Sadewa tiba di kampusnya ketika jam menunjukkan pukul 11.50, masih ada waktu 40 menit untuk kuisnya hari ini. Dia memilih pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi sudah terasa lapar.
Setibanya di kantin, Dewa merasa heran karena tidak biasanya tempat itu ramai seperti ini. Biasanya kantin baru akan ramai di waktu siang ke sore hari, waktu dimana para mahasiswa menunggu untuk perkuliahan selanjutnya. Merasa perutnya sudah sangat lapar, pria yang memilih sweater rajut ungu serta rip jeans berwarna putih sebagai outfit kampusnya hari ini, memilih nasi goreng yang terlihat lumayan sepi sebagai menu sarapan sekaligus makan siangnya. Setelah mendapatkan pesanannya, pria itu langsung mencari kursi kosong yang bisa ia tempati. Matanya menangkap bagian paling pojok, tempat yang biasanya paling dia hindari karena selalu dipenuhi oleh para gadis yang suka bergosip. Dewa menghela napas, berjalan perlahan ke tempat tersebut. Mendudukkan dirinya dan berusaha mengabaikan pandangan yang menyorot padanya.
"Ini serius kan Javas bakal ke kampus kita?"
Seorang wanita dengan rambut bergelombang sebahu terdengar membuka percakapan setelah tadi mereka terdiam ketika Dewa datang.
"Gue liat di Twitter sih gitu. Emang Lo semalem ga cek Twitter?" Wanita disampingnya menanggapi
"Gue mute dia di Twitter, capek hati liat gossip nya sama cewek-cewek"
"Ya tapi wajar gak sih? Siapa juga yang bisa nolak pesona seorang Javas Arsalan? Gue juga mau anjir meskipun dijadiin yang kesekian"
Percakapan mereka terus berlanjut, namun mulai samar terdengar karena saat ini Dewa sibuk dengan pikirannya ketika satu nama terdengar olehnya.
Ya, Javas Arsalan.
Siapa yang tidak kenal dengan aktor dan model yang saat ini tengah digandrungi oleh berbagai kalangan? Tanpa mengenal usia, tanpa mengenal gender. Pesonanya seolah sulit untuk dihindari. Tubuh tegapnya, wajah tampannya, aura tegasnya, segala hal tentang Javas mampu dengan mudah membuat orang bertekuk lutut.
Suara getaran ponsel membuat Sadewa tersadar dari lamunannya. Ia segera menerima panggilan setelah melihat siapa yang menelponnya.
"Apa?" Sadewa bertanya langsung
"Lo dimana?" Suara seseorang diseberang telepon terdengar tak sabar
"Di Kantin lagi makan. Kenapa?"
"Santai banget ya Lo masih sempet makan? Coba liat sekarang udah jam berapa? Bukannya lo ada kuis jam setengah satu?"
Mata Sadewa seketika membola ketika ia lihat jam ditangannya menunjukkan pukul 12.20. Tanpa pikir panjang, dia langsung berdiri dan bergegas untuk ke kelas.
Sial, berapa lama dia melamun memikirkan seorang Javas hingga lupa waktu begini? Ingin sekali Dewa mengutuk pria itu, tapi sadar jika ini semua salahnya.
Kakinya terus melangkah dengan cepat hingga tanpa sadar dia menabrak punggung seseorang. Kesialan apalagi kali ini? Dia hanya ingin cepat sampai kelasnya, mengerjakan kuis dan pulang ke rumah untuk melanjutkan tidurnya yang terpaksa harus tertunda. Baru akan membuka mulut, Dewa dibuat terkejut ketika melihat siapa sosok yang ditabraknya tadi.
🐱🐥
Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
FanfictionHaiiiiiiii.......... Aku gatau cerita ini bakal ada yang baca atau enggak, but if you guys come and read my story, i would say thank you so much. Oh iya, don't expect to much cuz this is my very first story. Disini aku cuma pengen nuangin imajinasi...