Malam semakin larut. jumlah orang yang berkunjung pun terus bertambah, membuat Dewa sadar bahwa banyak sekali orang yang merasa penat dengan kehidupan yang mereka jalani.
Ditengah obrolan ketiganya, tiba-tiba ponsel Hansen bergetar. Setelah meminta ijin, dia langsung mengangkat telpon dan berbicara pada seseorang diseberang sana.
"Oh Lo jadi mau kesini? Oke gue tunggu" ponselnya ditaruh kembali ke atas meja setelah sambungan telepon terputus
"Sorry tadi temen gue ngabarin mau kesini, kalian masalah gak kalo nanti dia gabung sama kita?" Hansen bertanya karena bagaimanapun mereka baru bertemu pertama kali.
"Enggak kok santai aja, malah lebih seru kalo banyak orang" jawab Mahes dan disetujui oleh Dewa.
Mereka melanjutkan obrolan yang sempat terhenti tadi. Ternyata Hansen sudah kenal Yudhis ketika mereka masih berada di bangku sekolah dasar. Tempat tinggal mereka pun masih satu lingkungan sehingga membuat keduanya menjadi cukup dekat meskipun jarak usia yang cukup jauh. Ah, hal ini juga akhirnya membuat Mahes dan Dewa tahu bahwa keduanya lebih muda dari Hansen.
Ketiganya masih terlihat asik berbincang, ketika tanpa sadar muncul seseorang yang langsung berdiri dihadapan Hansen. Dia tidak sadar ada 2 pria yang menatapnya dengan pandangan terkejut, bingung ingin bereaksi seperti apa.
"Tumben Lo langsung nyamperin gue tanpa ribut nelpon?" Hansen bertanya saat pria itu duduk disampingnya.
"Lo liat udah berapa kali gue nelpon" jawab pria itu acuh sambil menegak minuman yang ada dihadapannya yang kemudian ditanggapi kekehan saja oleh Hansen.
"Oh iya, gue yakin kalian pasti udah tahu dia siapa, tapi gapapa buat formalitas aja, kenalin ini Javas Arsalan, dan Javas, kenalin ini Sadewa dan Maheswara, temennya Yudhis"
"Wow, gue ga pernah nyangka bisa kenalan sama aktor besar, bahkan sampe minum bareng kaya gini"
Mahes melontarkan candaannya setelah tadi ketiganya berkenalan dengan singkat.
"Sekalian mau tanda tangan or Poto bareng? Mumpung gue lagi mood buat ladenin" Javas menanggapi dengan tawa diakhir.
Keempatnya kini melanjutkan obrolan dengan santai seolah itu bukan kali pertama mereka bertemu. Aroma alkohol dan asap nikotin menjadi saksi awal mula benang kusut yang akan terjalin. Sepasang mata yang menyorot pada seseorang yang nyatanya memiliki tujuan pandang lain. Mata lain yang terlihat memuja pada sosok yang terlihat indah ketika tertawa. Pada akhirnya, mereka terjebak pada lingkaran setan yang bahkan tak pernah ingin untuk ditarik keluar.
🐱🐥
Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
FanfictionHaiiiiiiii.......... Aku gatau cerita ini bakal ada yang baca atau enggak, but if you guys come and read my story, i would say thank you so much. Oh iya, don't expect to much cuz this is my very first story. Disini aku cuma pengen nuangin imajinasi...