Gavin Adhyaksa dan Arabella sudah menikah selama 10 tahun tapi mereka tidak bisa mendapatkan keturunan. Sampai akhirnya keduanya sepakat untuk mengadopsi anak dari panti asuhan.
Awalnya mereka akan mengadopsi bayi tapi saat mereka datang ke panti m...
Pagi ini rumah keluarga Adhyaksa dipenuhi dengan protesan Naren karena kemarin dia pulang malam jadi tidak tau jika Biru membeli banyak hewan peliharaan dan pagi ini Biru dengan santainya menenteng kandang hamster kecil sedangkan dulu dia tidak boleh memelihara kucing oleh Gavin katanya nanti rumah jadi bau karena kucing pipis dan poop sembarangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Kandang hamster punya Biru.
"Adek itu hamster punya siapa?" Tanya Naren yang melihat Biru membawa kandang hamster.
"Puna Biyu. Tata Nana liyat lucu tan? Ni namana Ajel" ucap Biru sambil menunjukkan hamster miliknya yang saat ini dia letakkan didekat piring miliknya karena tadi Biru bilang pada Arabella ingin makan sambil ditemani hamster miliknya.
"Ini beneran punya kamu?" Tanya Naren lagi memastikan.
"Iyya Papa beyi temalin, Tata Nana mawu? Papa juda beyi telinci, tula-tula, tuda, beyi sina, hmm apa yagi yaa" jawab Biru sambil mengingat-ingat hewan apa yang dibeli oleh Papanya.
"Ga sekalian aja dek bikin kebun binatang" ucap Mars saat mendengar Biru mengabsen hewan yang dibeli oleh Gavin papanya.
"Papaaa!!" Ucap Naren penuh penekanan sambil memandang Gavin sedangkan yang dipandang acuh saja seakan tidak perduli.
"Kenapa sih Na liatin Papanya kaya gitu?" Ucap Rena
"Mami lupa dulu Papa kasih kucing punya aku ke karyawannya?! Katanya gak boleh ada hewan di rumah ini?! Terus ini apa?!! Papa beliin Biru hewan banyak banget kaya mau bikin kebinatang" ucap Naren yang kesal pada Gavin.
"Yaudah sih dek kalau kamu juga mau punya kucing tinggal beli lagi" ucap Jeff
"Ini bukan masalah beli lagi Abang!! Ini tuh soal Papa yang gak adil!!" Ucap Naren
"Kamu tau gak dek nanti Papa pasti buang hewan-hewan punya kamu termasuk ini nih hamster ini pasti di buang Papa" ucap Naren sambil menunjuk hamster punya Biru, sedangkan Biru langsung menangis mendengar hewan-hewan miliknya akan dibuang oleh Papanya.
"Gak akan ada yang buang kok sayang udah ya jangan nangis, iyakan Pa" ucap Arabella yang langsung membawa Biru ke gendongannya sambil mengusap-usap rambutnya.
"Iya gak akan ada yang buang dek" ucap Gavin yang ikut memenangkan anaknya.
"Kan bisa nanti bilangnya kalau lagi berdua sama Papa jangan depan adeknya, nangis tuh liat adeknya gara-gara denger kamu bilang Papa bakalan buang hewan peliharaannya. Katanya sayang sama adeknya tapi kok dibuat nangis?" ucap Rena membuat Naren menunduk merasa bersalah pada Biru padahal Naren hanya kesal pada Gavin tapi malah Naren membuat Biru menangis.
"Minta maaf sana sama adeknya" ucap Sagara
Naren langsung menghampiri Biru yang saat ini masih menangis digendongan Arabella.
"Adek kakak Nana minta maaf ya udah buat adek nangis, gak ada yang mau buang hewan punya adek kok" ucap Naren
"Tida buan hikss" ucap Biru yang masih sesenggukan
"Iya tidak dibuang tapi adek jangan nangis lagi ya"
"Tata Nanaaaaa... Hikss Papa tida buaannnn" ucap Biru
"Loh bukannya Ajel nama temen kamu?" Tanya Naren karena seingatnya Ajel itu salah satu teman dari adiknya.
"Iyya Ajel puna hamstel namana Biyu dan Lenja jadi biyu tasih nama hamstel biyu Ajel bial Ajel juda jadi hamstel" ucap Biru dengan semangat menceritakan kenapa dia menamai hamster miliknya 'Ajel'.
"Hahaha jadi ini kamu balas dendam ceritanya" ucap Naren sambil tertawa
"Balas dendan tu apa Tata Nana"
"Ya itu kamu kasih nama hamster kamu Ajel karena mau balas dendam kan soalnya kamu dijadiin nama hamster dia" ucap Naren
"Ooo... Biyu balas dendan Mama hihihi"
"Eh gak boleh loh sayang balas dendam itu gak baik" ucap Arabella
"Biyu da boleh tasih nama Ajel?" Tanya Biru sambil menatap wajah Arabella.
"Boleh tapi niatnya bukan untuk balas dendam ya sayang" ucap Arabella
"Ya mau tapi gak usah deh nanti dibuang sama Papa" ucap Naren
"Papa gak akan buang, kamu bisa pake ruangan disebelah kamar kamu buat kamu jadiin rumah kucing kalau kamu masih mau pelihara kucing, maafin Papa ya udah kasih kucing kamu ke karyawan Papa" ucap Gavin. Gavin memang tidak terlalu suka hewan menurutnya hewan peliharaan hanya akan membuat rumah bau dan banyak bulu-bulu miliknya yang menempel dimana saja apalagi saat itu umur Naren baru 8 tahun pasti Naren tidak akan mengurusnya dengan benar makanya dia memberikan kucing milik Naren pada karyawannya. Tapi begitu melihat Biru yang tidak berhenti tersenyum bahagia bahkan tertawa karena hewan-hewan yang dibelikan olehnya, bahkan Gavin rasanya ingin memindahkan kebun binatang kerumahnya agar anaknya senang.
"Beneran Pa?!!" Tanya Naren yang tidak percaya tapi senang mendengar ucapan Gavin
"Iya kalau perlu nanti Papa yang antar belinya"
"Biyu antal Biyuuu" ucap Biru dengan semangat
"Iya nanti adek juga ikut kakak antar beli kucing ya"
"Iyyaa biyu antal tucing beyi" ucap Biru
~~~
Siang ini perasaan Gavin tidak karuan karena sebentar lagi Damar akan datang mengantarkan hasil tes DNAnya. Benar saja tak lama Damar masuk.
"Tuan, ini hasilnya" ucap Damar sambil memberikan surat dari rumah sakit yang berisikan hasil tes DNA. Gavin mengambil surat itu lalu membukanya dengan perlahan dia membukanya sederet kata demi kata Gavin baca sampai di kata bahwa Sabiru benar-benar anaknya hasilnya menunjukkan 99,99% Sabiru memiliki kecocokan dengannya.
"Biru benar-benar anak saya Damar" ucap Gavin
"Iya tuan seperti yang tertulis disana" ucap Damar
"Saya harap kamu bisa menjaga rahasia, termasuk dari kakak saya sampai saya yang memberi tau istri dan kakak saya" ucap Gavin
"Baik tuan anda bisa percaya pada saya" ucap Damar
"Kalau begitu kamu boleh pergi" ucap Gavin, Damar membungkukkan tubuhnya sebelum pergi meninggalkan ruangan Gavin.
Setelah Damar pergi Gavin kembali memandang lagi kertas yang dia pegang, kertas yang berisikan hasil dari tes DNA dirinya dan Sabiru yang ternyata 99,99% yang artinya Sabiru benar-benar anaknya. Perasaan Gavin benar-benar campur aduk lebih banyak senang karena anaknya ternyata benar-benar darah dagingnya sendiri tapi juga bingung bagaimana Gavin harus memberi tau pada Arabella karena bagaimanapun Gavin harus memberi tau hasil dari tes DNA ini, mungkin pelan-pelan Gavin akan memberi tau Arabella sebelum Gavin memberi tau yang lain.
Maaf ya aku lama update nya 😔 seminggu ini dirumah sakit ganti2an jadi baru sempet update sekarang 🥺
Menurut kalian segini panjang gak sih? Soalnya pas aku baca kok kaya cepet banget abisnya padahal ini udah 1000 kata 😅