Hari ini adalah hari minggu, aran hanya bermalas malasan di kamar. Bermain handphone lalu setelahnya bermain ps.
Ingin ke rumah chika, dan mengajak gadis itu berjalan jalan rasanya sangat malas. Mengingat semalam chika yang pergi bersama zee, kecemburuan aran belum hilang sampai pagi ini.
Brak!
"Anj!"umpat aran mengelus dadanya.
Ia menatap kesal ke arah chika yang membuka pintu kamarnya dengan kuat. Chika yang di tatap seperti itu hanya menampilkan cengiran bodohnya saja.
"Lo bisa gak si kalau buka kamar orang tuh pelan pelan!"kesal aran.
Baru saja ia memikirkan chika tadi, tiba tiba gadis ini sudah datang saja menyelonong masuk kedalam kamarnya.
Panjang umur!
"Ngapain lo kesini?"
"Dih! Suka suka gw doang"sewot chika, ia langsung membaringkan tubuhnya di kasur aran.
Aran menoleh kebelakang menatap chika yang sudah berbaring di kasurnya.
"Lo gak ada kegiatan lain apa selain kerumah gw. Gak bosen lo?"
Chika menengkurapkan tubuhnya, ia menatap tajam ke arah aran.
"Ceritanya ngusir tau gimana ini?"tanya chika sinis.
"Enggak. Kan gw cuman nanya. Sensian amat jadi cewek"ujar aran lalu kembali menatap layar tv.
"Dih, dia yang marah marah"ujar chika. Ia kembali membaringkan tubuhnya.
Hening beberapa saat, aran yang fokus bermain ps dan chika yang sibuk berbalas pesan dengan zee.
Sesekali chika tersenyum dan berguling guling karena salting akan pesan pesan yang di kirim oleh zee.
Aran menoleh kembali menatap ke arah chika, ia menatap heran chika yang berguling guling kesan kemari.
"Gila ya lo?"
Chika menghentikan aksinya, ia menatap ke arah aran. Pria itu menatapnya dengan tatapan aneh.
"Enak aja, gw masih waras ya!"kesal chika.
"Kalau waras gak gitu, kasur gw udah gw beresin tadi"ujara aran.
"Ya udah sih, nanti gw beresin lagi. Marah marah mulu lo kayak cewek!"desis chika.
Aran tak menjawab ucapan chika, ia berjalan membereskan stik ps dan beberapa sampah jajanan ringan.
Setelahnya aran berjalan menghampiri chika yang masih nyaman berbaring di kasurnya. Aran mendudukan dirinya di ujung kasurnya.
Ia menatap chika yang tengah berbalas pesan sebari sesekali gadis itu tersenyum.
"Lo ngepain sih?"
"Bales chat siapa sampai senyum senyum kayak orang gila"ucap aran.
Chika menatap sekilas ke arah aran, lalu ia kembali menatap layar handphonenya.
"Kepo"singkat padat dan jelas dari chika.
Aran menghela nafasnya, ia menyadarkan dirinya kesandaran kasur."gw tau, pasti lo lagi chatingan sama zee kan?"
Chika tersentak, ia menaru handphonenya lalu menatap serius ke arah aran. Dari mana aran tau tentang zee, apakah pria ini memata matainya.
"Kok lo tau, lo mata matain gw ya?!"ujar chika menunjuk ke arah aran.
Aran berdecak, ia menepis lembut tangan chika yang menunjuk ke arahnya.
"Pede gila lo kalau gw mata matai lo. Kayak gak ada kerjaan aja"sahut aran.
"Ck, jadi lo tau dari mana kak.."ucap chika kesal.
"Dia anak basket, lo lupa kalau gw ketuanya?"
"Y-ya mana gw tau kalau dia anak basket"ujar chika.
Aran terkekeh."suka kok gak tau tentang dia"gumam aran.
Chika memukul bahu aran."iiiihhh! Gw gak suka ya!"
"Ya terus tadi senyum senyum ngepain?"tanya aran sembari mengejek.
"Ya kenapa rupanya kalau gw senyum senyum?!"
"Gw sama kak zee cuman temenan ya?!"kesal chika.
"Ya ya ya, percaya aja sama omongan bocil"ucap aran.
Lagi lagi aran terkena pukulan mau dari chika.
Buhg!
"Sakit gila! Mukul mukul aja lo dari tadi ya!"kesal aran mengelus bahunya.
"Suru siapa lo ngesein!"pekik chika.
"Maaf deh bang"
Chika tak memperdulikan aran, ia meraih handphonenya. Gadis itu kebali berbalas pesan dengan zee.
Aran menghela nafasnya melihat chika kembali diam dan fokus kepada handphonenya.
"Ehekm. Chik"panggil aran.
"Apa?"tanya chika tanpa menoleh ke arah aran.
"Jalan jalan kuy nanti"ajak aran.
Chika menatap ke arah aran."maaf kak, gw gak bisa"
Aran mengerutkan keningnya."kenapa?, lo mau pergi ya sama bokap nyokap lo?"tanya aran.
Chika menggelengkan kepalanya.
"Terus?"
"Semalem kak zee udah ajak aku nonton nanti siang"ucap chika.
"Lagi?"tanya aran lesu.
"Ha?"
***
Aran melipat kebali sejadah yang baru saja ia gunakan untuk sholat ashar tadi. Ia mengantung peci nya di tempatnya.
"Aran"
"Masuk aja mah..."
Pintu kamar aran terbuka menampilkan shanju yang sudah rampai. Sepertinya mamanya ini akan pergi ketoko kue miliknya.
"Ran, di bawah ada marsha tuh, samperin sana. Mama mau pergi ke toko"jelas sang mama.
"Marsha kesini, kapan?"
"Barusan aja, gih temenin"ujar sahnju lalu setelahnya ia keluar dari kamar aran.
Aran menyisir rambutnya. Lalu setelahnya itu turun menuju lantai satu.
"Nah, itu aran nya. Tante tinggal dulu ya"ujar shanju.
Masha menganggukkan kepalanya sembari tersenyum manis. Setelah shanju pergi, masha mengalihkan pandangannya ke arah aran yang berjalan menujunya.
Jantung marsha berdebar kencang, aran sangat tampan dengan stelan kaos putih polos lengan pendek dan celana pendek hitam.
"Gini aja udah ganteng polll"teriak marsha di dalam hatinya.
"Dah dateng dari tadi sha?"tanya aran mendudukan dirinya di samping marsha.
"Gak telalu sih. Pas lo lagi sholat gw dateng"
Aran menganggukkan kepalanya."owh ya, lo kerumah gw mau ngepain?"
"Em, gak ada sih. Cuman mampir doang"ujar marsha.
Aran menganggukan kepalanya mengerti."owh ya, lo udah makan siang belum?"
"Belum sih"
"Makan di luar yuk, gw traktir"ujara aran.
"Boleh deh"sahut marsha.
"Ya udah, tunggu bentar. Gw mau ganti baju dulu"
Masha menganggukkan kepalanya. Ia menatap aran yang berjalan masuk kedalam kamarnya.
Marsah bersorak riang, dengan cara pelahan ia bisa semakin dekat dengan aran.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]