Dua Tiga

15K 1.1K 33
                                    

Arabella saat ini ada di apartemen sahabatnya Windy dia sudah menceritakan semuanya pada Windy.

"Bell Lo harusnya dengerin dulu penjelasan suami Lo" Ucap Windy

"Gak tau Win, gue saat itu gak bisa mikir yang ada di kepala Gue cuma pergi dari sana Gue gak mau ketemu Mas Gavin dulu" ucap Arabella

"Iya gue tau gue juga ngerti. Sekarang gue tanya apa dengan kebenaran ini akan bikin keluarga kecil Lo berantakan? Nggak kan. Malah dengan Lo pergi kaya gini malah bikin semuanya tambah rumit, gue bukan bela suami Lo tapi gue coba lihat dari sudut pandang kalian berdua. Mungkin kalau Lo gak pergi suami Lo bakalan kasih tau semuanya dan pertanyaan-pertanyaannya yang ada di kepala Lo saat ini terjawab. Sekarang gue tanya apa dengan Lo tau bahwa Biru anak suami Lo bikin rasa sayang Lo berkurang?" Ucap Windy Arabella diam apa yang di ucapkan Windy memang benar dan saat iya tau Biru anak dari suaminya sendiri rasa sayangnya pada Biru tidak berkurang sedikitpun.

"Gue sayang banget sama Biru Win, gak perduli dia anak siapa. Karena buat gue dia anak gue" ucap Arabella

"Mbak Rena telpon gue Win" ucap Arabella saat handphonenya berbunyi dan tertera nama Rena disana.

"Angkat siapa tau penting" ucap Windy

"Halo mbak" ucap Arabella

"Bell kamu bisa kerumah sakit sekarang?" Tanya Rena

"Kerumah sakit? Siapa yang sakit mbak?" Tanya Arabella

"Biru Bell, tadi dia tiba-tiba demam terus kejang-kejang jadi mbak sama Gavin bawa dia ke rumah sakit" ucap Rena

"Ya Tuhan, terus sekarang Biru gimana mbak keadaannya? Aku kesana sekarang" ucap Arabella

"Syukur sekarang sudah lebih baik tapi masih harus di pantau takutnya kejang lagi. Makasih ya Bell udah mau kesini" ucap Rena

Arabella langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Gue harus kerumah sakit sekarang Win. Biru masuk rumah sakit. Padahal tadi waktu gue tinggal dia masih baik-baik aja dia lagi tidur" ucap Arabella

"Gue anter ya, gue takut terjadi apa-apa di jalan kalau biarin Lo nyetir sendiri" ucap Windy

30 menit waktu yang harus di tempuh Arabella untuk sampai di rumah sakit setelah tau dimana Biru dirawat Arabella dan Windy langsung menuju ruang rawat Biru.

Sesampainya disana hanya ada Rena, Gavin dan si kecil Biru yang terbaring dengan infus yang menancap di tangan kecilnya. Kedua kalinya Arabella melihat Biru berada di ranjang rumah sakit sebagai seorang ibu hatinya benar-benar sakit harus melihat anak yang dia sayang terbaring lemah.

"Sayang, aku minta maaf aku akan jelaskan semuanya sama" ucap Gavin "gimana keadaan Biru" potong Arabella

"Panasnya udah sedikit turun gak sepanas tadi tapi dokter bilang masih harus di pantau takutnya nanti panas lagi atau bahkan kejang lagi" ucap Gavin.

"Sayang maafin Mama ya tadi ninggalin kamu sendiri, Mama janji gak akan ninggalin kamu lagi. Kesayangan Mama harus cepet sembuh ya nak" ucap Arabella yang tidak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak jatuh.

Windy menepuk pelan pundak Arabella setelah Arabella melihat kearahnya Windy menoleh pada Gavin seakan memberi tau Arabella untuk mendengar penjelasan Gavin.

Arabella memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya.

"Apa yang mau kamu jelasin Mas?" Ucap Arabella

"Maafin aku Ra, aku tau kamu pasti gak akan mudah buat maafin aku. Tapi sumpah Ra aku gak pernah berniat buat selingkuh dari kamu" ucap Gavin

"Terus kalau bekan selingkuh ini apa mas?! Sabiru udah segede ini" ucap Arabella

"Iya Ra aku tau itu salah aku, aku gak akan ngelak itu. Kamu ingat waktu perusahaan lagi ada masalah terus hasil tes kamu lagi-lagi negatif malem itu aku pergi sama temen-temen aku mereka sewa perempuan salah satunya buat aku tapi ternyata perempuan yang mereka sewa untuk aku ga datang, dan Callisa ibunya Biru yang kerja jadi cleaning service disana masuk aku kira itu perempuan yang di sewa untuk aku karena dalam pengaruh alkohol aku melakukan itu aku sendiripun gak inget Ra kalau bukan Damar yang kasih tau aku. Maaf juga aku gak langsung cerita saat Damar kasih aku clue kalau kemungkinan anak aku, aku saat itu masih belum siap untuk kasih tau kamu. Dan tadi Damar kasih aku hasil tes DNAnya aku udah berniat untuk kasih tau kamu pelan-pelan tapi ternyata kamu malah tau lebih dulu. Maafin aku Ra, tapi aku mohon jangan pergi lagi ya. Kamu boleh marah sama aku tapi jangan pergi ya Biru bener-bener butuh kamu Ra, aku gak tega liat Biru nangis-nangis cari kamu Ra" ucap Gavin

"Kasih aku waktu ya Mas, bayangin kamu tidur sama perempuan lain itu benar-benar menyakitkan buat aku" ucap Arabella

"Iya Ra, aku pasti tunggu selama apapun kamu butuh waktu buat maafin aku, tapi jangan pergi lagi ya Ra, Biru butuh kamu. Kamu ibunya Ra gak ada yang lain. Cuma kamu yang pantas jadi ibunya Biru" ucap Gavin

"Ra, sayang aku boleh peluk kamu?" Tanya Gavin dengan pelan Arabella menganggukkan kepalanya. Arabella tau saat ini Gavin benar-benar butuh pelukannya.

"Aku takut Ra, jangan pergi lagi. Aku gak mau liat biru sakit, tadi biru kejang aku gak tau harus apa aku takut banget Ra" ucap Gavin sambil menangis dalam pelukan Arabella, mendengarnya Arabella ikut menangis suaminya pasti sangat panik saat itu.

"Mama~" lirih Biru pelan Arabella langsung melepaskan pelukannya pada Gavin lalu menghampiri Biru.

"Iya sayang Mama disini" ucap Arabella sambil mengusap lengan Biru.

"Hikss..hiks.. Mamaa~"

"Mama disini sayang, Mama disini" ucap Arabella menenangkan

"Mama temana? Mama no no pelgiii~"

"Maaf ya tadi Mama gak pamit sama adek, tadi Mama kerumahnya Tante Windy. Adek belum kenalan sama Tante Windy ya kenalan dulu yuk sayang sama Tante Windy"

"Ante no no ambiy Mama hikss" ucap Biru

"Tante gak akan ambil Mamanya Biru kok, maaf ya tadi Tante pinjem sebentar Mamanya" ucap Windy

"Iyya, no no ambiy-ambiy Mama biyu ante" ucap Biru

"Iya sayang, maafin Tante ya"

"Adek!! Ko kamu bisa masuk rumah sakit sih! Kak Nana tadi pulang kerumah nyari kamu tapi bibi bilang kamu dibawa kerumah sakit sama Papa sama Mami. Jangan sakit-sakit ya bocilnya kak Nana" ucap Naren yang baru saja datang.

"Iyya Tata Nana" ucap Biru

"Harus makan yang banyak sama minum obat ya biar cepet sembuh" ucap Naren

"Iya Tata Nana"

"Bagus anak pinter" ucap Naren

"Tata Nana awas, mawu Mama" ucap Biru karena Mamanya terhalang Naren.

"Kenapa sih kakak kan kangen sama kamu cil" ucap Naren

"Hikss mawu Mama~"

"Na adeknya jangan dibuat nangis dong, kan lagi sakit adeknya" ucap Rena

"Kenapa sih aku kan cuma kangen aja" ucap Naren

"Udah sini biarin Biru sama Mamanya" ucap Rena

"Mama dendong" dengan perlahan Arabella menggendong Biru.

"Udah ya sayang jangan nangis, nanti pusing loh kepalanya" ucap Arabella

"Pucing Mama. Ni lepas Mama satit" ucap Biru sambil menunjuk-nunjuk tangannya yang terpasang infus

"Jangan dilepas ya adek kan masih butuh itu supaya cepet sembuh" ucap Arabella

"Mama tiup aja ya biar gak sakit. Huuhh huuhh sakit pergi ya dari Biru jangan datang-datang lagi" ucap Arabella sambil meniup tangan Biru.

"Satit pelgi Biyu janan datan datan" ucap Biru meniru ucapan Mamanya. Arabella yang gemas langsung mencium pipi anaknya.

Gavin yang melihat pemandangan anak dan istrinya sangat bahagia, Gavin memang tidak salah menikahi istrinya yang hatinya sebaik dan seluas samudra. Semoga keluarganya akan terus bahagia kedepannya.











Akhirnya selesai bab ini 🤗 sesuai request double up untung masih sempet dan gak ketiduran 😅
See u next chapter 👋🤍

SabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang