3 hari yang lalu Sabiru sudah pulang dari rumah sakit setelah 2 hari dirawat, kini anak itu tengah bermain basket bersama Naren dan Mars lebih tepatnya hanya berlarian mengejar Mars dan Naren yang sejak tadi saling mengoper bola.
"Tata Nanaaa!!" Teriak Biru yang kini mengejar Naren karena bola ada di Naren sedangkan Naren tertawa melihat Biru yang berlari mengejarnya.
"Oper sini Na" ucap Mars sambil melambaikan kedua tangannya dan Naren langsung mengoper bolanya pada Mars membuat Biru kesal anak itu langsung memanyunkan bibirnya karena kesal tidak bisa menangkap bola membuat Mars dan Naren gemas melihatnya.
"Kasih aja bang bolanya, bentar lagi si bocil nangis tuh" ucap Naren yang diakhiri tawa dan Mars juga ikut tertawa lalu memberikan bolanya pada Biru yang langsung di ambil Biru, akhirnya anak itu tertawa lalu berlari membawa bola basket karena tidak mau bolanya diambil Naren dan Mars.
"Adek larinya pelan-pelan aja" ucap Mars yang takut Biru jatuh karena berlari sambil tertawa apalagi mata Biru hanya segaris jika tertawa.
"Heh bego banget sih Abang, mana ada lari pelan-pelan" ucap Naren Biru yang mendengar kata baru dari Naren langsung berhenti berlari lalu menghampiri Naren.
"Tata bedo apa?" Tanya Biru yang kini ada di depan Naren sambil membawa bolanya.
"Bego itu Abang, kamu denger kan tadi Abang bilang larinya pelan-pelan mana ada lari pelan-pelan kalau pelan-pelan tuh jalan. Adek jangan bego kaya Abang ya harus pinter kaya kak Nana" ucap Naren Biru mengangguk lalu membalikkan badannya kehadapan Mars yang ada disamping Naren.
"Aban mals bedo peyan-peyan jayan Aban" ucap Biru
"Eh adek gak boleh ngomong gitu, itu kata-kata gak baik jangan diikuti ya. Yang bego tuh kak Nana ngajarin adek yang gak baik. Adek jangan ngomong bego-bego lagi ya?"
"Iyya Aban" ucap Biru sambil mengangguk-anggukkan kepalanya "tata Nana tida baik Ajal-ajal" Biru mengucapkannya sambil memajukan bibirnya.
"Iya adek kan kesayangan Abang Mars jadi gak boleh ya ngomong gitu" Biru mengangguk lagi dan Mars langsung menggendongnya lalu mencium pipi adiknya.
"Adek kesayangan gue juga itu" ucap Naren tak mau kalah.
"Aban mawu masyuk-masyuk bola" ucap Biru
"Adek mau masukin bolanya ke ring?" Tanya Mars memastikan ucapan Biru, Biru mengangguk dengan semangat sambil mengucapkan iya. Akhirnya Mark memindahkan Biru ke bahunya agar Biru bisa duduk di bahunya, setelahnya mendekati ring agar Biru bisa mudah memasukan bolanya.
"Yeayy adek hebat bisa masukin bolanya" ucap Naren sambil tepuk tangan Biru yang merasa dirinya di puji juga langsung tepuk tangan sambil tertawa.
"Udah yuk mainnya kamu kan baru sembuh gak boleh terlalu capek" ucap Naren sedangkan Mars langsung jongkok dan Naren dengan sigap langsung menggendong Biru.
"Mawu syusyu" ucap Biru
"Kita minta mama buatkan ya" ucap Mars. Kini ketiganya berjalan dengan Sabiru yang ada ditengah-tengah mereka.
"Ma adek mau susu nih" ucap Naren saat ketiganya sudah ada di dapur karena Rena dan Arabella sedang menyiapkan makan siang. Biru yang melihat Arabella langsung berlari memeluk kakinya meminta untuk di gendong.
"Sebentar ya sayang Mama bikin susunya dulu" ucap Arabella tapi Biru malah menangis sambil memeluk erat kaki Arabella.
"Gapapa Bell biar mbak aja yang buat" ucap Rena
"Makasih ya mbak" ucap Arabella lalu memangku Biru yang langsung memeluk leher Arabella lalu menyandarkan kepalanya di bahu Arabella.
"Adek ngantuk kayanya Ma" ucap Mars begitu mendengar ucapan Mars Arabella langsung mengusap-usap punggung Biru yang kini semakin memberat digendongnya yang berarti anaknya sudah tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sabiru
Fiksi PenggemarGavin Adhyaksa dan Arabella sudah menikah selama 10 tahun tapi mereka tidak bisa mendapatkan keturunan. Sampai akhirnya keduanya sepakat untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Awalnya mereka akan mengadopsi bayi tapi saat mereka datang ke panti m...