Javas Arsalan, aktor serta model ternama yang saat ini berusia 24 tahun. Lelaki yang disebut-sebut mendekati sempurna dengan wajah tampan dan proporsi tubuhnya. Sikapnya yang easy going namun sangat tertutup akan kehidupan pribadinya, membuat banyak orang merasa penasaran.
Lampu didepan berubah merah, membuat mobil seketika berhenti. Chelsea, wanita yang saat ini bertugas sebagai supir, yang sebenarnya merupakan asisten pribadi Javas, menoleh ke kursi samping, memperhatikan artisnya yang sepertinya mulai terlelap.
___
7 tahun yang lalu, dia ingat pertama kali mereka bertemu di sebuah perpustakaan kampus ternama di Jakarta. Javas, seorang mahasiswa baru yang pada saat itu sudah menjadi bahan perbincangan teman seangkatan, bahkan kakak tingkatnya. Seorang pria yang katanya memiliki segala hal yang mampu dengan mudah menarik perhatian para wanita. Tampang, penampilan, bahkan latar belakang keluarga, segalanya seolah sempurna.
Perpustakaan lumayan sepi hari itu, atau mungkin memang selalu seperti itu? Entah, Chelsea tak begitu perduli. Sampai tiba-tiba seorang pria berdiri dihadapannya, menatap dengan sorot mata yang sulit sekali dibaca, tajam namun tersimpan sedikit keputusasaan didalamnya.
"Gue denger Lo ga punya pacar? Kalo jadi pacar gue mau?" Pria itu bertanya masih dengan ekspresi dan tatapan yang sama.
Chelsea mengerutkan keningnya, merasa bingung apa yang sedang dilakukan orang ini sebenarnya?
"Sorry, gue Javas mahasiswa baru jurusan psikologi" tangan Javas terulur, mencoba terlihat sopan.
"Gue tahu, cuma kenapa tiba-tiba nembak gue?" Tanyanya tanpa membalas uluran tangan pria itu.
"Lo jomblo, gue juga, so why not i guess?"
Tahu apa yang Chelsea pikirkan saat itu? Pria ini sudah gila. Mengajak orang berpacaran hanya karena alasan seperti itu? Ya sebetulnya tidak salah, tapi bukan berarti benar juga kan? Maksud Chelsea, itu bukan alasan yang kuat untuk seseorang mengajak orang lain berhubungan. Tapi percayalah bahwa Chelsea lebih gila karena dia dengan mudahnya menerima ajakan Javas
5 bulan mereka menjadi sepasang kekasih, namun seolah ada garis yang tak pernah bisa Chelsea lewati. Javas memperlakukannya dengan baik. Sangat. Namun entah kenapa, perlakuan dan perhatian yang lelaki itu berikan tak lebih hanya untuk seorang teman. Awalnya Chelsea mencoba acuh, berpikir mungkin karena usia hubungan mereka yang belum terlalu lama. Apalagi mereka tidak saling mengenal sebelumnya. Namun seiring berjalannya waktu, garis yang diciptakan oleh Javas semakin besar, membuat Chelsea merasa serba salah. Sampai akhirnya dia mencoba untuk berbicara pada Javas, menyampaikan segala resah yang selama ini dia berusaha pendam.
🐱🐥
New character unlock 🔓
Let me introduce Javas's asisten + ex, Chelsea Caroline 🙌🏻
Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
FanfictionHaiiiiiiii.......... Aku gatau cerita ini bakal ada yang baca atau enggak, but if you guys come and read my story, i would say thank you so much. Oh iya, don't expect to much cuz this is my very first story. Disini aku cuma pengen nuangin imajinasi...