Setelah makan malam chika pulang ke rumahnya karena kedua orang tua gadis itu sudah pulang.
Aran berjalan masuk kedalam kamarnya, ia mendudukan dirinya di tepi kasur. Tangannya merogoh saku celannya.
Ia mengambil kertas yang ia lipat, membuka kertas itu lalu ia tersenyum menatap gambar chika yang sangat bagus menurutnya.
Aran berjalan menuju meja belajarnya, ia mengambil buku diary miliknya. Aran menempelkan gambar itu di bukunya.
Di samping gambar chika ada foto gadis itu yang ia potret saat makan sushi kemarin.
Aran sengaja menempelkannya di sana untuk menjadi kenang kenangan di masa depan.
"Kak aran nya chika"gumam aran membaca tulisan chika yang berada di gambar gadis tersebut.
Aran terkekeh pelan, sekarang ia merasa seperti orang gila. Aran menghela nafasnya, ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.
"Lucu banget gw suka sama chika"
"Tapi ini beneran gw jatuh cinta banget sama tuh bocah"
***
Aran menompang dagunya menatap chika yang tengah memakan es krim yang baru saja ia belikan.
Tadi gadis ini merengek datang ke rumah aran untuk membelikanya es krim. Karena tak mau membuat chika menangis, dengan cepat ia menurutin permintaan gadis itu.
Aran tersenyum mengaggumi kecantikan chika.
"Ehekm"
"Gw boleh nanya sama lo gak?"tanya aran.
"Tanya aja kak, chika jawab kok"sahut chika di sela sela makan es krimnya.
Aran menarik nafasnya dalam dalam."tipe cowok idaman lo itu gimana?"
Chika mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari aran.
"Cowok idaman itu apa?"tanya chika bingung.
Aran menghela nafasnya, ia mengaruk tengkuk lehernya frustasi. Gini nih, kalau suka sama bocil polos, harus ekstra sabar.
"Cowok idaman itu kayak cowok yang bakalan jadi pendamping hidup kamu, gitu deh kayaknya..."aran juga bingung menjelaskan tentang apa itu cowok idaman.
Chika menganggukan kepalanya mengerti, ia terdiam sejanak sembari memikirkan jawaban untuk pertannyaan dari aran.
"Em, cowok idaman chika itu, kayak papa chika"
"Papa kamu?"
Chika menganggukan kepalanya."he'em"
"Baik, sayang sama mama, rajin ke gereja, selalu ingetin aku baca alkitab, pokoknya yang kayak papa deh"ucap chika.
Aran yang mendengar itu reflek terdiam. Rajin ke gereja, dan juga baca alkitab. Bagimana bisa ia rajin ke gereja sedangkan dirinya orang islam.
"Kenapa kak?"tanya chika yang melihat aran yang tiba tiba terdiam.
"Ah, g-gak papa kok"
"Lo lanjut aja makan es krimnya"ucap aran, ia memilih memainkan handphonenya saja.
Aran menghela nafasnya, sepertinya ia tidak bisa untuk bersama chika, temboknya terlalu tinggi untuk ia gapai.
***
"Halow bro!"sapa aldo berjalan menuju aran dan juga ollan yang duduk di meja pojok kantin.
"Eh buset, lo ngepain bawa du curut ini?"tanya ollan menatap dua orang teman sekelasnya yang berada di belakang aldo.
"Deo sama floran bakalan jadi geng inti Famor"sahut aldo.
"Kok lo pada mau?"tanya ollan.
"Di paksa sama dia"ujar floran datar.
Aldo hanya menampilkan cengiran bodohnya saja.
"Lah lu deo, bgepain mau?"tanya ollan pada deo.
"Sebenarnya gw gak mau sih, tapi karena kata aldo kalau gw ikut bisa dapet cewek yang banyak, ya udah gw ikut aja"jelas deo.
Ollan yang mendengar itu menjatuhkan rahangnya, ia menatap ngerih ke arah deo.
Deo alfarenza, dia adalah buaya kelas kakap di sekolah SMA Andromeda. Mantannya sudah banyak tersebar di mana mana.
"Anjir pacar lo udah banyak ege!"ujar ollan melepar segumpalan tisu ke arah deo.
"Apaan banyak, baru 146 orang. Dikit itu!"ujar deo.
Aran yang mendengar itu terbatuk, ia langsung meminum es teh manisnya.
"Anjir lo mau buat apa punya pacar sebanyak itu?!"
"Partai demokrasi"sahut deo.
"Sinting"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen FictionMenyukai seseorang yang sudah menganggap mu sebagai abangnya, aran selalu membuang jauh jauh rasa sukanya terhadap Chika. Namun sialnya, perasaan konyol itu semakin bertumbuh besar. [SLOW UPDATE]