Chika mendudukan dirinya, ia menyandarkan dirinya di kepala kasur. Chika menatap punggung aran, pria itu tengah mengerjakan tugas sekolah.
Malam ini chika pergi bermain kerumah aran, ia ingin mengajak aran bermain ps bersama. Tetapi pria itu malah tidak bisa karena tugas sekolah yang sedikit banyak.
"Kak"panggil chika.
"Hm, kenapa?"tanya aran tanpa menoleh ke arah chika.
Chika terdiam sejenak, otaknya kembali teringat dimana ashel dengan terang terangan mengucapkan kalau gadis itu suka kepada aran.
"Kak lo bisa gak sih jelekin muka lo dikit"ujar chika.
Aran yang mendengar itu sontak langsung menghentikan aktifitasnya. Ia menoleh menatap ke arah chika yang juga sedang menatapnya.
Jantung aran berdebar kencang, apakah chika menyukainya?
"K-kenapa?"tanya aran gugup.
Chika berdecak."ck, lo itu banyak banget tau yang nyukain, gak si marsha marsha itu, sekrang si ashel!"
"Lo gak suka gw?"tanya aran.
"Dih! Kagak lah, ya kali!"sahut chika cepat.
Aran yang mendengar itu hanya tersenyum tipis. Ia membenarkan posisinya seperti awal.
Chika benar benar menganggap dirinya hanya sebatas sahabat atau abangnya saja, tidak lebih. Tidak seharunya aran mempunyai perasaan lebih kepada chika.
***
Aran mengambil handphonenya, ia mendudukan dirinya di meja belajarnya.
Tadi sepulang sekolah, chika mengajaknya untuk pergi berjalan jelan keliling kota jarata sembari membeli beberapa makanan yang mereka temui nantinya.
Aran menekan tombol telfon di nomor chika.
Berdering...
Aran mengerutkan keningnya saat chika menolak panggilanya. Saat dirinya ingin kembali menghubungi chika, satu pesan terkirim dari chika.
•••
Chika: kenapa kak?Aran: gak papa, gw cuman mau nanya, gw udah siap. Lo udah siap siap apa belum, gw otw ke rumah lo ini
Chika: astaga kak, maaf banget. Aku lupa kak, aku udah pergi jalan bareng sama kak zee. Maaf ya kak...
•••Aran tak membalas chat dari chika, ia meletakan handphonenya kasar. Aran mengusap wajahnya kasar, ia terkekeh miris.
"Anjir... gw udah siap siap... eh malah dia pergi sama yang lain. Haha...!"
Brak!
Aran memukul mejanya kuat, ia melipat kedua tanganya lalu menidurkan kepalanya di tumpukkan tangannya.
Untuk urusan ini, entah kenapa aran menjadi sangat cengeng sekali. Lupa, sedikit demi sedikit chika akan melupakannya.
"Kenapa sih chik, gw sesuka ini sama lo?"
***
"Bang, kok gak di minum susunya, nanti gak kenyang loh..."ujar shanju.
"Gak deh mah, keburu telat"
Aran mengambil satu roti berisi selai kacang yang sudah shanju siapkan untuk aran.
"Ini aran makan sambil jalan aja ya, aran berangkat sekolah dulu ya mah"pamit aran.
"Duluan bro shane!"ucap aran yang di balas ancungan jempol oleh ayahnya.
"Bro shane itu siapa?..."tanyafreya.
Shane terbatuk mendengar pertanyaan anak bungsunya. Sedangkan shanju sudah menatap tajam ke arah shane.
"Em, bukan apa apa. Udah freya lanjuti sarapannya ya sayang"ujar shane yang di balas anggukan oleh freya.
***
Aran mendorong motornya pelan menuju depan rumah chika, belum sempat ia keluar dari pekarangan rumahnya, aran mentap di depan rumah chika sudah ada zee yang memasangkan helem ke kepala chika.
Aran yang melihat itu mendengus kesal."anjing, telat lagi gw"
Aran mengaruk kepalanya frustasi, ingin menangis pun juga sudah tidak bisa. Air matanya sudah habis untuk menangisi chika yang membatalkan ajakan jalan mereka semalam.
"Aarrggghhh!!! Kenapa si zee idup sih?!!!"kesal aran.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]