Terhitung sudah seminggu Chika tinggal bersama keluarga Aran. Meski sudah berhasil masuk kembali ke keluarga itu, ia tetap memiliki sekat yang masih sangat kokoh dengan orang-orangnya. Terutama dengan Aran.
Chika memang tidak berharap banyak untuk bisa kembali dengan lelaki itu, tapi kalaupun masih bisa dan punya kesempatan satu kali lagi, ia akan sangat bersyukur dan berjanji akan memperbaiki segalanya.
Chika menjalani hari harinya seperti biasa, bekerja dan pulang. Tapi sekarang ada rutinitas lain ketika pagi datang. Yaitu membangunkan Rain, menyiapkan bajunya dan membuatkan bekal. Itu sangat amat menyenangkan bagi Chika. Juga sarapan bersama dengan Aran.
Tentang Aran, lelaki itu masih dingin kepadanya dan masih memiliki sisi keras hatinya.
Beberapa kali Chika berusaha untuk mendekati dan berbicara dengannya, tapi Aran selalu menghindar. Tapi Chika tak akan menyerah sampai di sana, ia akan terus berusaha untuk mendapatkan kembali hati Aran.
Seperti hari ini, setelah selesai bersiap dan sarapan, Aran, Rain dan Chika segera menuju mobil untuk mengantar Rain. Sudah seminggu ini juga Chika selalu memiliki kesempatan mengantar Rain ke sekolah. Keberuntungan mungkin memang selalu berpihak padanya karna Rain juga selalu ingin dekat dengannya dan di antar ke sekolah olehnya. Dengan begitu otomatis Aran juga akan selalu dekat dengannya. Ah, Chika sangat beruntung memiliki anak kecil sepintar Rain.
"Bu Shani, saya lihat kok sekarang ada perempuan ya yang tinggal sama Bu Shani? Sodara Bu Shani ya?" Tanya ibu-ibu yang sedang membeli sayur.
"Ih kamu teh kepo pisan" sahut ibu ibu lain.
"Saya kan nanya aja, lagian kemaren saya lihat dia cantik kok, 11 12 kaya Bu Shani, saya pikir anaknya tapi setahu saya Bu Shani cuma punya satu anak yaitu mas duda"
"Mas duda teh saha?"
"Mas Aran"
Shani hanya tersenyum menanggapi, ia tak berniat menjawab pertanyaan itu karna takut akan merembet ke hal lain nantinya.
"Mas duda, itu ceweknya pacar mas duda ya?" Gerakan Aran yang ingin membuka pintu mobil jadi terhenti karena pertanyaan ibu-ibu yang berada di depan rumahnya.
Aran tak menjawab ia justru melirik ke arah Chika yang terkejut mendengar pertanyaan itu.
"Ai kamu teh kepo pisan atuh!" Ibu ibu lain menyenggol lengan temannya yang sangat kepo itu.
"Neng geulis siapa namanya?"
"Chika Bu, nama saya Chika" jawab Chika tersenyum.
"Namanya cantik kaya orangnya"
Chika tersipu malu membuat Aran yang melihat itu merasa tidak nyaman. Chika terlalu PD menurutnya.
"Neng Chika pacarnya mas duda ya? Cocok sama mas duda, cantik dan ganteng"
"Loh mas Aran sudah punya pacar? Padahal saya mau jodohkan dengan anak saya yang juga janda anak 1" ibu ibu lain tiba-tiba datang dan masuk ke dalam obrolan.
Chika menatap tak suka dengan ibu ibu yang nyelenong tau tau mau menjodohkan anak jandanya itu dengan Aran. Apa apaan ibu itu! dasar ibu ibu netijen suka main jodoh jodohan.
"Istrinya Bu, saya istrinya. Sekarang dia udah ga duda lagi kok" jawab Chika dengan lantang. Enak saja ibu ibu itu ingin menikahkan anaknya yang janda dengan Aran. Tidak akan Chika biarkan!.
Aran membelalakkan matanya tak percaya mendengar ucapan Chika, ia mendelik pada wanita itu sedangkan Chika hanya menunjukkan senyuman menyebalkannya.
"Mama ayooo!" Panggil Rain yang sudah duduk manis di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa 2; Hujan
القصة القصيرةHidup tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai keinginan. Apalagi kehidupan setelah pernikahan, banyak hal yang telah dilalui oleh pasangan pasangan yang baru saja menikah. Salah satunya adalah perbedaan pendapat dan pemikiran yang tidak sejala...