22.

46 3 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 21.40 ketika Dewa tiba dikediamannya. Sebuah kamar kosan yang cukup luas untuknya seorang. Dia langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur, terlalu malas rasanya hanya untuk sekedar mencuci kaki ataupun wajah.

Sebuah getaran ponsel  dari atas nakas membuat Dewa terpaksa membuka mata yang tadi sempat terpejam. Dirinya bangkit untuk melihat siapa yang mengirim pesan padanya. Namun, helaan nafas terdengar ketika matanya menangkap satu notifikasi muncul pada salah satu aplikasi social media. Dengan malas Dewa membukanya, meskipun dia sudah tahu itu hanya pesan tidak jelas dari fans Javas.

Pandangannya ia sipitkan, memastikan bahwa yang dilihatnya benar. Masih belum yakin, Dewa bergegas ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan yang tertampil pada layar ponselnya tetap sama. Javas mengiriminya pesan. Dengan ragu Dewa membuka pesan tersebut, penasaran juga apa dengan apa yang pria itu kirim.

 Dengan ragu Dewa membuka pesan tersebut, penasaran juga apa dengan apa yang pria itu kirim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanya itu. Javas hanya memanggil namanya namun cukup membuat Dewa bingung haruskah ia balas atau tidak? Namun karena rasa penasaran, akhirnya Dewa memutuskan untuk membalas saja pesan pria itu, toh sudah terlajur dibaca juga kan?

 Javas hanya memanggil namanya namun cukup membuat Dewa bingung haruskah ia balas atau tidak? Namun karena rasa penasaran, akhirnya Dewa memutuskan untuk membalas saja pesan pria itu, toh sudah terlajur dibaca juga kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dewa terdiam ketika membaca pesan terakhir yang dikirim oleh Javas. Mengingat kembali hujatan-hujatan yang diberikan padanya. Jujur dia tadi sempat merasa takut menghadapi fans Javas, namun setelah mendengar ucapan dari Mahes membuatnya sedikit lupa.

Salah satu alasan kenapa Dewa tidak pernah bisa menerima Haidar untuk menjadi kekasihnya adalah selain karena sifat pria itu juga karena Haidar merupakan salah satu mahasiswa yang memiliki banyak penggemar bukan hanya di kampus mereka tetapi juga diluar. Pernah waktu itu orang-orang memintanya untuk menjauhi Yudhis juga Haidar hanya karena mereka beranggapan bahwa Dewa akan membuat dua pria itu menjadi sepertinya.

Ponselnya kembali bergetar, membuat Dewa tersadar dari lamunannya. Matanya menangkap pesan baru yang dikirim Javas.
Setelah mengirim balasan pada Javas, Dewa memilih mematikan ponselnya dan kembali memejamkan mata. Sepertinya besok dia akan membolos saja karena belum siap untuk bertemu dengan Haidar ataupun orang-orang di kampusnya.

___


“Lo Mahes kan? Temennya dewa?” Haidar bertanya pada orang yang saat ini tengah berdiri dihadapannya.

Mahes mengangguk. Matanya menatap lurus pada pria yang saat ini tengah mengenakan kemeja flannel hitam dengan dalaman kaos berwarna putih dan jeans senada dengan atasan kemejanya. Mahes akui pria ini memang tampan hingga tak heran banyak wanita yang mengantri untuk menjadi pasangannya.

“Kenapa?” Haidar bertanya, merasa risi dengan tatapan yang diberikan oleh Mahes.

“Gue ada perlu sama lo” akhirnya setelah terdiam cukup lama, Haidar bisa mendengar suara pria ini.

“that’s why you’re looking for me right? Mau ngobrol di dalem aja biar lebih nyaman?” tawarnya kemudian.

“Disini aja karena gue gak mau lama-lama”

“Oke?”

“Gue mau minta tolong sama lo buat jauhin Dewa”

Ucapan Mahes membuat Haidar mengkerutkan keningnya, merasa heran dengan apa yang baru saja dia dengar. Menjauhi dewa katanya? Yang benar saja.

“Kenapa gue harus?”

“Bukannya Dewa udah kasih tahu kalo dia gak bisa terima perasaan lo?”

“Dan itu bukan alesan supaya gue jauhin dia kan?”

“Alesan itu udah cukup buat lo jauhin dia Haidar. Lagian apa selama ini lo gak sadar kalo semua kelakuan dan sifat lo Cuma bisa nyakitin temen gue?” Emosi yang sedari tadi Mahes tahan akhirnya tumpah saat melihat betapa santainya pria dihadapannya ini.

“Lo tahu, bahkan Dewa sendiri gak punya hak nyuruh gue buat jauhi dia”

“Lo sakit jiwa tahu gak”

Haidar menyeringai mendengar ucapan dari Mahes. Langkahnya dibawa mendekat pada pria itu menyisakan sedikit jarak antara mereka. Tangan Haidar perlahan terangkat, memberikan usapan halus pada wajah Mahes, sementara matanya menyorot tajam menyelami sang lawan bicara yang kini tengah mengepalkan tangan agar tidak terlihat gemetar.

“Denger”

Jarak mereka yang begitu dekat membuat Mahes bergidik ketika mendengar suara berat Haidar didepan wajahnya.

“Gue gila kaya gini karena temen lo, jadi gimana pun caranya gue bakal pastiin dia jadi milik gue.”

Setelah mengucapkan itu, Haidar pergi meninggalkan Mahes yang masih berusaha untuk menetralkan degup jantungnya.



🐱🐥



Ada kesalahan emang yang bagian chat Dewa sama Javas, tapi aku malas untuk mengedit chat mereka jadi aku taro kaya gitu aja.

Maapkeun gaesssss



Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang