Part 11

708 92 3
                                    


Masih mau lanjut?





Chika memeluk tubuh aran dengan sangat erat, senyumnya tidak pernah luntur karena senang melihat pemandangan puncak yang begitu menyegarkan.

Aran mengelus punggung chika pelan untuk menghangatkan tubuh gadis ini. Sesekali aran merapikan anak rambut chika yang sedikit berantakan.

"Makin curiga gw kalau lu berdua sebenarnya pacaran kan?"ucap deo yang berjalan menghampiri chika dan aran.

Aran mentap sinis ke arah deo. Ia melempar kerikil kecil kearah pria itu.

"Sekali lagi gw denger lo bilang kayak gitu, gw gampar mulut lo!"desis aran.

Deo terkekeh kecil mendengar ucapan dari aran,"haha. Ampun deh bang"

Chika melepaskan pelukannya dari aran, ia menoleh mentap ke arah deo yang berdiri di samping aran.

"Kak deo. Kak sena di mana?"tanya chika.

"Sena di tendanya, kenapa chik?"

Chika menggelengkan kepalanya saja."gak papa kak deo, chika cuman mau ke kak sena aja"

"Kak aran, chika ke kak sena ya"ucap chika yang di balas anggukan oleh aran.

Chika berjalan pergi meninggalkan deo dan aran di sana.

"Hebat juga pacar lo bisa langsung bikin chika deket sama dia"ujar aran.

"Pacar gw yang ke 155 emang freandly cuy"ucap deo bangga.

Aran yang mendengar itu memutar kedua bola matanya malas.

"Btw, gw liat liat makin lama makin lengket aja lo sama chika"

"Suka lo ya sama chika"

"Apaan sih lo, ngaco kalau ngomong. Mana ada gw suka sama chika. Gw udah anggap dia sebagai adik gw"

"Ran ran, lo gak perlu bohong sama gw. Gw tau dari cara lo natap dia, dari cara lo manjain dia. Udah ketebak semua ran kalau lo itu suka dia"ujar deo.

Aran yang mendengar itu mendadak tubuhnya berkeringat dingin.

"Ngelantur lo lama lama. Gw gak suka sama dia, gw cuman anggap dia sebagai adik gw aja gak lebih!"ujar aran lalu pergi meninggalkan deo di sana.

Deo hanya menggelengkan kepalanya saja melihat aran yang tetap saja tak ingin jujur pada perasannya.

"Masih aja bohong"

***

Aran berjalan menghampiri chika dan rena yang berada di dalam tenda, ia membawakan segelas teh hangant untuk gadis itu.

"Chik, ini di minum dulu teh nya"ucap aran menyondorkan segelas teh itu kepada chika.

Chika menerima segelas teh itu."makasi kak aran"

Aran hanya menganggukan kepalanya saja. Ia mendudukan dirinya di samping chika.

"Kak sena mau?"tawar chika pada sena.

Sena menggelengkan kepalanya."enggak, lo minum aja"

"Gw ke deo ya"

Chika menganggukan kepalanya, kini tinggal lah aran berdua dengan chika.

Chika meminum teh yang aran berikan padanya. Gadis itu sedikit mengigil karena cuca melam hari di puncak sangatlah dingin.

"Lo gak bawa jaket ya?"tanya aran.

Chika mengglengkan kepalanya."lupa"

Aran yange mendengar itu menghela nafsnya. Ia menbuka jeketnya lalu memakaikannya ada chika.

Chiaka tersenta kaget saat aran melitlit kan jaket itu ketubuhnya.

"Eh, gak papa kak aran chika gak papa kok. Kak aran pekek aja jaketnya"ucpa chika tak enak.

"Lo pekek aja, gw gak dingin"

"Di habisin tehnya ya, biar tubuh lo anget. Gw mau bantuin yang lain dulu buat masak makan malam"ujar aran.

Chka hanya menganggukkan kepalanya saja. Ia menatap punggung aran yang mulei menjauh.

Aran sedang memanggang jagung bakar, sesekali ia menatap ke arah chika yang sedang berbincang bincang bersama sena.

Arn tersenyum melihat senyum chika yang begitu indah. Aran mengeluara kan handphone nya dari saku celananya.

Ia mengarahkan kamera handphonenya ke arah chika. Ia mengambil satu foto chika yang sangat cantik malam hari ini.

Aran tersenyum melihat hasil jepretanya, ia memasukan handphonenya kembali kedalam saku celannya.

***

Liburan akhir semester telah selesai, hari ini adalah jadwal chika untuk masuk ke sekolah menengah atas.

Chika sudah rapi dengan seragam putih abu abunya. Ia menunggu aran di depan teras rumahnya.

Chika mendaftar di sekolah aran, alasnya ia ingin satu sekolah dengan pria itu. Chika tak mau berjauhan dengan aran sekarang.

Apa lagi semenjak aran yang berkeja kelompok dengan marsha. Chika tak suka aran dekat dengan gadis lain selain dirinya.

Tin Tin!

Chika sedikit berlari menhmpiri motor aran, aran memberikan satu helm kepada chika.

"Di pakek dulu helemnya"

Chika memakai hel itu, setelahnya ia naik keatas motor aran. Chika memeluk pinggang aran.

Aran menjalankan motornya meninggalkan perkarangan rumah chika. Sesampainya di sekolah banyak sepasang mata melihat ke arah dirinya.

Aran tak heran dengan hal itu, semenjak aldo membentuk gang motor Famor, fansnya di sekolah semakin bertambah.

Terlebih lagi aldo pernah bilang kalau salah satu gang Famor ada yang cewek. Chika sama sekali tidak di publis sebagai geng Famor, itu karena aran tak mau membahayakan gadis kesayanganya ini.

Terlebih lagi akhir akhir ini mereka banyak sekali yang menyerang secara mendadak, padahal mereka tidak memiliki kesalahan apa pun.

"Bikin gempar aja lo berdua"ucap aldo.

Aran melapas helemnya lalu menatap kesekeliling sekolah, benar seja, semua murid yang berada di sana sangat heboh karena dirinya pergi persama chika.

"Bodo amat gw gak perduli"ucap aran.

"Pagi adek manisss"ucap deo menyapa chika.

Chika yang di sapa sama deo hanya membalasnya dengan senyum tipis.

"Sekali lagi gw liat lo begitu, gw tendang lo!"ucap aran menatap sinis ke arah deo.

"Selo dong bang, gw cuman nyapa doang"kekeh deo.

"Udah udah ayo masuk bentar lagi bell nih" ujar ollan.













TBC

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang