Sadewa telah selesai mengerjakan kuisnya, itu tandanya dia bisa langsung bergegas pulang ke rumah dan kembali tidur. Sungguh kepalanya masih sangat pening. Rasanya semalam dia tidak banyak minum, tapi kenapa efeknya tetap sehebat ini?. Perlahan Dewa merapikan barangnya dan berjalan keluar kelas setelah berpamitan pada beberapa temannya yang masih berada dikelas. Saat tubuhnya baru mencapai pintu, dia dikagetkan dengan kehadiran sosok lelaki tinggi yang langsung menarik tangannya.
"Temenin gue ke kantin"
Ucap Yudhistira, lelaki yang saat ini tengah menarik paksa tangan Dewa. Lelaki yang saat ini mengenakan kaos lengan panjang berwarna hitam dengan bawahan jeans berwarna serupa, serta sepatu Air Jordan yang semakin melengkapi penampilannya. Sosoknya yang terlihat mudah dekat dengan siapapun membuat banyak wanita dengan mudah jatuh dalam pesonanya. Tidak sedikit juga beberapa dari mereka yang salah paham dan menganggap kebaikan ataupun kedekatan yang dilakukan Yudhis memiliki maksud lain. Bahkan ada yang sampai nekat menyatakan perasaan mereka namun harus berakhir dengan penolakan, dan alasan yang diberikan oleh lelaki itu selalu sama, "sorry, ada yang lagi gue perjuangin".
"Lo mau pesen apa?"
Lagi-lagi Yudhis bertanya pada Dewa yang saat ini tengah menatap datar padanya. Mendengar tak ada jawaban, pria tersebut memutuskan memesan mie ayam saja dan segera mencari kursi kosong.
"Gimana kuis Lo tadi?"
"Lo nih ga punya temen apa gimana?" Dewa balik bertanya pada adik tingkatnya yang kini tengah asik mengaduk sambal di meja mereka.
"Ck ck ck, bisa-bisanya Lo nanya kaya gitu padahal tadi banyak banget yang nyapa gue pas dijalan"
"Terus kenapa gue mulu yang Lo gangguin?"
"Justru gue perhatian makanya ngajak Lo makan soalnya tenaga Lo terkuras pas ngerjain kuis tadi kan?"
Dewa yang mendengar itu hanya memutar bola mata malas. Sudah terbiasa dengan tingkah aneh pria tersebut. Kadang dia merasa heran, bagaimana bisa para wanita di kampusnya ini menyukai orang seperti Yudhis?
Saat mereka tengah asik menunggu pesanan, tiba-tiba Dewa teringat sesuatu, "Oh iya, tadi gue ketemu sama Javas"
"Dimana?"
"Di tempat Mading yang deket taman. Dia enggak ada hubungin Lo?"
Yudhis hanya menggeleng "padahal tadi udah gue suruh buat hubungin Lo" dewa melanjutkan.
Percakapan mereka terpaksa terhenti ketika mie ayam pesanan Yudhis sudah datang. Iya hanya satu, karena tadi Dewa mengaku masih kenyang sehingga hanya memesan minum saja.
"Kok bisa bang Javas kenal Lo?"
Yudhis bertanya sambil meracik mie ayamnya. Menuangkan sambal yang membuat Dewa meringis. Sambal sebanyak itu bisa-bisa membuat perutnya melilit berhari-hari.
"Kebetulan kemaren ketemu pas di bar kak Hansen"
"Ahhhh, dia dateng juga? Gimana?"
"Apanya?"
"Bang Javas? Ganteng banget gak aslinya? Kan Lo biasa liat dia di tv doang"
"Sombong banget palingan Lo juga ketemu dia sekali dua kali doang"
"Yaudah terus gimana, ganteng ga?"
Tak ada jawaban yang diberikan. Dewa hanya terdiam dengan tangan mengaduk jus mangga yang dipesannya tadi. Pikirannya menerawang, memikirkan sosok pria jangkung yang sudah di temuinya dua kali secara tidak sengaja. Javas ya?
🐱🐥
Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
FanfictionHaiiiiiiii.......... Aku gatau cerita ini bakal ada yang baca atau enggak, but if you guys come and read my story, i would say thank you so much. Oh iya, don't expect to much cuz this is my very first story. Disini aku cuma pengen nuangin imajinasi...