"Ahk gak asik masa kita gak sekelompok!"kesal ollan.
"Ya udah lah, mau gimana lagi"sahut aran.
"Lu mah enak sama si Marsha"celetuk aldo.
Gadis yang benama marsha hanya memberikan senyum manisnya saja.
Bell pulang sekolah telah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Guru Sastra Indonesia memberikan mereka tugas kelompok, satu kelompok hanya berisikan dua orang.
Aldo dan ollan sekelompok, sedangkan aran bersama marsha.
Sedikit perkenalan dengan marsha, nama panjang gadis itu adalah Marsha Adiva Lenathea, gadis cantik dan imut, tak heran banyak orang yang menyukai gadis cantik ini.
Memiliki kulit putih dan senyum yang indah, poni yang berteger di keningnya menambah kesan imut di wajah gadis ini.
"Gw sama ollan balik duluan ya. Otak kami berdua gak lancar jadi harus mengerjakannya sekarang"jelas aldo lesu.
"Jujur wae lo!"ujar ollan menoyor pelan kepala aldo.
"Kan emang bener..."sahut aldo.
Marsha yang berada di sana hanya terkekeh kecil melihat kedua teman kelasnya. Ia mengalihkan pandanganya ke arah aran.
Ia terdiam sejenak memandangi wajah tampan milik aran.
"Kenapa?"
"Eh, e-enggak, gak papa"ucap marsha gugup mengalihkan pandanganya ke arah lain.
"Mau ngerjain tugasnya dimana?"tanya aran.
"Em, rumah lo aja deh. Kalau di rumah gw lagi ada acara keluarga"jelas marsha.
Aran menganggukan kepalanya setuju, ia menyondorkan satu helem ke marsha.
"Eh, kenapa?"tanya masha bingung.
"Ayo kerumah gw, kan mau ngerjain tugas kelompok"
Marsha memejamkan matanya malu, kenapa dirinya sangat ngeblengk saat di dekat aran.
"Bisa pakai helemnya kan?"tanya aran yang sudah menyalakan mesin motornya.
"Bisa bisa"sahut marsha, ia memakai helemnya.
"Ayo naik"
Marsha dengan perlahan menaiki motor aran, ia memegang ujung jaket aran.
Di sepanjang perjalanan menuju rumah aran, tak ada percakapan yang mereka lakukan. Aran fokus menatap jalan raya yang sedikit ramai, sedangkan marsha, gadis itu tengan mengelum senyumnya menatap punggung aran.
Tak berapa lama mereka sampai di rumah aran, marsha turun dari motor aran.
Aran melepas helemnya, ia menatap ke arah marsha yang tampak kesusahan melepas pengait helem.
Aran turun dari motornya, ia berjalan menghampiri marsha lalu melepas pengait helem yang marsha pakai.
"Udah"ucap aran.
Marsha terdiam saat wajah aran sangat dekat dengan wajahnya. Ia terpaku melihat ketampanan milik aran.
"Lo kenapa liatin gw kayak gitu?"tanya aran bingung.
Marsha lagi lagi merutuki kebodohannya, kenapa ia selalu saja ketahuan di saat dirinya menatap kagum aran.
"G-gak papa"sahut marsha gugup.
Aran hanya menganggukan kepalanya saja."ya udah yuk masuk"
Marsha berjalan membuntuti aran dari belakang. Ia mengedarkan pandanganya melihat dalam rumah aran.
Rumah aran tidak terlalu besar, namun tampak mewah.
"Abang aran!"teriak freya berlari lalu memeluk tubuh aran.
Aran mengendong freya, gadis kecil itu mencium kedua pipi aran. Marsha yang melihat itu semakin jatuh hati kepada aran.
"Ahk dia sayang banget kayaknya sama anak kecil, makin cocok jadi calon gw"batin marsha.
"Eh, ada siapa ini?"ucap shanju.
Marsha yang melihat wanita paruh baya yang bejalan menghampirinya langsung menyalim tangan wanita itu.
"Siang tante"sapa marsha ramah.
"Siang juga, temennya aran ya?"tanya shanju.
"Iya tante, temen sekelas"jawab marsha.
"Cantik banget"ucap shanju sembari mencubit pelan pipi marsha.
Marsha yang di perlakukan seperti itu oleh mama nya aran hanya bisa tersenyum malu.
"Lampu ijo"batin marsha.
"Sha, gw ganti baju dulu ya"ucap aran yang di balas anggukkan oleh marsha.
"Kamu ma minum apa, biar tante buatin"tanya shanju.
"Eh, gak usah repot repot tante"ucap marsha tak enak.
"Gak ngerepotin kok, mau apa, jus jeruk atau susu coklat dingin?"tanya shanju.
"Jus jeruk aja tante"
"Ya udah, kamu duduk dulu di sini ya, sekalian nunggu aran selesai ganti baju"ujar shanju yang di balas anggukan oleh marsha.
Tak berapa lama sanju kembali datang mebawa nampan berisikan segelas jus jeruk dan susu coklat dingin.
"Eh, aran nya belum selesai juga?"tanya sahnju menaru dua gelas itu di meja.
Marsha menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Ya udah, tunggu bentar ya, bira tante panggil aran nya dulu"ucap shanju.
"Iya tante"
Marsha menatap shanju yang pergi menuju lantai dua. Marsha mengalihkan pandanganya ke arah dua gelas berisikan jus jeruk dan susu coklat dingin.
"Perasaan tadi gw cuman bilang jus jeruk, kenapa ada susu coklat dingin?"gumam marsha bingung.
Marsha menglihkan pandanganya ke arah aran yang berjalan turun menuju lantai satu. Marsha tersenyum melihat aran yang nampak lebih tampan memakai kaus oblong warna putih polos dan juga celana pendek hitam.
"Maaf ya lama, gw mandi dulu tadi. Gerah"kekeh aran.
"Iya gak papa"sahut marsha tersenyum tipis.
"Em, kita ngerjain tugasnya di gazebo depan rumah aja ya, di sana banyak angin soalnya"ucap aran, ia mengambil gelas itu lalu membawanya kedepan.
Marsha mengikuti aran dari belakang. Kini aran dan marsha tengah fokus mengerjakan tugas masing masing.
Marsha membolak balik buku sejarah, mencari beberapa poin penting, sedangkan aran ia mencatan apa yang di suruh oleh marsha.
Sesekali marsha mengalihkan pandanganya ke arah aran yang tengah fokus menulis. Lagi lagi ia terpanah dengan wajah tampan aran.
Marsha bingung kepada dirinya sendiri, aran baru saja masuk sekolah semalam, tapi entah mengapa pria ini sudah dapat mencuri hatinya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]