kursi teras rumahnya.
"Loh, motor kak aran mana?"tanya chika bingung.
"Ada di rumah, kita naik mobil aja biar gak susah bawa alat pancingnya. Yuk"ajak aran mengandeng tangan chika.
Aran membuka pintu mobilnya untuk chika masuk, setelahnya ia berlari mengintari mobil lalu masuk kedalam kursi mengemudi.
***
Aran tersenyum gemas melihat chika yang tengah serius memerhatikan pancingnya.
"Kok gak gerak gerak dianya kak aran?"tanya chika memanyunkan bibirnya.
"Sabar ya, nanti juga dapet kok"ucap aran.
Chika menghela nafsnya, ia sangat lelah menunggu seekor ikan memakan pancingannya.
"Chik, gerak tuh pancingan lo, buruan tari!"ujar aran.
Hal itu memebuat chika menarik tali pancingannya. Satu ikan berhasil chika tangkap, chika belompat lompat kegirangan.
Aran yang melihat itu hanya terkekeh kecil.
"Masukan ke ember ikannya"
Chika memasukan ikan hasil tangkapannya kedalam ember. Ia tersenyum menatap ikan hasil tangkapannya yang berenang tidak leluasa di dalam ember berukuran sedang itu.
"Chika boleh plihara ikannya kan?"tanya chika pada aran.
Aran menganggukan kepalanya."boleh, nanti kita bawa pulang ikannya"
Chika bersorak riang, ia sangat menyukai ikan. Chika memberikan pancinganya kepada aran, ia meminta aran untuk memasangkan kembali cacing di umpan pancingannya.
***
Hari sudah mulai sore, pukul sudah menunjukkan jam setengah lima sore. Aran menghentikan mobilnya tepat di depan rumah chika.
Aran menoleh menatap ke arah chika, gadis itu sibuk memperhatikan dua ikan di dalam ember.
"Udah sampek, lo mau di sini aja?"tanya aran.
Chika mendongakkan kepalanya, ia menoleh ke arah aran.
"Owh, udah sampek. Hehe, aku gak tauu"ucap chika terkekeh kecil.
Aran hanya menggelengkan kepalanya saja, ia turun dari mobilnya lalu berjalan membukakan mobil untuk chika keluar.
"Awas jatoh, liat liat kalau jalan"ucap aran.
"Iya iya, udah sana kak aran pulang aja"ucap chika berjalan memasuki rumahnya.
Mata gadis itu tak teralih dari ikan yang berada di delam ember.
"Aduh!"pekik chika saat ia tersandung anak tangga teras rumahnya.
Aran yang melihat itu hanya terkekeh kecil. Saat sudah memastikan chika masuk kedalam rumahnya, aran kembali menjalankan mobilnya memasuki area pekarangan rumahnya.
***
Hari hari berlalu, bulan terus berganti. Kini telah tiba liburan akhir semester. Aldo merencanakan akan melakukan kemah di puncak dengan geng inti famor.
"Chika ikut pokoknya"ucap chika ketus.
Aldo menoleh menatap ke arah aran, aran menghela nafasnya ia menatap ke arah chika yang tengah ngambek karena aran tidak membolehkan chika ikut untuk kemah ke puncak.
"Ya udah iya, lo boleh ikut"
"Tapi gw minta izin dulu ya sama bokap lo, kalau gak di izini jangan marah ke gw"
Chika menganggukkan kepalanya, ia tersenyum lalau memeluk aran erat.
"Makasih kak aran yang ganteng..."ucap chika, ia tersenyum manis mendongakkan kepalanya menatap wajah aran.
"Iya, dah sana jangan peluk peluk gw, lo bau"ucap aran melepaskan pelukan chik dari tubuhnya.
Chika memukul bahu aran membuat sang empu meringis.
"Ngeselin!"
Aran hanya mengacungkan kedua bauanya saja, ia melakuan itu hanya untuk menghindari chika. Tidak tahu saja kalau jantungnya berdegub kencang saat gadis itu memeluk tubuhnya.
***
Aran berjalan masuk ke dalam rumah chika, ia mengikuti gadis itu dari belakang. Aran mampir keurmah chika untuk meminta izin kepada papa chika untuk mengajak chika pergi berkemah di uncak besok.
"Papah ada yang mau ketemu papah ini"ucap chika berjalan meninggalakan aran ang tengah mendudukkan dirinya di ruang tamu.
Tak berpa lama datang lah pria paruh baya, dia adalah Puco admaja, apah chika. Aran dengan sopan menyali tangan pph chika.
"Ada apa ran , tumeben tumbenan kamu mau ketemu sama om. Baiasanya juga sma chika aja.
"Em ini om, saya mau minta izin sam om buat ngajak chika buat ikut kemah di punca bareng aran besok'ucap aran sedikit gugup.
Puco terdiam sejenak enatap ke arah aran, ia er fikiruntuk memberikan izin putri sematawayangnya ini ikut atau tidak.
"Yang ikut sipa aja?"
"Yang ikut ada temen temen aran aja si om, tapi ada cewekmnya jugak kok"jelas aran.
"Cowoknya berapaorang?'"tnya puco lagi.
"Cowoknya sama aran ada lima orang, kalau ceweknya ada dua orang, itu pun kalau chika ikut, kalau chika gak ikut ya bakalan ada cowk cowok doang"jelah aran.
Puco yang mendengar itu terdiam. Ia enatap ke arah putri semata wayangnya yang duduk di meja makan.
Chiak mentap papahnya dengan tatap penuh permohonan. Pucho enghel nafasnya, ia mengalihkan pandangnya ke aran aran.
"Apa om bisa mempercayakan chika pada kamu aran?"
"Bisa om, saya pasti akan jaga chika baik baik"ucap aran tanpa keraguan.
Pucho menganggukan kepalanya mendengar jawaban ara yang sedikit lantang.
"Oke om izinin chika ikut pergi sama kamu"
Aran tersenyum senang mendengar jawaban dari puco, begitu pun chika yang sudah berlompat lompat kecil karena kesanangan.
"Tapi ingen, jika ada satu kelecetan di tubuh anak saya... siap siap aja kamu aran, saya akan kejar kamu kemana pun kamu sampai dapat dan menghajar kamu sampa ma*i"
Aran yang mendengar itu menelan ludahnya kasar, ia menganggukan kepalanya cepat.
"Iya om, aran pastikan chika akan kembali sama dengan keadaannya saat aran bawa chika pergi"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]