Kini aran sudah sampai di arena balapan. Ollan sedang memeriksa motor aran yang akan di gunakan nantinya.
Sedangkana aran, ia bergabung pada aldo, Deo dan floran.
"Pokonya lo harus hati hati aja, nih anak gw denger denger sering licik"ujar aldo.
"Aman, ga usah khawatir. Gw udah berpengalaman soalnya"ujar aran santai.
"Eleh! Entar jatoh congor mu mereng nangis lo!"ujar deo.
Ollan berjalan menghampiri para sahabatnya, ia menyuruh aran untuk segerah bersiap siap karena pertandingan akan segera di mulai.
"Siap siap ran, pertandingan bakalan di mulai beberapa menit lagi"ujar ollan.
Aran menganggukan kepalanya, aran memakai jaketnya lalu meamakai beberapa pengaman di tubuhnya.
Kini keduanya telah siap, aran menoleh sebentar kearah lawanya. Ia masih bingung, siapa pria ini, ini kedua kalainya pria itu menantang aran untuk balapan.
Aran sama sekali belum pernah melihatnya, pria ini jarang sekali melepas helemnya.
1
2
3Aran memacu laju motornya dengan kecepatan tinggi, matanya yang tajam fokus menatap arena jalan yang lurus.
Lawanya berada di belakang motornya, ia mengimbangi kecepatan motor aran. Aran menatap pria itu yang berada di sampingnya dengan ujung matanya.
Pria itu menoleh menatap ke arah aran, lalu dengan gerakan cepat pria itu ingin menendang motor aran.
Aran mengerem motornya agar tendangan pria itu tidak dapat mengenai dirinya. Aran berdecak, ia memang selamat dari maut, namunya sialnya ia tertinggal jauh.
Aran memacu kembali motornya dengan kecepatan tinggi. Ia mengejar pria itu yang tak jauh berada di depanya.
Aranenambah kecepatan motornya, ia menyalip lawanya. Keempat sahabat aran bersorak riang saat aran memenangkan lagi malam ini.
"Anjay sahabat gw tuh!"ujar deo senang.
"Sahabat gw juga dianya!"ujar ollan tak terima.
Aran turun dari motornya, ia melepas helenya lalu berjalan menghampiri keempat sahabatnya.
"Kenapa, kok kayak panik gitu lo ran?"tanya aldo heran.
"Tau, gak seneng menang nih anak kayaknya"ujar deo.
"Ck, bukan itu. Chika ada di sini, sipa yang ngajakin dia?"tanya aran marah.
Mereka semua mengglengkan kepalanya.
"Kita kita mana ada ajak chika"sahut floran.
"Ck, gw mau cari chika dulu, lo pada di sini nunggu uangnya"ujar aran yang di balas anggukan oleh keempatnya.
Aran berjalan cepat mencari chika, saat balapan tadi, aran tak sengaja melihat chika dengan dua temanya berada di sini.
Langkahnya terhenti saat ia melihat chika dan kedua temannya di kerubungi oleh empat orang pria.
Aran mengeram kesal, ia mengepal kedua tanganya. Dengan perasaan kesal, aran berjalan menuju chika dan kedua temanya.
Ashel yang sedang meminum es cekek terbatuk berat menatap aran yang sudah ada di belakang chika.
Wajah aran sangat menyeramkan, ia menatap ke arah mereka dengan datar.
"Chik, chik"panggil ashel sembari memberikan pergerakan kepalanya untuk chika menatap ke arah belakang.
"Apa sih shel?"tanya chika bingung.
"Itu di belakang lo..."ujar ashe takut.
Chika menoleh, ia tersentak kaget saat wajah aran sangat dekat dengan dirinya. Chika memundurkan sedikit tubuhnya.
"L-loh ka~~"
Ucapan chika terhenti saat aran merangkul tubuhnya, otomatis tubuh chika sangat dekat dengan aran.
Mata aran menatap ke empat pria yang masih berada di sana.
Aran tersenyum menatap ke empat pria itu."ehekm, dia pacar saya. Agak bandel sekarang main main ketempat kayak gini"
Aran menatap ke arah chika yang sedang melotot menatap ke arah dirinya. Namun aran tak memperdulikan hal itu.
"Lain kali jangan deket deket sama pacar saya, yuk sayang pulang"ucap aran menarik chika untuk pergi.
Sedangkan ashel dan eli kelimpungan.
"G-gw mau pulang juga ahk!"ujar eli berlari mengejar chika dan aran.
Ashel juga ikut belari mengikuti eli, sedangkan ke empat pria itu mendengus kesal, karena acara pdkt nya hancur gara gara aran.
***
Sepanjang perjalan menuju rumah, chika mengomel ngomel tak jelas pada aran. Aran mendengus kesal karena merasa kupingnya sangat panas mendengarkan ocehan dari gadis yang berada di belakangnya.
Sampai turun dari motor pun, chika tak berhenti mengomel tak jelas. Aran membuka helemnya, ia menatap kesal ke arah chika.
"Apa lo liat liat?!"pekik chika.
"Udah?"
"Belum!"
"Lo itu ya, kenapa sih akhir akhir ini selalu aja ngeselin. Pakai acara bilang ke orang gw pacar lo lah, manggil manggil gw sayang, lo pikir gw~~"
Ocehan chika terhenti saat aran berjalan mendekati chika dengan tatapan yang sulit di artikan.
Chika menatap takut ke arah aran, ia memundurkan tubuhnya, namun sialnya, di belakangnya ada tembok pagar rumahnya.
Aran menatap chika sebentar, lalu setelahnya tangan aran terangkat mengelus kepala chika.
"L-lo ngepain?"
"Rambut lo bagus"ucap arah yang melihat rambut chika yang di ikat sedikit ke atas lalu di gulung menjadi bulat.
"Ha?"
"Rambut lo bagus"ucap aran lagi.
Mendadak chika ingin tersenyum, namun tidak jadi saat aran melanjutkan ucapannya.
"Kayak jarjit!"desis aran, lalu setelahnya pria itu dengan cepat menaikin motornya lalu masuk ke area pekarang rumah aran.
Chika mendengus kesal, ia menghentak hentakkan kakinya kesal melihat aran.
"Rese banget lo!!"pekik chika.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]