CW// ada beberapa kata yang mengandung unsur homophobia yaaaa 🙏🏻
---
Suara kicau burung terdengar, menemani mentari pagi menyambut hari. Beberapa orang sudah terlihat melakukan kegiatan mereka, termasuk lelaki jangkung dengan setelan kaus tanpa lengan dan celana training yang saat ini tengah mendudukkan dirinya dibangku taman dengan botol minum ditangan. Ponsel Javas berbunyi, menampilkan nama Chelsea pada layar ponsel.
“Gue masih di taman. Oke sebentar lagi gue siap-siap”
Setelah mengucapkan itu Javas beranjak dari tempatnya untuk pulang ke rumah.
Tadi Chelsea menghubunginya untuk mengingatkan tentang jadwalnya hari ini. Lelaki itu tidak lupa mengenakan masker dan topi agar tidak banyak orang yang menyadari keberadaannya. Javas tahu betul bahwa kehidupan seperti ini merupakan resiko yang harus dijalaninya sebagai seorang selebriti, meskipun Terkadang Javas merasa muak dengan semua sorot kamera yang selalu tertuju padanya.
Setelah sampai dirumah, Javas langsung bersiap dan menunggu Chelsea karena tadi perempuan itu melarang Javas untuk pergi sendiri. Selama menunggu, Javas membuka social medianya, mencari satu nama yang selama ini memenuhi isi kepala.
@Sadewaalrc
Satu nama yang berhasil membuat Javas menarik sudut bibirnya. Jarinya menekan satu photo yang sepertinya baru di post oleh Dewa. “lucu” hanya itu yang mampu Javas ucapkan sebagai komentar.
Suara bel terdengar membuat Javas beranjak keluar hingga tanpa sadar jarinya menekan tombol hati pada photo yang masih terpampang pada layar ponselnya.
___
@Javas_ars liked your post
Dewa tersedak kopi yang tengah diminumnya ketika ia melihat sebuah notifikais muncul pada layar ponselnya. “lagi?” batinnya.
Jujur saja, Ketika Javas mengikuti akun Instagram nya, Dewa merasa khawatir dengan nasibnya. Bukannya lebay, tapi dia tahu bagaimana fanatiknya fans lelaki itu, bahkan pasalnya setiap perempuan yang diisukan dekat dengan Javas akan mereka hujat habis-habisan. Ketika matanya masih focus pada ponsel, tiba-tiba seseorang duduk di kursi kosong di depan Dewa.
“Hai” ucap Haidar, lelaki yang mengisi kursi kosong tersebut menyapa dengan senyum manis diwajahnya.
Melihat orang yang duduk didepannya membuat Dewa tersedak. Lagi. Mengapa hari ini orang-orang hobi sekali membuatnya terkejut sih?
“Hai” Berusaha menyembunyikan keterkejutannya, Dewa berusaha membalas sapaan Haidar dengan senyum juga.
“Tumben sendirian? Yudhis kemana?”
“Lagi kelas katanya”
Haidar mengangguk mendengar jawaban Dewa. Dia mengurungkan niatnya untuk bertanya kembali ketika pesanannya sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
FanfictionHaiiiiiiii.......... Aku gatau cerita ini bakal ada yang baca atau enggak, but if you guys come and read my story, i would say thank you so much. Oh iya, don't expect to much cuz this is my very first story. Disini aku cuma pengen nuangin imajinasi...