Getaran ponsel dari atas nakas berhasil mengusik tidur seorang pria yang tengah bergelung dalam selimut tebalnya. Matahari sudah terlihat menyorot, menandakan bahwa kehidupan baru sudah dimulai dari beberapa jam yang lalu.
Getaran ponsel kembali terdengar, namun sepertinya Sadewa, pria yang tadi masih bergelung, tak ada niatan untuk menjawab panggilan tersebut. Namun seseorang diseberang sana juga terlihat enggan menyerah, dan untuk ketiga kalinya ponsel kembali bergetar yang kali ini berhasil membuat dia membuka selimutnya dan langsung menjawab panggilan tersebut.
"Kenapa ribut banget sih pagi-pagi?"
"Coba Lo buka mata dulu terus liat sekarang jam berapa" suara diseberang telepon terdengar lelah.
Perlahan Sadewa membuka mata dan langsung terbangun ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
"Mampus gue kesiangan" umpatnya sambil memijat kepala merasa pusing karena dipaksa bangun tiba-tiba.
"Kayanya semalem yang mabok gue, kenapa Lo yang hilang kesadaran sampe ga inget waktu gini?" Omelan Mahes yang menjadi lawan bicaranya saat ini malah membuat kepala Sadewa semakin pening.
"Yudhis tadi nelpon gue, ngadu karena telponnya ga Lo angkat. Cepet kabarin, jangan sampe itu bocah malah jadi recokin gue cuma gara-gara toleransi alkohol Lo yang rendah itu" setelah mengucapkan itu, Mahes langsung memutuskan teleponnya.
Tanpa membuang waktu, Sadewa bergegas ke kamar mandi untuk bersiap ke kampus. Sebetulnya dia sudah punya niat untuk bolos saja karena merasa masih pusing dan malas untuk pergi keluar. Tapi niatnya langsung urung ketika dia ingat bahwa hari ini ada kuis yang sangat tidak mungkin untuk dihindari.
Tidak butuh waktu lama, dia sudah siap dan langsung berangkat ke kampusnya.
___
Sebuah mobil Alphard berwarna putih melaju dengan kecepatan sedang ditengah keramaian ibu kota. Terdapat 2 pasang manusia yang terlihat sibuk dengan kegiatan mereka, membuat suasana hening tercipta. Seorang pria yang duduk di kursi penumpang terlihat nyaman dengan mata terpejam, sementara wanita disampingnya yang kebetulan bertugas menjadi seorang supir, terlihat mengetukkan jarinya pada kemudi, menikmati musik yang terputar dari radio.
"Lo yakin mau ambil tawaran ini?" Wanita tersebut mencoba membuka percakapan, tahu bahwa pria disampingnya tidak sepenuhnya terlelap.
"Kita nih udah dijalan mau kesana, kenapa juga Lo masih tanya?"
"Ya maksud gue kalo emang Lo berubah pikiran kita bisa puter balik kekantor"
"Gausah, lanjutin aja"
"Lo boleh kok jav sekali-kali nolak kalo emang kerjaan yang dikasih ga sesuai sama yang Lo mau" tak ada sautan, pria disampingnya hanya diam, entah benar terlelap atau menghindar seperti biasa.
🐱🐥
Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
FanfictionHaiiiiiiii.......... Aku gatau cerita ini bakal ada yang baca atau enggak, but if you guys come and read my story, i would say thank you so much. Oh iya, don't expect to much cuz this is my very first story. Disini aku cuma pengen nuangin imajinasi...