Sebelumnya aku mau bilang makasih banget buat yang udah mau luangin waktunya baca cerita ini. Aku usahain buat update cepet karena sebenernya kerangka cerita ini udah ada di draft aku dari lama cuma emang dari kemaren belom sempet buat di publish.
So guyssss tolong di bantu vote dan comment nya ya biar aku lebih semangat lagi.......
❣️❣️❣️
Cuaca hari ini terbilang cukup bagus. Angin sepoi yang membuat sinar matahari terasa tak terlalu membakar kulit. Terlihat seorang pria berkulit seputih susu tengah berjalan di lorong rumah sakit menuju ke arah smoking area. Sesekali terdengar sepenggal lirik yang menemani langkah riangnya, terkadang juga dia harus berhenti untuk menyapa beberapa rekan sesama dokter ataupun perawat. Saat tiba di tempat yang biasanya hanya terdapat aroma nikotin itu, Mahes menangkap sosok yang tak asing dimatanya. Seorang pria tengah berdiri dengan sebatang rokok yang diapit jari. Menghirup asap dalam, dan lalu menghembuskan lewat hidungnya. Dengan perasaan agak ragu, dia mendekat berharap dugaannya tepat dan tidak membuatnya malu.
"Ka Hansen?" Sapanya tak yakin
Lelaki yang dipanggil Hansen menoleh dan terkejut ketika melihat sosok Mahes dengan jas dokter yang dikenakan.
"Ah bener ternyata, aku tadi sempet takut salah orang" lanjutnya.
“Kaka lagi ngapain disini? Ah maksudku siapa yang sakit?”
“Kebetulan lagi nganter mama check up” Hansen menanggapi setelah mematikan rokoknya, takut Mahes merasa terganggu dengan asap. “kamu dokter disini?” lanjutnya kemudian.
Mahes hanya memberikan sebuah ringisan sebagai tanggapan.
“wow you look so cool with this snelli”
"I know"
Keduanya tertawa menanggapi candaan yang dilontarkan Mahes.
Kemudian pria yang tengah menggunakan jas dokternya itu mengeluarkan sebungkus rokok dan mengambil sebatang untuk ia hisap. Tangannya meraba pada kantung celana berusaha menemukan sebuah korek yang rasanya tadi dia bawa. Saat masih sibuk mencari, tiba-tiba sebuah tangan terulur dihapannya, menyodorkan sebuah korek yang sudah menyala.
"Thanks kak" ucap Mahes setelah berhasil menyulut rokoknya.
"I'm so Amazed, i thought a doctor didn't smoke"
"That's why you threw away your cigarette?"
Hansen mengangguk untuk menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Mahes. Tangannya kembali menyalakan sebatang rokok dan menghirupnya dalam. Merasakan aroma nikotin melalui rongga hidungnya, mencari tenang sesaat. Matanya melirik, menatap sosok disampingnya yang tengah melakukan hal yang sama.
"Apa yang bikin kamu berpikir kalo aku gak ngerokok? Selain fakta bahwa aku seorang dokter?" Pertanyaan Mahes menyadarkan Hansen dari lamunan sesaatnya.
"Emmmm maybe your face?"
Mahes mengangkat alis mendengar ada nada tak yakin dari jawaban yang dilontarkan oleh pria disebelahnya.
"I mean, muka kamu tuh muka muka orang yang hidupnya lurus dan sehat, yang kayanya hidup kamu penuh dengan kebaikan dan keindahan? Ya semacam itu lah hahaha"
Ada tawa canggung diakhir kalimatnya berharap Mahes tidak salah paham dengan jawaban yang dia berikan. Namun melihat tidak adanya tanggapan dari sang lawan bicara, membuat Hansen semakin gugup apakah perkataannya tadi sudah sangat melewati batas? Baru akan membuka mulut kembali, tiba-tiba ponsel disaku celananya bergetar yang ternyata telepon dari sang ibu.
"Kayanya aku harus duluan soalnya mamaku udah beres sama urusannya"
"Sure"
Ada ragu yang terbesit dalam benak Hansen ketika mendengar jawaban singkat dari Mahes. Apakah dia harus menjelaskan maksud ucapannya tadi sebelum beranjak pergi? Karena sungguh Hansen takut Mahes salah paham. Tapi sepertinya waktunya memang tidak tepat karena lagi-lagi ponsel dalam sakunya bergetar dan tanpa harus dilihat pun dia tahu bahwa yang tengah berusaha menghubunginya adalah sang mama.
Mau tak mau Hansen beranjak. Namun baru beberapa langkah, suara Mahes membuatnya berhenti.
"Thank you for the warm word, but I'm not as good as you think kak"
Baru akan membalikkan badannya, Hansen mendengar langkah kaki yang perlahan menjauh meninggalkan tempat mereka tadi. Dengan perasaan yang rumit lelaki berusia 25 tahun itu beranjak dari tempatnya berdiri.
🐱🐥
Very welcome untuk kritik dan saran
Thank you 🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
FanfictionHaiiiiiiii.......... Aku gatau cerita ini bakal ada yang baca atau enggak, but if you guys come and read my story, i would say thank you so much. Oh iya, don't expect to much cuz this is my very first story. Disini aku cuma pengen nuangin imajinasi...