Keluarga Sagara baru bisa datang malam hari karena kegiatan masing-masing, sekarang mereka sudah berada di kamar rawat Arabella dan Sabiru. Arabella sudah selesai diperiksa oleh dokter dan dokter bilang Arabella sudah bisa pulang besok dan tinggal menunggu luka-luka ditubuhnya mengering. Sedangkan Sabiru anak itu sekarang sedang menonton kartun pororo yang saat ini menempati posisi pertama kartun kesukaan bersama kakak Nana kesayangannya.
"Ra, bang, mbak tadi adek udah diperiksa dan benar adek terkena gangguan trauma. Dan aku udah mikirin ini untuk sementara aku mau adek berhenti sekolah kita bisa menyuruh gurunya yang datang kerumah itu jauh lebih aman menurutku kalau adek mau main sama temen-temennya mereka bisa main ke rumah oh iya ulang tahun adek juga kita undang teman-teman adek aja gak usah undang kolega bisnis dunia kita gak sebersih itu kita gak tau diantara mereka yang mana kawan dan yang mana musuh" ucap Gavin
"Abang setuju sama kamu Gav, lebih baik kita mencegah dari pada nantinya akan melukai adek lagi, ini udah cukup jadi pelajaran buat kita semua" ucap Sagara
"Papa beneran mau adek berhenti sekolah, adek seneng banget loh kalo sekolah setiap pulang sekolah dia pasti bahas kegiatan sekolahnya berkali-kali" ucap Mars yang tidak setuju jika adiknya berhenti sekolah karena dia tau sebahagia apa adiknya sekolah.
"Papa tau adek seneng banget sekolah tapi Papa gak mau adek keluar dari rumah untuk sementara ini, gak belum bisa percaya sama orang diluar sana bang. Jadi papa mau adek homeschooling mungkin dia kuliah baru dia boleh sekolah formal" ucap Gavin
"Aku setuju sama Papa, tapi kalau selama itu kasian adek Pa" ucap Jeff
"Iya Mas, bang Jeff bener kasian adek kalau selama itu" ucap Arabella menurut Arabella Sabiru berhak untuk merasakan sekolah formal seperti anak-anak pada umumnya, kalau untuk sekarang Sabiru masih kecil belajar dirumah tidak akan jadi masalah toh suaminya pasti akan mencarikan guru terbaik tapi saat sudah memasuki SD, SMP bahkan SMA anaknya harus merasakan bagaimana momen-momen itu karena itu tidak bisa diulang apalagi masa SMA dimana nanti anaknya akan merasakan rasanya jatuh cinta untuk pertama kalinya meskipun sebenarnya Arabella tidak rela inginnya anaknya terus menjadi anak kecil seperti sekarang.
"Oke untuk itu nanti kita lihat kedepannya gimana"
"Oh iya Bell, gimana keadaan kamu?" Tanya Renata
"Udah lebih baik mbak, dokter bilang besok udah bisa pulang tinggal nunggu luka-lukanya kering aja selebihnya udah baik" jawab Arabella.
"Syukurlah"
"Papaaaa" panggil Sabiru
"Iya adek"
"Biyu mawu poyoyo" ucap Biru
"Pororo apa?" Tanya Gavin yang tidak mengerti
"Poyoyo apa tata Nana?" Tanya Biru pada Naren.
"Pinguin dek"
"Pinuwin papa" ucap Biru padahal tanpa Biru bilang Gavin sudah mendengar jawaban dari Naren.
"Iya nanti Papa beli" ucap Gavin
"Aduh ini Papa kebiasaan apa-apa beli-beli nih orang anaknya tuh mau tema birthday nya Pororo bukan mau dibeliin Pinguin beneran" ucap Naren yang sedikit kesal lagian Papanya ada-ada aja mana bisa beli pinguin.
"Loh bukannya adek mau tema zoo?" Tanya Arabella karena seingatnya anaknya menginginkan tema zoo.
"Sekarang kartun kesukaannya Pororo Ma, jadinya mau pororo aja katanya" ucap Naren
"Iya Mama poyoyo ja" ucap Biru mengiyakan ucapan Naren.
"Oke nanti tema birthday adek Pororo ya sayang" ucap Arabella Biru mengangguk dengan semangat sebelum akhirnya kembali menonton bersama Naren.
~~~
Sekarang di ruangan Arabella dan Sabiru hanya tinggal bertiga bersama Gavin yang sedang mengusap-usap rambut anaknya agar tertidur setelah memastikan anaknya tertidur Gavin menghampiri istrinya.
"Makasih ya Ra, kamu udah jagain Biru saat kalian kecelakaan, aku gak tau apa biru masih bisa ada di sini atau ngga kalau kamu gak jaga dia" ucap Gavin sambil tangan kirinya membelai rambut Arabella dan tangan kanannya memegang tangan Arabella yang sesekali diberikan kecupan oleh Gavin.
"Semua ibu pasti lakuin itu sayang. Dan aku ibunya Sabiru wajar aku jaga dia sebisa aku" ucap Arabella
"Tetep aja aku sangat-sangat berterima kasih sama kamu Ra. Setelah ulang tahun adek nanti kita jalan-jalan bertiga ya" ucap Gavin
"Yakin bisa jalan-jalan bertiga? Naren pasti bakalan minta ikut. Anak itu mana mau berjauhan lama sama Biru Mas" ucap Arabella mengingat keponakannya itu memang sangat menempel pada anaknya.
"Kita berangkat pas dia lagi sekolah aja yaa, aku males kalo ada Naren Biru jadi sama dia terus"
Arabella tertawa mendengar ucapan suaminya ternyata selama ini suaminya cemburu pada Naren.
"Yaampun. Ternyata suami aku cemburuan yaa" ucap Arabella meledek Gavin.
"Aku kan ayahnya Ra wajar dong kalau aku harusnya yang lebih deket sama Biru bukan Naren" ucap Gavin yang membuat Arabella semakin tertawa.
"Jangan ketawa terus Ra, kamu ngeledekin aku banget deh" ucap Gavin. Arabella menghentikan tawanya.
"Wajar tau mas kalau adek tuh lebih deket sama Naren orang yang pertama kali adek temui dikeluarga Kitakan Naren terus kamu juga sibuk kerja sedangkan Naren pulang sekolah langsung ketemu adek main sama adek" ucap Arabella
"Apa aku gak usah kerja aja ya Ra, uang aku banyak kayanya cukup deh sampai nanti Adek lulus kuliah" ucap Gavin
"Ya cukup lebih dari cukup malah, tapi emang kamu percaya perusahaan dipegang orang lain yang bukan keluarga? Jeff belum lulus kuliah kalau udah lulus juga pasti Bang Saga yang di gantiin jadi kamu harus nunggu Mars lulus kuliah dulu Mas supaya bisa pensiun" ucap Arabella.
"Yaampun Ra lama banget keburu adek gede dan makin nempel sama Naren" ucap Gavin yang ditertawakan oleh Arabella. Tapi tawa itu tidak berhenti lama karena Biru yang tiba-tiba menangis dalam tidurnya.
"Hikss.. janannn... Janan oom.. syakit" ucap Sabiru dalam tidurnya.
Gavin langsung menghampiri anaknya. "Sayang.. adek ini Papa nak, gak akan ada yang jahatin kamu selama ada Papa" ucap Gavin sambil membelai rambut anaknya.
"Papa hikss... Papa.. oom jaat Papa.. tanan Biyu syakit Papa.. Oom jaat" ucap Biru yang masih tertidur.
"Iya sekarang om jahatnya udah gak ada adek tidur lagi yaa, Papa jagain Adek disini. Gak akan ada yang jahatin anak Papa lagi" ucap Gavin dan Sabiru mulai terlelap dengan tenang.
"Mas" ucap Arabella Gavin menghampiri istrinya "aku gak tega liat adek mimpi buruk tentang kejadian itu"
"Aku juga sayang. Makanya aku gak mau adek keluar dari rumah karena aku gak tau diluar sana bahaya apa yang akan terjadi" ucap Gavin
"Tapi kalau saat adek udah besar dan minta untuk sekolah sama temen-temen kamu izinin ya mas?!"
"Aku gak janji"
"Mas saat adek remaja nanti pasti dia mau kumpul sama temen-temennya kaya Naren Mars dan Jeff sekarang, aku mau anakku juga menikmati masa remajanya" ucap Arabella
"Aku gak tau! Kita bicarakan ini nanti saat adek udah gede" ucap Gavin.
![](https://img.wattpad.com/cover/352159559-288-k557333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabiru
FanfictionGavin Adhyaksa dan Arabella sudah menikah selama 10 tahun tapi mereka tidak bisa mendapatkan keturunan. Sampai akhirnya keduanya sepakat untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Awalnya mereka akan mengadopsi bayi tapi saat mereka datang ke panti m...