1. Rainkara

1.9K 172 11
                                    

"Papaa" seorang anak kecil berlari dari arah pintu utama menghampiri ayahnya yang sedang duduk di sofa, dengan lincah ia naik ke pangkuan sang ayah.

"Salam dulu kalo baru dateng" tegur sang ayah.

"Ok, assalamualaikum" ucapnya sambil menyalimi tangan sang ayah.

"Waalaikumsalam sayang" sahut ayahnya sambil membenarkan tubuh mungil itu yang duduk di pangkuannya.

"Papa papa, coba tebak tadi aku ketemu siapa" ucapnya antusias.

"Siapa?" Gerakan sang ayah yang sedang melepaskan sepatu anaknya jadi terhenti. Ia mengerutkan keningnya bingung.

"Tadi aku ketemu tante cantik" ucapnya.

"Lagi? Emang siapa sih dek? Papa jadi penasaran deh" sahut sang ayah. Memang beberapa kali anaknya selalu bercerita kalau bertemu dengan seseorang yang dia panggil 'tante cantik'. Tapi entah siapa itu ia juga tidak mengetahuinya.

"Siapa mbak?" Tanyanya pada pengasuh sang anak.

"Kurang tau pak, tapi saya tanya sama gurunya Rain emang beberapa kali ada perempuan yang kalo istirahat nungguin Rain di depan sekolah" ucap pengasuhnya.

"Iya pa, tadi tante temenin adek lagi" ucap anak kecil yang bernama Rain itu.

Sang ayah hanya menghela nafasnya, ia takut sekali setiap kali anaknya bercerita seperti itu, ia takut orang itu ingin berniat jahat pada Rain dan menculiknya. Pasalnya sudah sangat sering Rain menceritakan hal itu berulang-ulang. Tentang dia yang hampir setiap hari di temani oleh 'tante cantik'.

"Kenapa anaknya Ran?" Tanya seorang wanita paruh baya menghampiri mereka.

"Kaya biasa Bun, Rain bilang dia ketemu sama Tante cantik lagi"

"Iya dek?" Tanyanya mengusap pipi cucunya.

"Iya Oma. Tante kasih adek ciki banyak" ucapnya melebarkan tangannya.

"Adek dengerin papa ya? Nanti besok besok gaboleh terima jajanan dari orang yang ga dikenal ya nak? Gimana kalo nanti itu penculik terus adek diculik?"

"Tapi Tante baik pa, Tante kasih Rain susu sama coklat kesukaan Rain"

"Iya sayang, tapi tetep aja harus hati-hati, kita kan gatau orang itu niatnya baik atau engga sama adek"

"Udah udah, mendingan sekarang Rain ganti baju terus makan sama mba ya, baru abis itu tidur" seru wanita paruh baya yang sedari tadi hanya mendengarkan ayah dan anak itu.

Anak kecil bernama Rain itu menurut, ia turun dari pangkuan ayahnya dan berlari menuju kamarnya diikuti oleh pengasuhnya.

"Aku mulai khawatir sekarang Bun..." Ucap laki-laki itu menghela nafasnya panjang.

"Jangan dipikirin, Rain pasti bakal baik-baik aja" ucap wanita yang di panggil 'bun', bundanya.

Rainkara Devan Gentala

Anak laki-laki yang sekarang sudah berusia 4 tahun itu adalah anak dari seorang Aditya Devaran, wartawan terkenal pada masanya.
Rain tumbuh menjadi anak yang cerdas, tampan, dan juga lucu. Kecerdasan dan ketampanannya tentu menurun dari orang tuanya.

Rain tumbuh dengan baik di lingkungannya, dan sekarang anak itu sedang bersekolah di taman kanak-kanak. Aran memang sengaja menyekolahkannya di usia sedini itu untuk melatih agar anaknya terbiasa di tengah orang banyak.

Berbicara tentang Aran, banyak yang berubah pada dirinya selama kurang lebih 5 tahun belakangan. Ia sudah tidak lagi bekerja sebagai wartawan, melainkan sebagai seorang pebisnis.

Memiliki cafe yang ia rintis sendiri mulai dari 0, sampai akhirnya ia mampu memiliki usaha sendiri. Itu semua berkat dukungan bunda dan anaknya. Semua yang ia usahakan tentu untuk keluarganya, terutama untuk Rain.

Kehidupannya sudah banyak yang berubah, terutama dari segi ekonomi yang sudah lebih dari cukup dari kehidupannya yang dulu. Keinginan dan tekadnya yang kuat lah yang membuat dirinya bisa sukses seperti sekarang.

Tak hanya dari segi finansial, bahkan dari dirinya pun juga banyak yang berubah. Terutama dari perawakannya yang sedikit kurus, itu karena selama 5 tahun ini Aran gila kerja sampai ia melupakan dirinya sendiri.

Banyak alasan yang membuatnya seperti sekarang, dari sikapnya yang menjadi lebih dingin dan tertutup.

5 tahun yang lalu, kehidupan Aran berubah total saat seseorang yang ia cintai meninggalkannya. Hari harinya ia lalui dengan berat. Hidup menjadi orang tua tunggal dan mengurus anaknya sendirian. Meski ada pengasuh dan bundanya juga yang membantunya.

Saat itu adalah saat dimana Aran benar-benar jatuh sejatuh jatuhnya. Ditinggalkan begitu saja membuatnya hampir menyerah, ditambah lagi dengan banyaknya masalah yang kian berdatangan. Aran juga sempat terlilit hutang karena setelah wanita itu meninggalkannya, ia harus berhenti bekerja demi mengurus sang anak yang masih bayi.

Saat itu ia benar-benar tidak mempunyai pekerjaan. Demi kebutuhannya sehari-hari ia sampai harus menjual motor peninggalan ayahnya. Motor kesayangannya.

Uang dari hasil penjualan motor itu tetap tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, sampai ia juga harus menggadaikan rumah mereka. Hutang dimana-mana, dan ia sudah tak mampu lagi menutupi semua itu. Sampai pada akhirnya ia hampir saja di usir karena tak mampu melunasi hutangnya.

Beruntungnya ada seseorang yang sangat baik menolongnya. Seseorang yang hatinya pernah ia sakiti dulu, dengan kebaikan hatinya ia mau membantu keluarga Aran dan meminjamkan uang demi mempertahankan rumahnya.

Kalian masih ingat dengan Anin dulu? Dia lah orangnya. Anin dengan segala kerendahan hatinya mau membantu Aran meski di masa lalu Aran pernah menyakiti wanita itu.

Anin datang bagaikan malaikat penolong untuk Aran dan anaknya, dia yang berbaik hati mengulurkan tangan padanya.

Anin adalah seseorang yang berhati besar. Ia memaafkan segala kesalahan Aran di masa lalu, dan masih peduli padanya. Meski dulu sempat membenci, tapi itu hanya di mulut, lain dengan hatinya. Hatinya jauh lebih menyayangi Aran dari kata benci itu sendiri.

Singkat cerita, keadaan ekonomi Aran mulai membaik. Itu pun juga karena dorongan dari orang orang sekitarnya yang membantunya untuk kembali bangkit. Cafe yang Aran miliki itu sudah memiliki cabang dimana-mana. Tentunya dengan Anin juga yang selalu memberikan support untuk Aran, memberinya suntikan semangat untuk laki-laki yang pernah ia cintai itu. Sampai akhirnya Aran bisa sesukses sekarang.

Semua tak luput dari peran Anin yang amat berjasa di hidupnya. Hubungan keduanya pun juga sudah membaik. Anin dengan tulus memaafkan Aran dan tetap menemaninya sampai sekarang.








Tbc~

Lanjut ga?

Semuanya akan terjawab di next part. Males bikin flashback jdinya mengikuti alur aja ya heheh

Rasa 2; Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang