Setelah mendapat persetujuan dari Sabiru sekarang Gavin dan Arabella sedang mengurus surat-surat untuk mengadopsi Sabiru. Sedangkan Sabiru sendiri sekarang sedang berada di gendongan Naren bersama tas kecil yang Sabiru gendong dan boneka kucing yang dipeluknya.
"Cil umur Lo berapa taun?" Tanya Naren Sabiru yang ditanya langsung memperlihatkan 3 jarinya.
"Catuuu.. duwaaa... Tidaaa... tidaaa kakak"
"Ih bocil gue pinter banget ngitungnya. Coba gue test yaa. Ini berapa?" Tanya Naren sembari memperlihatkan ke 5 jarinya.
"Hemm... Catuu... Duwaaa .. tida.. empattt... Yimaaa..."
"Yaampun bociilll pinter banget siiiihhh... Gemes deh gue~" ucap Naren lalu mencium seluruh muka Biru sampai anak itu terkikik kegelian.
"Hahahaha... Tataaa!! Cudaaahh tataa"
"Iyaiya udah kok. Eh cil Lo kan udah jadi adek gue berarti Lo harus nurut sama gue oke?"
"Oteyyy"
"Aduh adek gue gemes banget"
"Kakak ngomongnya jangan gue-gue terus dong depan adeknya" tegur Arabella
"eh Mama maaf yaa kakak keceplosan"
"Sekali lagi ngomong kaya gitu depan adeknya Papa bakalan suruh Papi buat potong uang jajan kamu"
"Jangan dong Papa sekarang kan aku punya adek kalau pulang sekolah harus aku beliin jajan iya kan cil?" Ucap Naren meminta persetujuan dari Sabiru
"Hemm iya"
"Tuh kan Papa jadi jangan dipotong yaa janji deh gak akan ngomong kaya gitu depan si bocil lagi"
"Adeknya kok di panggil si bocil sih kak?" Protes Arabella
"Itu panggilan kesayangan aku buat adek Mama"
"Hhhh.. yaudah deh"
~~~
Setelah dua jam akhirnya Gavin, Arabella, Naren dan Biru sampai di mansion keluarga Adhyaksa.
Arabella menggendong Biru yang saat ini tertidur anak itu tertidur pulas selama perjalanan bahkan Naren yang kerapkali mengganggunya pun tidak membuat anak itu bangun.
"Biar mas aja yang gendong" ucap Gavin, Arabella memberikan biru yang tertidur pada suaminya. Karena mereka belum menyiapkan kamar untuk biru mereka menidurkan Biru dikamar mereka sampai kamar Biru selesai mereka renovasi.
Sementara itu Naren bukannya ke kamarnya malah pergi kekamar kedua orangtuanya.
"Mamiiii!!" Teriak Naren memanggil Maminya.
"Kenapa sih dek teriak-teriak" ucap Rena.
"Jangan panggil Adek lagi Mami. Soalnya sekarang aku udah punya adek, kalo nanti adek aku denger aku dipanggil adek gimana?! Aku kan malu jadinya!!" protes Naren
"Adek kamukan masih bayi gak akan ngerti juga" ucap Rena
"Iiihhh!! Kok Mami sok tau sih!! Orang adek aku udah umur 3 tahun jadi pasti dia ngerti"
"Loh bukannya Mama sama Papa mau adopsi baby?" Tanya Rena
"Ya mana aku tau?! Tapi aku seneng sih Mama sama Papa adopsi Biru soalnya Biru nurut sama aku" ucap Naren
Mendengar ucapan Naren, Rena langsung bergegas ke kamar adik iparnya untuk memastikan yang di ucapkan anak bungsunya itu benar.
Tok..tok...tokk!!...
"Bell, ini mbak" ucap Rena
Arabella yang mendengar suara kakak iparnya langsung membukakan pintu kamarnya.
"Kenapa mbak?"
"Barusan Naren bilang sama Mbak, katanya kamu adopsi anak umur 3 tahun?! Bukannya kalian mau adopsi baby?" Tanya Rena
"Iya aku sama Mas Gavin jadinya adopsi Biru mbak, tuh anaknya lagi tidur" ucap Arabella sambil menunjuk ke arah Biru yang sedang tertidur pulas disamping Gavin yang satu tangannya sibuk pada ponselnya dan satu lagi sibuk memainkan rambut Biru.
"Yaampun lucu banget Bell" ucap Rena saat melihat Biru yang tertidur.
"Iyakan Mbak lucu banget!!. Aku waktu pertama kali liat juga langsung tertarik banget sama Biru pas kita liat anak bayi juga malah yang di inget Biru" ucap Arabella
"Ya gimana gak diingat-ingat orang anaknya lucu banget gitu" ucap Rena "ini Papa baru kenapa sibuk banget sama handphone-nya yaa terus itu rambut anaknya dimainin terus nanti bangun loh" ucap Rena saat melihat tingkah adik dari suaminya.
"Tau gak mbak tadikan pas berangkat dia kaya gak minat gitukan. Eh pas kita udah adopsi Biru dia malah paling semangat tadi aja udah nyuruh bodyguard buat beli baju-baju untuk Biru terus sekarang dia lagi hubungin design interior keluarga kita buat renovasi kamar samping supaya jadi kamarnya Biru" ucap Arabella
"Duh, bucin banget yaa sama anaknya Papa baru ini" ledek Rena
"Ih!! mama!! Adekkan mau kamarnya disamping Naren, kok malah disamping kamar Mama sama Papa sih" teriak Naren protes saat mendengar bahwa kamar Biru akan ada di dekat kamar Arabella dan Gavin.
"Hgrrhh.." leguh Biru saat mendengar teriakkan Naren.
"Ssttt.. bobo lagi yaa sayang" ucap Arabella sambil mengusap-usap pipi Biru tapi Biru bukannya bangun malah langsung mengambil tangan Arabella lalu memeluknya. Sedangkan Gavin yang tadinya memainkan rambut Biru langsung melepaskan tangannya dari rambut Biru.
"Adek sih dateng-dateng langsung teriak" ucap Rena.
"Ih bukan adek Mami tapi kakak!! Lagian kenapa harus disamping kamar Mama sama Papa sih kenapa gak di samping kamar Kakak!!"
"Ya Biru kan anaknya Mama sama Papa bukan anak kamu Kak" ucap Rena
"Tapikan Biru adek aku Mami!!"
"Adek mau tidur lagi atau mau bangun sayang" tanya Arabella pada Biru mengabaikan ibu dan anak yang masih saja berdebat.
"Banuunnn" jawab Biru
"Permisi Tuan Nyonya"
"Masuk aja Pak" jawab Arabella
"Ini baju-baju dan juga mainan pesanan Tuan Nyonya"
"Adek sama Papa dulu yaa Mama mau beresin baju adek dulu" ucap Arabella.
"Mas jagain dulu ya anaknya" ucap Arabella yang hanya dijawab deheman oleh Gavin.
Biru yang melihat Papanya masih saja sibuk dengan ponselnya dan Kakaknya yang masih berdebat dengan perempuan yang Biru belum tau siapa itu, bingung harus melakukan apa jadi dia hanya memilin-milin selimutnya.
"Tataa~" ucap Biru pelan tapi masih terdengar oleh Gavin.
"Kenapa?" Tanya Gavin. Biru yang mendengar suara Papanya bukannya menjawab malah matanya berkaca-kaca.
"Tataaaa!!" Teriak Biru sambil menangis

KAMU SEDANG MEMBACA
Sabiru
FanfictionGavin Adhyaksa dan Arabella sudah menikah selama 10 tahun tapi mereka tidak bisa mendapatkan keturunan. Sampai akhirnya keduanya sepakat untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Awalnya mereka akan mengadopsi bayi tapi saat mereka datang ke panti m...