Tiga Puluh Empat

9.7K 808 38
                                        

Gavin menarik nafas panjang mengingatkan bahwa waktu keberangkatan sudah semakin dekat. Terlihat Sabiru, anaknya yang baru berulang tahun beberapa hari lalu, sedang bermain dengan mainan dinosaurus kesayangannya yang dia beri nama tlong 'crong' karakter salah satu sahabat Pororo. Di dekatnya Arabella istrinya, memandang anak mereka dengan senyum tipis, namun sorot matanya tak mampu menyembunyikan rasa khawatir karena ini pertama kalinya Gavin meninggalkan Sabiru lama.

"Pa, ayo main?" tanya Sabiru tiba-tiba, mengangkat mainan dinosaurusnya dan beberapa karakter lain yang ada di kartun Pororo dengan wajah antusias.

Gavin tersenyum lembut, berlutut di samping putranya. "Nanti ya, dek, sekarang kita tidur dulu udah malem. Besokkan Papa mau pergi"

Mata Sabiru mengerut bingung. "Peldi? Te mana, Papa?"

"Papa harus ke Singapore ada kerja yang harus Papa datangi sayang. Hanya sebentar kok, nanti Papa pulang lagi dan kita main bareng sepuasnya," jawab Gavin sambil mengusap lembut kepala Sabiru.

"Sinapul itu jauh?"

"Lumayan, nanti kalau Papa ada waktu libur kita main ke sana ya" ucap Gavin

Sabiru diam sejenak lalu mengangguk setelahnya dia memandang wajah Papanya dengan tatapan polos yang penuh tanya. "Yama, Papa?"

Gavin tak langsung menjawab. Ia menoleh ke arah Arabella Tatapan mereka bertemu, penuh rasa berat yang tak terucapkan.

"Seminggu saja, mungkin tapi kalau kerjaan Papa bisa selesai lebih cepat nanti Papa suruh kamu sama Mama nyusul ya" kata Gavin akhirnya.

"Itut syetalang boyeh?"

Gavin tidak bisa melihat wajah anaknya yang seperti memohon untuk ikut.

"Nanti ya adek, sekarang kan Papanya mau kerja kalau kamu ikut nanti di sana juga gak bisa main sama Papa" ucap Arabella.

Sabiru mengangguk, seolah memahami apa yang Arabella katakan. Ia menarik tangan Gavin, memberikan salah satu mainannya pada Gavin "untuk Papa.. nati temani Papa ya tlong" katanya sambil memberikan mainan dinosaurus kesayangannya.

"Yaudah yuk adek bobo ya udah malem Papa harus berangkat pagi-pagi besok" ucap Arabella.

Sabiru mengangguk lalu memeluk Gavin yang dibalas pelukan erat oleh Papanya itu. Setelah Sabiru tidur Gavin memanggil istrinya. "Sayang~ aku kayanya gak bisa deh ninggalin adek cuma sama kamu aja. Kalian ikut aja ya?" Ucap Gavin.

"Gak bisa Mas, beberapa hari ini aku udah terima banyak orderan cake di bakery kalo gak aku pantau takutnya gak sesuai" ucap Arabella.

"Beneran gak bisa?" Tanya Gavin sekali lagi memastikan.

Arabella mengangguk "Kalau kerjaan aku udah beres nanti aku nyusul deh ya" ucap Arabella.

"Kalau aku telepon langsung di angkat ya?"

"Iya Mas, udah sana tidur nanti kesiangan loh" ucap Arabella.

~~~

Di bandara, suasana begitu sibuk dan ramai, tetapi di sudut ruang tunggu, suasana sangat berbeda. Gavin berjongkok di depan Sabiru, menggenggam tangan kecil anaknya. Arabella berdiri di belakang mereka, memandang pemandangan ini dengan perasaan bercampur aduk.

"Papa harus pergi sekarang, dek" ujar Gavin lembut.

Sabiru mengangguk pelan. "Iya Papa tlong dibawa tan?"

Gavin tersenyum, lalu mengeluarkan maianan berbentuk dinosaurus itu. "Iya, ini Papa bawa kok. Kamu di rumah jangan nakal ya, jadi anak yang baik sama Mama"

Sabiru mengangguk lagi, kali ini lebih yakin. "Iya biyu janji."

Arabella maju, memeluk Gavin erat. "Hati-hati di sana. Jangan terlalu memaksakan diri ya kalau capek kamu istirahat" bisiknya.

"Aku akan baik-baik saja," jawab Gavin sambil mengecup pipi istrinya. "Aku cinta kalian."

"Aku sama adek cinta Papa juga" jawab Arabella dipelukan suaminya Biru yang melihat kedua orang tuanya pelukan langsung ikut memeluk kaki papanya membuat Gavin dan Arabella terkekeh kecil.

Gavin melepaskan pelukannya dengan Arabella lalu menggendong anaknya menciumi kedua pipi anaknya hingga Sabiru kegelian. Ia menatap sekali lagi ke arah Sabiru dan Arabella, sebelum akhirnya berbalik dan melangkah menuju gerbang keberangkatan.

Setelah kepergian Gavin Arabella tidak melihat ada yang berbeda dari anaknya, hari pertama kedua dan ketiga Sabiru masih belum menanyakan keberadaan Papanya bahkan jika Papanya meneleponpun Sabiru hanya akan mengobrol sebentar setelahnya kembali bermain dengan kakak-kakaknya.

Tapi di hari ke empat ini Arabella melihat wajah anaknya yang tampak sedih dari sejak bangun tidur.

"Di makan dong dek makanannya" ucap Arabella karena melihat Sabiru yang hanya mengaduk-aduk makanannya saja.

"Mama~ Papa tapan pullang? Yama sekali?" Ucap Sabiru.

"Adek kangen ya sama Papa?" Tanya Arabella Sabiru menjawab dengan anggukan kepalanya dan wajahnya yang sedih.

"Oke, kita telepon Papa ya?" Arabella mengambil handphone miliknya lalu mencari kontak suaminya tapi ternyata nomornya tidak bisa dihubungi.

"Kayanya Papa masih bobo dek, adek belajar dulu ya, missnya udah datang tuh. Mama mau ke bakery dulu sebentar selesai adek belajar pasti Mama udah pulang" ucap Arabella. Wajah anaknya itu langsung badmood mendengar Papanya masih tidur dan tidak bisa di telepon.

Arabella hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya yang badmood karena kangen Papanya.

Jam makan siang Arabella langsung pulang ke rumah dan langsung ke kamarnya ternyata anaknya itu sedang tidur. Arabella menghampiri anaknya untuk membangunkannya karena sudah waktunya makan siang. Tapi saat tangannya menyentuh kulit anaknya Arabella merasakan hawa panas.

"Loh dek kok kamu tiba-tiba anget sih, perasaan tadi pas Mama tinggal baik-baik aja" ucap Arabella. Arabella langsung menelepon suaminya panggilan pertama tidak di angkat begitupun yang kedua baru dipanggil ke empat suaminya mengangkat teleponnya.

"Uhuk... uhukhh... kenapa sayang?"

"Mas kamu sakit?" Tanya Arabella yang panik mendengar suaminya batuk-batuk dan suaranya yang lemas.

"Aku baik-baik aja kok, ini baru bangun tidur" ucap Gavin.

"Sayang sebentar ya" ucap Gavin sambungan telepon tidak terputus sehingga Arabella bisa mendengar Gavin yang muntah-muntah. Arabella langsung mematikan teleponnya.

"Adek bangun yuk sayang?"

"Mama mawu Papa hiks..." ucap Sabiru yang kini menangis.

"Iya sekarang kita ketemu Papa ya? Kamu minum obat dulu ya?" Sabiru mengangguk Arabella buru-buru memberikan anaknya obat pereda demam lalu menempelkan plester demam di kening anaknya.

"Adek tidur dulu ya sebentar Mama mau siapin barang-barang adek dulu" Sabiru mengangguk lalu Arabella buru-buru mengambil beberapa baju untuk Sabiru dan juga untuknya alat-alat mandi dan skincare baby untuk Sabiru juga tidak lupa dia bawa. Satu koper sudah Arabella siap untuk Arabella bawa. Dia membawa gendongan untuk menggendong Sabiru agar anaknya itu bisa tidur di pangkuannya.

Dengan perlahan Arabella memindahkan Sabiru yang tertidur ke gendongannya tanpa membuat anaknya itu terbangun.

"Bobo ya adek nanti Mama bangunin kalau udah sampai ya sayang" ucap Arabella. Arabella keluar dari kamarnya dengan menggendong Sabiru dan juga satu koper yang dia dorong.

"Loh bell mau kemana?"

"Mau nyusul Mas Gavin mbak. Sakit dia. Ini juga adek ikutan sakit padahal tadi baik-baik aja sebelum aku tinggal ke bakery" ucap Arabella.

"Tiketnya udah kamu pesen?" Tanya Renata

"Udah kok mbak tadi aku langsung buru-buru pesen"

"Yaudah hati-hati ya. Sakit karena kangen kali ya mereka berdua" ucap Renata.

"Kayanya iya mbak kan ini pertama kalinya juga adek di tinggal lama" ucapnya.








Hai semuaaa👋
Maaf baru sempet up lagi yaaa 🫠
Buat cerita yang lain nanti aku up juga aku mau baca dulu soalnya lupa alurnya 🙃

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang