15.

54 3 0
                                    

"jadi maksud dan tujuan Lo kesini buat apa?" Pertanyaan pembuka yang keluar dari mulut Yudhis membuat Javas menghentikan petikan gitar yang sedang dia pangku.

"Ya maen? Emang apalagi?" Jawabnya singkat dan kembali sibuk dengan senar gitar.

"Dan Lo pikir gue percaya? Sejak kapan seorang Javas Arsalan mau dengan suka rela ke rumah gue kalo bukan soal kerjaan?"

Benar. Selama ini Javas selalu menolak jika mereka harus berkumpul di rumah Yudhis. Tak pernah ada alasan pasti yang dia berikan, membuat baik Yudhis maupun Hansen tak ingin kepo lebih jauh.

"Lo, udah lama kenal sama mereka?"

Ada jeda sejenak ketika Javas melontarkan pertanyaan tersebut. Sementara Yudhis mengerutkan dahinya heran, mereka yang dimaksud ini siapa?

Javas berdehem dan memperbaiki posisi duduknya ketika melihat raut kebingungan dari Yudhis.

"Maksud gue, Lo udah kenal lama sama Mahes dan temen-temennya?" Ralatnya kemudian

"Loh, gue kira Lo kemaren bercanda doang sama Mahes?"

"Ya emang bercandaan doang, ini gue cuma nanya"

Yudhis terdiam sejenak memperhatikan Javas dengan ekspresi wajah tenangnya"Sejak gue masuk kuliah aja kayanya" jawabnya kemudian

Yudhis menghentikan permainan games di laptopnya ketika tak mendengar respon dari Javas.

"Mau nanyain apa tentang Dewa?" Setelah menunggu beberapa saat dan tetap tak ada respon dari temannya itu, Yudhis memutuskan untuk langsung bertanya

Javas sedikit kaget mendengar pertanyaan mengejutkan dari yang lebih muda, namun dengan cepat dia menormalkan ekspresi wajahnya, sebisa mungkin terlihat biasa saja agar tak mengundang rasa curiga.

"Kenapa jadi ke Dewa deh?"

"Jangan Lo pikir gue gak tau kalo Lo tertarik sama dia"

Percuma saja ternyata Javas berpura-pura, dia lupa bahwa pria yang saat ini berada bersamanya memiliki tingkat kepekaan sangat tinggi.

"Karena Lo udah tahu, gue langsung to the poin aja, dia beneran udah punya pacar?" Akhirnya Javas menyerah dan memilih untuk jujur.

"Harusnya yang menjadi pertanyaan Lo adalah "dia suka cowok apa enggak", karena kalo pun dia jomblo tapi kalo dia gak sama kaya kita, ya sama aja gak bisa Lo deketin"

Perkataan Yudhis benar, bisa-bisanya dia lupa memastikan hal sepenting itu. Padahal salah satu alasan dirinya sulit untuk menjalin hubungan adalah tidak adanya keberanian untuk mendekati seseorang. Lantas kenapa sekarang seolah semua ketakutan itu hilang? Apa semenarik itu Dewa dimatanya?

Melihat Javas kembali melamun membuat Yudhis sedikit tidak tega. Jujur dia kaget ketika menyadari Javas berani bertanya tentang Dewa, karena selama ini jika pria itu tertarik pada seseorang dia hanya akan memendam sendiri hingga perasannya hilang.

"Kalo Lo emang suka sama Dewa, coba deketin aja tapi gue gak jamin apapun. Oiya dia  jomblo tapi setahu gue lagi suka sama orang" jawab Yudhis akhirnya.

Javas melirik nakas disamping ketika mendengar ada pesan masuk di ponselnya. Matanya teralih pada Yudhis yang saat ini sudah mulai fokus kembali dengan games yang tadi sempat pria itu abaikan.





🐱🐥



Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang