Chika turun dari motor zee, zee melepas helemnya. Ia menatap area sekitar rumah chika.
"Ini rumah kamu?"
Chika menganggukkan kepalanya."kak zee mau mampir?"
Zee menggelengkan kepalanya."lain kali aja deh"tolak zee halus.
"Hati hati ya kak, jangan ngebut ngebut bawa motornya"ucap chika.
"Iya cantikk"ucap zee lalu menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah chika.
Chika yang di bilang cantik oleh zee mendadak salting brutal. Ia berloncat loncat kegirangan.
"Chika, kenapa loncat loncat gitu?"
Chika menoleh ke belakang, ia menggaruk tengkuk lehernya.
"Gak ada mah"ucap chika sangat malu.
Shanju hanya menggelengkan kepalanya saja."aran mana?"
"Kalian gak pulang bareng?"
Chika menepuk dahunya sendiri, ia merutuki kebodohanya sendiri. Kenapa dia tidak bilang dulu kepada aran kalau ia akan pulang bersama zee.
"Enggak mah, tadi chika pulang sama temen chika"ucap chika.
Shanju tersenyum mendengar ucapan dari chika."temen apa pacar?"
Chika yang medengar itu mendadak terbatuk, dengan segera ia menggelengkan kepalanya.
"Enggak, temen chika itu kok"ucap chika.
"Kalau bukan pacar..."
"Itu pasti gebetan kamu ya?.."ucap shanju.
Lagi lagi chika terbatuk mendengar ucapan shanju. Ia mengusap wajahnya malu, chika benar benar sangat malu karna di goda oleh mama aran.
"Apaan sih mah..."ucap chika merengek.
Shanju tertawa melihat itu, ia menarik lengan chika untuk segera masuk kedalam rumah.
***
Aran mendudukkan dirinya di meja makan, ia menatap mama nya yang sedang menata makanan di meja.
"Mah, ayah sama freya mana?"tanya aran.
"Ayah lagi ada jadwal oprasi pasien malam ini, kalau freya. Adik kamu di kamarnya, udah makan dulan tadi sore"jelas shanju.
Aran menganggukkan kepalanya mengerti. Chika sudah pulang tadi siang, orang tua gadis itu sudah kembali ke rumah.
Shanju menaruh dua centong nasi kedalam piring aran, setelahnya ia memberikannya kepada putranya itu.
Shanju menatap wajah putranya yang tengah memakan makananya dengan fokus. Sekarang aran sudah tubuh dewasa, sudah tumbuh menajadi anak yang pintar dan juga tampan.
Walaupun terkadang aran sedikit bandel, itu tidak mempengaruhi nilai nilai di sekolah.
"Aran"
Aran menatap ke arah mama nya."iya mah"
"Tadi, chika pulang sama cowok"
"Kayaknya itu pacar atau gak gebetanya deh"ucap shanju.
Aran yang mendengar itu hanya menghela nafasnya, ia kembali melanjutkan memakan makanannya.
"Aran, kamu denger mama kan?"
"Denger mah"
"Kenapa gak jawab?"tanya shanju.
"Ya apa urusanya sama aran, biarin lah kalau iya chika punya pacar"ucap aran sok tidak perduli.
Padahal hatinya sangat amat terluka karena chika dekat dengan pria lain selain dirinya.
"Ah kamu mah... Maksud mama bukan itu"
"Terus apa mah?"tanya aran lelah.
"Kamunya kapan punya pacar, chika aja udah punya masa kamu belum"ujar shanju.
Aran tesedak, ia segera meminum air yang berada di gelasnya.
"Makanya kalau makan itu pelan pelan"ucap shanju.
"Mama bilang apa tadi?"tanya aran.
"Makanya kalau makan itu pelan pelan"
"Bukan itu mah. Yang satu lagi"ucap aran.
"Kapan punya pacar, si chika aja udah punya"ucap shanju.
Aran menggaruk kepalanya frustasi."kapan kapan, udah ahk aran mau tidur aja"
Aran berjalan menaiki anak tangga, lalu masuk kedalam kamarnya.
"Aran! Makanan kamu belum habis!"teriak shanju.
***
"Mah, aran main kerumah chika ya"izin aran.
Shanju yang sedang menonton tv hanya menganggukkan kepalanya saja.
Aran berjalan santai menuju rumah chika, aran ingin bermain sebentar dengan gadis itu. Dan sekalian aran mengajak chika untuk pergi besok.
"Den aran, ngepain malem malem ke sini?"
"Mau main sama non chika ya?"
Aran menganggukkan kepalanya."chikanya ada kan pak yanto?"
"Aduh, barusan aja tadi non chika pergi sama temennya"sahut pak yanto, satpam rumah chika.
"Owh, di jemput sama ashel"ucap aran.
"Bukan den..."
Aran mengerutkan keningnya."terus, eli?"
"Bukan den aran, yang jemput itu cowok. Gak tau deh siapa, baru pertama kali kesini kayaknya"jelas pak yanto.
"Cowok, siapa pak?"tanya aran penasaran.
"Nah itu dia den, bapak juga gak tau"
"Tapi yang pasti, cowoknya itu ganteng den. Kayaknya pacarnya non chika deh"jelas pak yanto.
Aran yang mendengar itu pikirannya tertuju pada zee. Aran menghela nafasnya, akhir akhir ini chika selalu saja menghilang entah kemana.
Dan pasti ujung ujungnya ya bersama zee perginya.
"Ya udah deh pak, kalau gitu aran pulang aja"ucap aran yang di balas anggukan oleh pak yanto.
Aran berjalan lesu menuju ruamahnya. Semakin hari chika semakin jarang bersamanya. Gadis itu selalu saja menghabiskan waktunya bersama zee.
Dulu sebelum chika mengenal zee, chika salalu ribut datang kerumah aran untuk mengajaknya jalan jalan mengelilingi kota jakarta.
Tapi sekarang, sepertinya posisi aran sudah tergeser oleh kedatangan orang baru di dalam hidup chika.
Yuk buruan order, tinggal 9 buku lagi ya ngab☺️
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]